Dua Pasien Sesak Napas dari Klinik Nur Hidayah Dirujuk ke RS Sardjito
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito mendapat rujukan dua pasien dari Klinik Nur Hidayah, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Senin (30/3) pukul 14.30 WIB. Sebelumnya beredar video yang merekam gambar dan pernyataan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bantul Sagiran yang meminta pertolongan rumah sakit-rumah sakit rujukan COVID-19 untuk bisa menerima pasien-pasien tersebut.
“Iya,” kata Sagiran singkat saat dikonfirmasi IDN Times, Senin malam.
Ia membenarkan sosok yang memberikan pernyataan dalam video tersebut adalah dirinya.
"APD (alat pelindung diri) seadanya. Sedangkan pasien kritis," demikian Sagiran mengabarkan lewat video tersebut.
Baca Juga: Viral Video Pasien Terduga COVID-19 Ditolak 23 Rumah Sakit
1. Kedua pasien dalam kondisi sesak nafas
Kedua pasien berjenis kelamin laki-laki yang beralamat di Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Pasien pertama berusia 42 tahun dan yang kedua di atas 60 tahun.
“Keduanya sesak napas. Tapi kondisi pasien yang pertama justru lebih parah,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan saat dihubungi IDN Times, Senin sore.
2. Menunggu tindakan rongent paru
Saat ini, kedua pasien mendapat penanganan di ruang Pelayanan COVID-19 rumah sakit tersebut. Tim medis tengah mengupayakan tindakan untuk memberikan pertolongan lanjut.
“Kalau kondisi sudah stabil, pasien akan menjalani rontgen paru,” kata Banu.
3. Kedua pasien belum masuk kategori PDP
Meskipun menjalani rawat inap, Banu menambahkan, kedua pasien belum bisa masuk dalam kategori Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
“Dari riwayat yang kami tahu, pasien tidak melakukan perjalanan ke luar negeri atau pun kontak dengan pasien COVID-19,” kata Banu.
Meski demikian, Banu membenarkan wilayah kecamatan tempat tinggal pasien termasuk yang terjangkiti virus Corona.
“Nanti kami lihat hasil rongent parunya. Kalau bagus, mungkin sesak nafas karena penyakit lain,” kata Banu.
Baca Juga: Begini Cara Mudah Cek Sebaran COVID-19 di Yogyakarta Lewat Ponsel