#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang Digaungkan

#MillennialBergerak #LawanArogansiDPR

Sleman, IDN Times – "Revolusi! Revolusi! Revolusi!"

Selepas azan Zuhur, gaung yel-yel diteriakkan sebagian massa aksi yang berkumpul di halaman parkir kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sisi barat, Senin (30/9). Terdengar nyaring dan agitatif dengan menggunakan megafon. Sebuah yel-yel yang menjadi kekhasan massa aksi yang menggelar demonstrasi dari kampus itu.

Kelompok kecil itu pun bergerak menuju kampus UIN sisi timur. Mereka bergabung dengan sekitar 500-an orang massa aksi yang memenuhi halaman Gedung Multi Purpose. Sebuah lokasi yang disepakati menjadi pusat titik kumpul massa Aliansi Rakyat Bergerak yang berangkat dari UIN Sunan Kalijaga. Lokasi lainnya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Halaman gedung yang bersekat-sekat dengan petak-petak taman terlihat dipenuhi peserta aksi. Ada dari elemen mahasiswa sejumlah kampus, seperti UIN Sunan Kalijaga, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Mercubuana. Ada juga pelajar dari sejumlah Sekolah Teknik Menengah (STM) serta masyarakat sipil dari berbagai NGO. Mereka bersiap bergerak menuju ke panggung pusat di pertigaan Colombo, Gejayan, Sleman untuk memenuhi seruan Gejayan Memanggil.

“Rezim Soeharto berhasil diruntuhkan setelah 32 tahun berkuasa. Tapi reformasi 1998 belum mampu merampungkan problem demokrasi Indonesia. Hentikan segala bentuk represi dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat!” tulis narahubung Aliansi Rakyat Bergerak, Nailendra dalam pernyataan sikap yang beredar.

Sementara yel yel agitatif memekik lantang lewat gaung megafon.

“Gejayan Memanggil! Revolusi! Gejayan Memanggil! Revolusi!” begitu diteriakkan berulang-ulang.

Kali ini, IDN Times turut mengikuti pergerakan kelompok peserta aksi dari titik kumpul UIN Sunan Kalijaga hingga titik tujuan.

1. Meriung membuat poster dan spanduk

#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang DigaungkanIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Janji berkumpul pukul 10.00 di sana tak sepenuhnya terpenuhi. Menjelang waktu yang disepakati tak sampai 50 orang yang tiba. Sekitar satu jam kemudian, barulah halaman gedung mulai riuh dengan massa aksi yang datang. Mereka berkumpul dengan kelompok asal elemen masing-masing. Nyaris tak ada yang berbeda karena mereka datang tanpa mengusung atribut identitas kelompoknya.

Ada yang membuat poster berbahan kertas atau pun kardus. Ada yang membuat spanduk berbahan kain putih dengan coretan tulisan berkapital besar dari pilox warna hitam atau pun merah sekaligus menjemurnya biar kering. Hasilnya, ada yang nyaris tak terbaca karena sebagian tulisan saling menumpuk.

2. Poster serius hingga satir

#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang DigaungkanIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Tak jauh berbeda dengan aksi #GejayanMemanggil sepekan lalu. Poster-poster yang dibuat pun tak melulu bernada serius. Tak sedikit yang bernada satir mengkritik DPR hingga berkesan lebay. Sebut saja poster bertuliskan: Terima Jasa Badut Ultah, Hub DPR; Gusti Mboten Sare, DPR Sing Keturon; Aktivitas Ghibahku Terhenti Sejak Ngurusin Kelakuan DPR; Saya Tidak Tidur Saat Demo; DPR dan LDR Sama, Sama-sama Menyiksa; DPR Medhot Janji.

Dan bukan massa aksi yang gahar meneriakkan yel-yel revolusi namanya kalau tak mengusung pula poster-poster yang berisi seruan dan kritikan tajam nan lugas kepada DPR dan pemerintah. Sebut saja seperti, Bebaskan Papua dari Kriminalisasi; Tuntaskan Pelanggaran HAM di Indonesia; Cabut RUU yang Tidak Pro Rakyat; Mosi Tidak Percaya kepada Dewan Pengkhianat Rakyat; Merdeka Tanpa RUU KUHP; Hancurkan Kapitalisme Musuh Kita Bersama; Stop Teror dan Kriminalisasi Jurnalis, Aku Kamu Lawan Kekerasan Seksual; Hentikan Bunuh Orang Papua; Tangkap dan Adili Perusahaan Pembakar Hutan.

Baca Juga: [FOTO] Aksi #GejayanMemanggil 2, Menyampaikan Aspirasi Tanpa Anarki

3. Massa bergerak usai Zuhur

#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang DigaungkanIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Lewat pukul 12.00, massa mulai membentuk barisan di jalan menuju pintu gerbang utama kampus UIN Sunan Kalijaga sisi timur. Barisan terdiri dari kelompok-kelompok elemen massa yang bergabung. Antara kelompok satu dan lainnya dipisahkan dengan spanduk besar yang dipegang dari ujung ke ujung serta tali rafia hitam. Dan tiap kelompok dipimpin koordinator lapangan.

Sementara seluruh massa aksi dipimpin koordinator umum yang memimpin dari mobil bak terbuka di sisi terdepan dengan megafon. Di belakangnya adalah barisan dengan mengusung spanduk bertuliskan nama aliansi, yaitu Aliansi Rakyat Bergerak Menolak UU KPK dan RKUHP.

Massa bergerak tertib. Aparat kepolisian turut mengatur lalu lintas dengan menerapkan buka tutup pada lajur Jalan Raya Jogja-Solo pada sisi selatan. Termasuk juga sejumlah satpam kampus UIN Sunan Kalijaga yang memberi jalan massa aksi keluar kampus.

“Tugas kami mengatur lalu lintas di depan kampus agar lancar,” kata Maryanto, salah satu satpam.

Dan lagu “Darah Juang” ciptaan aktivis 1998, John Tobing menjadi lagu pembuka sebelum massa aksi melangkah.

4. Menyerukan yel-yel dan lagu demonstrasi

#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang DigaungkanIDN Times/Pito Agustin Rudiana

“Wahai kalian yang turun ke jalan.. Wahai kalian yang rindu kemenangan.. Demi mempersembahkan jiwa dan raga, untuk negeri tercinta..”

Bagi yang pernah turun ke jalan tentulah tak asing dengan cuplikan lagu yang kerap dinyanyikan saat mahasiswa demonstrasi. Senin siang itu, massa aksi dari titik kumpul UIN Sunan Kalijaga menyanyikannya bersama.

Dan di sepanjang jalan menuju pertigaan Colombo, mereka meneriakkan yel yel yang telah disiapkan. Sejumlah yel diteriakkan dari barisan belakang. Bak aliran listrik, kemudian merambat hingga barisan depan pun turut mendengungkan. Kadang pula tiap barisan kelompok meneriakkan yel-yel yang berbeda.

Ada yel yel yang ditujukan kepada wakil rakyat di Senayan, seperti: Tiga dua satu DPR a**! Dua lima jinggo DPR b***! Ini sebagai bentuk kritik dan protes terhadap aparat kepolisian yang represif menghadapi aksi massa, ketika bertemu sejumlah polisi yang mengamankan lalu lintas, mereka meneriakkan: Pak polisi pak polisi! Tugasmu mengayomi. Pak polisi pak polisi! Jangan tambah korban lagi.   

Juga yel yel yang ditujukan kepada pemerintah rezim saat ini yang dinilai tak berbeda dengan rezim Orde Baru. “Imperialisme hapuskan! Kolonialisme bubarkan! Kapitalisme gulingkan! Rakyat berkuasa!” teriak mereka dengan nada patah-patah.

Tak ketinggalan para pelajar STM yang ternyata sudah menyiapkan yel yel sendiri.

“STM wani! STM wani!” teriak mereka bersemangat.

Dan ketika memasuki Gejayan, massa pun menyerukan yel yel penanda kedatangan.

"Assalamualaikum.. Waalaikumsalam.. Kami datang bawa pasukan..," mereka berseru.

5. Massa merapatkan barisan dengan pagar betis

#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang DigaungkanIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Selama perjalanan menuju pertigaan Colombo, massa aksi dari titik kumpul UIN Sunan Kalijaga berhenti beberapa kali. Seperti menjelang toko cat di perempatan menuju Gejayan maupun di depan RRI. Tiap kali berhenti, mereka bergantian berorasi di atas mobil bak terbuka.

Ketika berhenti menjelang perempatan menuju Gejayan, tiba-tiba koordinator aksi menyerukan massa yang berdiri di barisan sisi tepi membentuk pagar betis.

“Bapor (barisan pelopor)! Bapor!” teriaknya sembari berjalan dari barisan terdepan hingga paling belakang.

Mereka pun merapatkan barisan dengan saling mengapit lengan teman di sisi kiri dan kanannya. Upaya itu mencegah ada orang lain di luar barisan aliansi yang menyusup ke dalam barisan.

Bapor sendiri sebutan bagi massa aksi yang berada paling depan barisan. Mereka berdiri berbanjar dari kiri ke kanan dan berjalan sembari mengapit lengan membentuk pagar betis. Mereka pula barisan terdepan yang akan berhadapan dengan aparat atau kelompok lain yang berpotensi mengakibatkan chaos.

Sementara ketika massa aksi sampai di depan RRI Gejayan, sejumlah pelajar SMA yang semula berada di tepi jalan langsung berlari masuk ke dalam barisan. Teman-teman sesama abu-abu putih pun menyambut datangnya kawan.

6. Massa berkurang, pulang lebih awal

#GejayanMemanggil 2, Yel-yel Revolusi Lantang DigaungkanIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Massa aksi dari arah UIN Sunan Kalijaga tiba di pertigaan Kolombo sekitar pukul 14.00 lebih. Mereka pun berkumpul dengan massa aksi dari titik kumpul UGM yang membuat barisan dari pertigaan Colombo ke arah utara.

Namun berbeda dengan aksi Gejayan Memanggil 1 sepekan lalu di mana massa aksi berjubel dari tiga penjuru, yaitu utara, selatan dan barat. Untuk menggerakkan kaki dari kiri ke kanan, depan ke belakang pun sulit karena manusia berjubel nyaris rapat. Aksi Gejayan Memanggil 2 kali ini tak sepenuh sebelumnya.

Bahkan sejumlah massa aksi dari arah UIN Sunan Kalijaga banyak yang tanggal. Tak semuanya turut berjubel di pertigaan Kolombo. Sebagian memilih berteduh di pinggir atau tengah jalan yang lengang dan dinaungi pepohonan dari terik matahari yang menggigit. Sebagian lagi memilih balik kanan sedari azan Asar. Namun sebagian besar massa tetap bertahan hingga aksi usai.

Baca Juga: Aksi #GejayanMemanggil Akan Terus Dikobarkan Sampai Tuntutan Dipenuhi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya