Protokol Museum Keraton Yogyakarta Selama Pandemi: Ada Ruang Karantina

Pengunjung diberi jeda waktu, tak boleh berpapasan

Yogyakarta, IDN Times - Pameran benda-benda Keraton Yogyakarta yang digelar di lingkungan keraton mulai berlangsung sejak 2019. Gelaran itu berawal dari keinginan anak bungsu Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, usai melihat begitu banyaknya barang keraton yang tersimpan di gudang. Sementara tak ada lagi tempat untuk memajangnya. Sempat terpikir, bagaimana cara mengekspos barang-barang yang berada di tempat penyimpanan itu ke muka publik.

“Ah, kami bikin deh temporary exhibition,” kata Bendara yang juga selaku Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Nitya Budaya dalam acara live streaming Ngobrolin Jogja bertema "Keistimewaan Yogyakarta di Masa Pandemi" yang diadakan Humas Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada 3 November 2020 sore lalu.

Kawedanan itu pun berkomitmen untuk menggelar pameran dua kali dalam setahun. Pameran awal tahun bertema tentang jumenengan. Yang dipamerkan ada aneka benda-benda keraton. Pameran akhir tahun mengenai sejarah Sultan Hamengku Buwono sendiri.

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Lintas Masa Sultan HB II

1. Berawal dari barang-barang keraton yang disimpan di gudang

Protokol Museum Keraton Yogyakarta Selama Pandemi: Ada Ruang KarantinaPameran temporer Adhyatmaka bertajuk Sang Adiwira: Sri Sultan HB II di Keraton Yogyakarta. IDN Times/Tunggul Damarjati

Pameran pertama pada awal 2019 lalu, diakui Bendara adalah pameran terberat. Lantaran memamerkan naskah-naskah keraton yang usianya sudah uzur. Butuh upaya perawatan naskah selama pameran berlangsung. Seperti mengatur suhu ruangan yang aman bagi naskah, juga melakukan filtering.

“Naskah-naskahnya sudah ada yang rapuh,” kata Bendara.

Sedangkan tema akhir 2019 adalah mengangkat sosok HB I. Lokasi pameran pada waktu itu di area Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Sementara pameran pada awal 2020 mengangkat tema tentang tekstil. Juga menggelar simposium dengan mengundang narasumber dari luar negeri.

“Dan saya baru tahu, ternyata motif kawung sudah ada sejak abad 5 Masehi,” kata Bendara.

Di keraton, kawung dijadikan motif batik. Sementara motif itu pun ditemukan di Jepang dan pada relief-relief candi di India.

Untuk pameran akhir 2020 mengangkat tema Sang Adiwira Sultan HB II yang masih berlangsung hingga akhir Januari 2021. Pameran ini mengekspos kisah HB II ketika masih sebagai putra mahkota hingga naik tahta menjadi sultan.

2. Sempat memasang blower desinfektan

Protokol Museum Keraton Yogyakarta Selama Pandemi: Ada Ruang KarantinaIDN Times/Tunggul Damarjati

Dan ketika pameran tentang sejarah HB II ini berlangsung, pandemik COVID-19 belum mereda. Hampir sama ketika pameran awal 2020 lalu juga masih berlangsung ketika pandemi datang. Bendara masih ingat bagaimana pihaknya sempat kalang kabut untuk mempertahankan pameran tetap berjalan dengan menjalankan protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan waktu itu masih membingungkan, kan. Masih disemprot (disinfektan) ketika masuk,” kata Bendara.

Panitia pun bergerak cepat menyesuaikan protokol kesehatan yang ada. Seperti mendirikan tenda dan memasang kipas angin di dalamnya. Fungsinya sebagai blower atau penyemprot desinfektan.

“Tapi terus gak boleh. Jadi kami sesuaikan dengan yang tidak boleh menurut gugus tugas,” kata Bendara.

3. Harus ada ruang tunggu dan ruang karantina sementara bagi yang demam

Museum-museum keraton sempat ditutup. Baru dibuka kembali Juli 2020. Selama masa penutupan itu, Bendara berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta dan Dinas Pariwisata Yogyakarta untuk menggelar pameran atau membuka museum yang aman bagi pengunjung selama pandemi.

“Lumayan berat,” aku Bendara yang mengaku mendapat monitoring dari pihak gugus tugas maupun Dinas Pariwisata untuk memastikan kepatuhan protokol kesehatan.

Sarana umum seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer, atau pun thermo gun harus disediakan. Berikut pula penyediaan masker bagi yang tak mengenakan.

Sejumlah infrastruktur lain yang dikhususkan bagi pengunjung yang dicurigai sakit juga harus disediakan. Seperti ruang kosong yang disiapkan sebagai ruang tunggu sementara. Ruang itu diperuntukkan bagi pengunjung yang diketahui mempunyai suhu badan di atas 37 derajat Celcius. Mereka akan menjalani pengecekan suhu untuk kedua kali.

“Kalau dua kali gagal (suhu badan tetap tinggi), harus dimasukkan ke dalam ruangan tertutup,” kata Bendara.

Ruang tertutup ini berfungsi seperti ruang karantina. Pengunjung dari ruangan ini akan dijemput petugas berhazmat lengkap dari puskesmas untuk mendapat tindakan medis lanjut.

4. Pengunjung museum maksimal 10 orang dalam satu rombongan

Protokol Museum Keraton Yogyakarta Selama Pandemi: Ada Ruang KarantinaIlustrasi Keraton Yogyakarta. Facebook.com/Kraton Jogja

Sementara aturan umum protokol kesehatan yang digariskan pihak keraton juga harus dipatuhi pengunjung yang akan melihat koleksi museum di keraton. Antara lain dipastikan tidak sedang dalam kondisi demam, flu. Kemudian harus mengenakan masker ketika masuk. Sebelum masuk, pengunjung harus bersabar untuk antre mencuci tangan dan melakukan pengecekan suhu.

Jumlah pengunjung yang diperkenankan masuk maksimal 10 orang ditambah seorang pemandu. Jika mereka masih di dalam ruang pamer, maka pengunjung lainnya harus menunggu di ruang tunggu yang disediakan.

Ada selisih waktu 10 menit antara rombongan pertama dengan kedua, dan seterusnya agar tak papasan di jalan. Dan untuk mencegah antrean mengular sehingga memicu kerumunan, rombongan tak boleh terlalu lama berada di dalam ruang pamer.

“Harus jalan terus. Gak boleh berhenti. Diberi waktu untuk foto, tapi terbatas,” tegas Bendara.

Menurut dia, pihaknya melakukan sinkronisasi atas protokol kesehatan yang ada. Apalagi banyak abdi dalem yang bertugas sudah berusia di atas 60 tahun.

“Kami tak mau merisikokan abdi dalem di museum sehingga terpapar. Kalau tak diperketat protokol kesehatannya akan jebol,” kata Bendara.

Baca Juga: Inovasi Putri Keraton Yogya Menggelar Ritual: Offline, Tanpa Kerumunan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya