BBWSSO Perkirakan Aliran Selokan Mataram Kembali Dibuka Pekan Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menargetkan saluran air Selokan Mataram dibuka pada Senin (26/10/2020) depan.
Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air BBWSSO, Suyanto menjelaskan, aliran Selokan Mataram sendiri mulai dilakukan penutupan pasca adanya salah satu drainase ambles di Dusun Mayangan, Trihanggo, Gamping, Sleman beberapa hari lalu. Hal tersebut membuat aliran Sungai Mataram meluber di sekitar titik amblesnya drainase.
Baca Juga: BBWSSO Perkirakan Perbaikan Selokan Mataram Butuh Waktu 7-10 Hari
1. Penyebab utama dari amblesnya drainase masih didalami
Suyanto memaparkan, selain melakukan upaya penutupan aliran dan perbaikan di titik amblesnya drainase, pihaknya juga masih melakukan pendalaman mengenai penyebab dari adanya permasalahan ini. Koordinasi dengan beberapa pihak juga sudah dilakukan.
“Setelah adanya informasi dari masyarakat (ambles) pada hari Rabu lalu, BBWSSO bersama Pemkab Sleman sepakat untuk turun bersama. Secara teknis selama empat hari sudah selesai, namun secara fungsi kita menindaklanjuti, menjamin kualitas dan fungsi konstruksi selama seminggu dari selesainya perbaikan,” ungkapnya pada Senin (19/10/2020).
2. Kebocoran cukup berdampak bagi petani
Menurut Suyanto, adanya kejadian ini cukup berdampak bagi petani yang memanfaatkan aliran Sungai Mataram. Untuk mengantisipasi hal serupa tidak akan terjadi lagi, pihaknya bersama dengan Pemkab Sleman akan melakukan work tour di sejumlah titik jalur Selokan Mataram.
"Selokan Mataram diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Adapun panjang Selokan Mataram yaitu 38,2 km," terangnya.
3. Lakukan langkah antisipasi
Menyusul adanya kejadian ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya mengatakan, ke depan Pemkab Sleman akan melakukan langkah-langkah antisipasi dan pendalaman agar hal serupa tidak kembali terjadi.
Menurutnya, kejadian ini turut berdampak pada kolam ikan seluas 12,55 hektare milik 17 kelompok petani ikan, dengan kerugian ditaksir sekitar Rp64 juta. Kerugian ini berupa penjualan ikan yang belum sampai panen. Selain itu, kejadian ini juga berdampak untuk lahan pertanian seluas 3.350 hektare milik 232 kelompok tani.
“Ke depan akan kami dalami terkait bagaimana langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi hal serupa (ambles) di titik-titik lainnya. Selain itu juga akan kami dalami mengenai pemanfaatan saluran air Selokan Mataram ini yang awalnya untuk pertanian," paparnya.
Baca Juga: Drainase Selokan Mataram Ambles, Petani Ikan Terancam Merugi