BPPTKG: Masyarakat di Luar Daerah Bahaya Merapi Boleh Kembali ke Rumah

BPPTKG perbarui rekomendasi

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperbaharui rekomendasi terkait aktivitas Gunung Merapi saat ini.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengungkapkan, saat ini daerah potensi bahaya meliputi sektor Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dengan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 km dari puncak.

"Secara implisit rekomendasi bahaya yang kami sampaikan itu mengandung konsekuensi bahwa masyarakat yang tinggal di luar daerah bahaya yang kami sebutkan tadi bisa kembali ke rumah. Namun demikian perlu kita tegaskan, ini kita ambil kesempatan terbaik yang diberikan Merapi, tapi kita harus menyesuaikan perkembangan situasi Merapi jika itu terjadi," katanya pada Sabtu (16/1/2021).

Baca Juga: Dini Hari, Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Km

1. Aktivitas penambangan masih harus dihentikan

BPPTKG: Masyarakat di Luar Daerah Bahaya Merapi Boleh Kembali ke RumahIlustrasi penambangan. IDN Times/Wayan Antara

Agus menjelaskan, jika dilihat per 15 Januari 2020, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif (40 persen). Potensi erupsi eksplosif dan kubah-dalam menurun signifikan. Meskipun telah ada pembaharuan rekomendasi, Agus menyebutkan jika untuk aktivitas pariwisata dan pertambangan yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III masih diminta untuk dihentikan.

"Pemerintah daerah untuk menindaklanjuti dari daerah bahaya ini. Kemudian rekomendasi yang lain, penambangan dan pariwisata yang lain di KRB III untuk direkomendasikan dihentikan," paparnya.

2. Awan panas yang terjadi diperkirakan tidak akan terlalu besar

BPPTKG: Masyarakat di Luar Daerah Bahaya Merapi Boleh Kembali ke RumahDok: BPPTKG

Agus menyampaikan, hingga saat ini volume kubah lava Gunung Merapi sebanyak 47 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 8 ribu meter kubik per hari. Jika dilihat, jumlah tersebut masih cenderung kecil dan jika pun terjadi awan panas, diperkirakan tidak akan sejauh lebih dari 5 km sesuai dengan rekomendasi BPPTKG.

Namun demikian, untuk bisa menghitung jarak luncur awanpanas, tidak hanya melihat volume kubah lava saat ini saja, bisa jadi magma dari dalam langsung keluar membentuk awan panas.

"Cuma ini tidak akan besar banget jika ini terjadi yang dari bawah meluncur bersama, kecuali yang luar biasa, dan kalau situasi yang luar biasa biasanya Merapi memberitahu. Sehingga kemungkinan saat ini luncuran awan panas maksimal ya masih di bawah dengan jarak daerah bahaya kita, jadi di bawah 5 km," katanya.

3. Pada fase erupsi baru 2021, Merapi telah keluarkan 7 kali awan panas guguran

BPPTKG: Masyarakat di Luar Daerah Bahaya Merapi Boleh Kembali ke RumahDok. BPPTKG

Jika dihitung, pada fase erupsi baru 2021 ini, Gunung Merapi telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 7 kali dengan jarak maksimal sejak 1,5 km. Menurut Agus, awan panas guguran ini pertama terjadi pada 7 Januari 2021 lalu, dan terjadi lagi pada tanggal 9, 13 serta dini hari tadi, 16 Januari 2021.

"Sampai dengan saat ini terjadi 7 kali awan panas dengan jarak maksimal 1,5 km," terangnya.

Baca Juga: Meningkat Tajam, Merapi Keluarkan 128 Kali Guguran Lava Pijar Dalam Seminggu

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya