Cegah Klaster Pariwisata, Kapanewon Cangkringan Akan RDT Pelaku Wisata

Targetkan tes cepat 120 pelaku wisata

Sleman, IDN Times - Untuk mencegah munculnya klaster pariwisata, Kapanewon Cangkringan akan mengadakan rapid test massal terhadap pelaku wisata.

Panewu Cangkringan, Suparmono menjelaskan, rapid test sendiri direncanakan akan dilakukan pada Kamis (17/9/2020) mendatang di Balai Kalurahan Kepuharjo.

Baca Juga: 1.227 Orang Langgar Protokol Kesehatan di Tugu dan Malioboro   

1. Sekitar 120 pelaku wisata akan jalani rapid test

Cegah Klaster Pariwisata, Kapanewon Cangkringan Akan RDT Pelaku WisataIlustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Suparmono menjelaskan, nantinya rapid test akan menyasar setidaknya 120 pelaku wisata. Baik penjaga wisata, penjaga warung kopi maupun pekerja lain yang banyak bersinggungan dengan wisatawan.

"Pokoknya penjaga-penjaga yang biasanya sering kontak dengan warga kita rapid test Kamis. Sekitar 120'an, sedang kita koordinasikan dengan Puskesmas," ungkapnya pada Jumat (11/9/2020).

2. Menjaga agar tidak ada klaster di tempat wisata

Cegah Klaster Pariwisata, Kapanewon Cangkringan Akan RDT Pelaku Wisataunsplash.com/United Nations COVID-19 Response

Menurut Suparmono, rapid test bagi pelaku wisata sendiri bertujuan untuk menjaga agar jangan sampai ada klaster baru di tempat wisata. Dia menjelaskan, saat ini beberapa tempat wisata di Cangkringan sudah mulai di uji coba secara terbatas.

"Untuk rapid test itu merupakan skrining awal. Kalau ada yang reaktif kemudian bisa langsung ditangani, kan kecepatan itu penting," terangnya.

3. Sebelumnya ratusan penambangan juga sudah jalani rapid test

Cegah Klaster Pariwisata, Kapanewon Cangkringan Akan RDT Pelaku WisataSuasana penambangan pasir di lereng Gunung Merapi pasca dua tahun erupsi 2010. IDN Times/Pito Agustin Rudiana

Suparmono mengungkapkan, sebelumnya Kapanewon Cangkringan juga sudah melakukan rapid test massal kepada penambang. Dari total 140-an penambang yang menjalani tes cepat, diketahui ada 1 yang reaktif. Satu orang tersebut lantas langsung dilakukan uji swab untuk memastikan apakah yang bersangkutan terpapar COVID-19.

"Jadi kemarin itu kayak yang tambang ada satu yang reaktif, dari total 140 sekian. Kemudian besoknya langsung kita swab di puskesmas. Kalau nanti hasilnya negatif ya selesai. Tapi kalau positif ada penanganan yang lain, semisal isolasi mandiri bagi keluarga dan sebagainya. Untuk hasilnya swab belum keluar," paparnya.

Baca Juga: GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya