20 EWS di Sleman Akan Kembali Dibunyikan Serentak pada 17 Agustus 

Untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-75

Sleman, IDN Times - Berbeda dengan daerah lain, untuk memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman akan membunyikan Early Warning System (EWS) selama beberapa menit.

Makwan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman menjelaskan, nantinya EWS akan dibunyikan tepat sebelum detik-detik Kemerdekaan RI, sekitar pukul 10.00 WIB pada tanggal 17 Agustus 2020.

Baca Juga: Libur Panjang, Jogoboro Waspadai Penumpukan Pengunjung di Maliboro

1. 20 EWS tersebar di beberapa kecamatan

20 EWS di Sleman Akan Kembali Dibunyikan Serentak pada 17 Agustus Kabut menutupi kawah Gunung Merapi terlihat dari Desa Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Makwan menjelaskan, EWS yang biasanya digunakan untuk peringatan dini akan adanya banjir lahar hujan dan awan panas Merapi ini setidaknya tersebar di 20 titik. Mulai dari Kecamatan Ngemplak, Cangkringan, Pakem hingga Turi.

"Pada detik-detik proklamasi, kita akan bunyikan sirine. Jumlah 20 titik, tersebar di Ngemplak, Cangkringan, Pakem dan Turi," ungkapnya pada Jumat (14/8/2020).

2. Lakukan sosialisasi agar warga tidak kaget

20 EWS di Sleman Akan Kembali Dibunyikan Serentak pada 17 Agustus Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan. IDN Times/Siti Umaiyah

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika akan membunyikan EWS di detik-detik proklamasi, BPBD Sleman terlebih dahulu akan melakukan sosialisasi ke warga sekitar. Hal tersebut bertujuan agar warga tidak terkejut dengan adanya suara EWS yang berbunyi.

"Ada sosialisasi dulu. Kalau tidak (sosialisasi) geger. Tiap tahun ada (bunyikan EWS)," terangnya.

3. Lakukan perawatan rutin

20 EWS di Sleman Akan Kembali Dibunyikan Serentak pada 17 Agustus Ilustrasi Bendera Indonesia (IDN Times/Aldila Muharma)

Makwan menjelaskan, agar EWS tetap berfungsi dengan baik, pihaknya selalu melakukan perawatan rutin. Perawatan tersebut di antaranya dengan membunyikan EWS secara lirih, maupun melakukan pengecekan EWS yang lokasinya jauh dari penjagaan petugas.

"Ada penjaga, jadi menghidupkan tapi kecil. Biasanya juga ada yang kena petir terus mati, kadang dibuat rumah semut, pernah dicuri. Jadi memang harus dirawat," paparnya.

Baca Juga: 800 Warga DIY Terjaring Razia Masker, Paling Banyak Dipakai di Dagu

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya