#BuruhGendongPerempuan, Aksi Berbagi Nasi Kotak untuk Kelompok Rentan

Aksi warga bantu warga ini diinisiasi sejak Oktober 2020

Sleman, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang terjadi sejak lebih dari setahun yang lalu, membuat para relawan yang tergabung dalam Gerakan Dapur Umum #BuruhGendongPerempuan di Yogyakarta terus bergerak.

Gerakan yang diinisiasi sejak Oktober 2020 lalu ini telah memberikan ratusan paket makanan gratis kepada para buruh gendong perempuan secara rutin setiap harinya.

Baca Juga: Dukuh di Bantul Berikan Jadup bagi  Isoman sejak Awal Pandemik

1. Fokuskan donasi ke kelompok rentan tertentu

#BuruhGendongPerempuan, Aksi Berbagi Nasi Kotak untuk Kelompok RentanGerakan dapur umum #BuruhGendongPerempuan. (dok. Istimewa)

Berkah Gamulya, Insiator sekaligus Co-Koordinator dapur umum #BuruhGendongPerempuan, mengungkapkan gerakan ini fokus untuk memberikan donasi berupa nasi kotak kepada buruh gendong perempuan, dan juga di kondisi tertentu, turut memberikan donasi nasi kotak kepada kelompok rentan lainnya.

"Di bulan Oktober (2020) kami bikin lagi dapur umum, tapi kali ini pengin fokus di satu kelompok rentan tertentu, karena kami ingin mencapai juga tujuan yang lebih. Tidak hanya memberi nasi kotak, tapi juga membantu dari sisi psikologis paling tidak," ungkapnya kepada IDN Times, Rabu (21/7/2021).

2. Buruh Gendong sangat terdampak saat pandemik COVID-19

#BuruhGendongPerempuan, Aksi Berbagi Nasi Kotak untuk Kelompok RentanGerakan dapur umum #BuruhGendongPerempuan. (dok. Istimewa)

Mulya menuturkan, alasan dipilihnya buruh gendong perempuan sebagai sasaran donasi lantaran, buruh gendong perempuan menjadi salah satu kelompok rentan yang terdampak COVID-19. Di mana dengan sepinya pasar, membuat jasa buruh gendong juga sangat sepi.

Saat ini kurang lebih ada sebanyak 274 buruh gendong perempuan yang menjadi sasaran donasi. Para buruh gendong tersebut tersebar di 4 pasar besar di DI Yogyakarta, yakni Pasar Beringharjo, Gamping, Giwangan serta Kranggan.

"Pandemik pasar sepi, nah mereka yang menjual jasa gendong otomatis juga sepi. terutama yang di Beringharjo, karena sangat tergantung wisatawan," katanya.

3. Berikan nasi kotak hampir setiap hari

#BuruhGendongPerempuan, Aksi Berbagi Nasi Kotak untuk Kelompok RentanGerakan dapur umum #BuruhGendongPerempuan. (dok. Istimewa)

Menurut Mulya, pemberian nasi kotak ini dilakukan setiap Senin-Jumat pada siang hari. Di mana ada kurang lebih ada 150 relawan yang terdaftar yang secara bergantian memasak sedari pagi pukul 07.30 WIB hingga siang hari di sekitar Sorowajan, Banguntapan, Bantul.

Menurut Mulya, setelah selesai dimasak, nasi kotak yang telah disiapkan langsung didrop maksimal pukul 12.00 WIB ke satu pos yang telah disepakati. Kemudian, dari pengurus paguyuban buruh gendong yang akan membagi secara rutin dengan nama-nama yang telah terdaftar untuk menghindari kerumunan.

"Kami ingin target yang lebih spesifik, agar orang yang sama orang dapat terus setiap hari. Paling tidak kalau kita selama Senin-Jumat menyiapkan makan siang setiap hari," katanya.

4. Saat PPKM Darurat, juga sasar sejumlah kelompok

#BuruhGendongPerempuan, Aksi Berbagi Nasi Kotak untuk Kelompok RentanGerakan dapur umum #BuruhGendongPerempuan. (dok. Istimewa)

Mulya menjelaskan, saat penerapan PPKM Darurat, sekitar 2 minggu yang lalu pihaknya juga mulai menyasar kelompok rentan lain. Seperti aktivis isolasi mandiri, tenaga kesehatan dan petugas penunggu pasien COVID-19 di RSUP Dr. Sardjito.

Untuk tenaga kesehatan dan petugas penunggu pasien COVID-19 di Sardjito sendiri setiap malam hari setidaknya diberikan sebanyak 100 donasi nasi kotak.

"Saat PPKM Darurat ini, kami memasak sebanyak 2 kali. Pagi untuk buruh gendong dan siang untuk tenaga kesehatan di Sardjito," jelasnya.

5. Berusaha mengelola donasi dan relawan sebaik mungkin

#BuruhGendongPerempuan, Aksi Berbagi Nasi Kotak untuk Kelompok RentanGerakan dapur umum #BuruhGendongPerempuan. (dok. Istimewa)

Mulya mengakui, gerakan seperti ini sangatlah bergantung pada donasi dan juga keberadaan relawan. Pihaknya pun berusaha untuk memanajemen sebaik mungkin, baik donasi maupun relawan agar gerakan ini tetap terjaga. Menurutnya, sejauh ini, pihaknya tidak menemui kendala yang berarti, baik berupa donasi maupun keberadaan relawan.

"Kami bersyukur tidak ada kendala yang berarti. Untuk donasi sendiri pasti dalam sebulan ada yang meningkat dan menurun, tapi kas tidak pernah kosong. Jadi kalau donasi menurun, menunya saja yang kami sesuaikan. Relawan juga luar biasa, kalau yang lama tidak bisa ikut, sibuk skripsi atau kerja, relawan baru datang, jadi banyak sekali," paparnya.

Baca Juga: Lurah di Bantul Terjun Langsung Lakukan Pemulasaran Jenazah COVID-19

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya