Ciptakan Poster Wartawan Udin, Andre Antitank Terinspirasi Che Guevara

Perjuangkan kasus Udin lewat karya seni

Kota Yogyakarta, IDN Times –Poster wartawan Bernas Udin dengan muka merah dan latar belakang hitam selalu dibawa saat aksi menuntut penuntasan kasus pembunuhan jurnalis tersebut.

Belum banyak yang tahu sosok yang menciptakan poster ikonik tersebut. DIa adalah Andrew Lumban Gaol, seniman street art dari Pematang Siantar, Sumatra Utara.

Publik lebih mengenalnya dengan sapaan Andrew Anti-Tank. Dia berperan penting dalam membuat kasus Udin dikenal dan dikenang banyak orang lewat poster Udin yang ikonik yang dibuatnya.

Ketika orang melihat poster yang hanya bergambarkan wajah close up seorang laki-laki berpipi gembul, berkumis dan berjambang, dalam bentuk siluet itu, orang akan mengenalnya. Wajah Udin, wartawan Bernas yang dibunuh. Tanpa harus membaca nama yang tersemat.

“Waktu itu kepikirannya, poster ini dibuat sebagai pintu masuk orang mengenal kasus Udin,” kata Andrew saat ditemui IDN Times.

Andrew memiliki perawakan kecil. Suka hilir mudik ke mana-mana dengan sepeda kayuhnya. Hampir tiap peringatan kasus Udin pada 16 Agustus saban tahunnya, wajahnya turut menyempil di tengah jejeran Koalisi Masyarakat untuk Udin (K@MU) Yogyakarta yang menutup mulut dengan lakban. Turut menggaungkan kampanye tuntutan penuntasan kasus pembunuhan Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin, wartawan Bernas seperti yang terlihat di depan Istana Negara Gedung Agung di kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat, 16 Agustus 2019 sore lalu.

Andrew mengaku saat menciptakan poster itu awalnya dia ingin mengolah foto Udin menjadi sosok yang populer bagi anak muda, seperti Che Guevara. Tak hanya Udin, lewat tangan ajaibnya pula wajah tokoh pejuang dan pembela hak asasi manusia, Munir yang tewas karena diracun juga menjadi terkenal.

Poster-poster Udin yang dibuat pada 2014 itu pun tak hanya dibawa dan dipajang ketika aksi diam saban tanggal 16 digelar. Karya Andrew itu juga  dicetak dalam bentuk kaus, stiker dan barang-barang favorit lainnya.

1. Terbatasnya perburuan foto wajah Udin

Ciptakan Poster Wartawan Udin, Andre Antitank Terinspirasi Che GuevaraIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Andrew mulai mencoret-coret wajah siluet Udin menjelang peringatan 18 tahun kematian Udin. Saat itu berembus kabar kasus Udin terancam kedaluwarsa. Para aktivis pegiat HAM sepakat untuk terus mengampanyekan kasus Udin sampai pembunuhnya terungkap. Salah satunya melalui kampanye dengan sarana poster itu.

Sayangnya, foto-foto Udin yang diburunya lewat internet terbatas. Hanya tiga foto yang ditemukan. Dia pun mengopi wajah Udin yang tengah berfoto bareng teman-temannya sembari duduk lesehan. Hanya diambil sisi wajahnya secara close up. Jadinya siluet wajah dengan latar hitam dan citraan warna merah yang kadang pula dicetak dalam warna putih.

Lantaran generasi masa kini tak banyak yang tahu siapakan Udin itu, Andrew membubuhkan tulisan “Wartawan Udin” dan “Dibunuh karena Berita” pada badan poster. Teks “Dibunuh karena Berita” adalah usulan Hendrawan Setiawan, mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta. Kemudian Andrew menambahi angka “1996” untuk menerangkan betapa lama kasus itu masih gelap.

Baca Juga: Kasus Tewasnya Udin, Wartawan Bernas yang 23 Tahun Tak Terungkap!

2. Mengkritik negara lewat spanduk tumpukan arsip kasus-kasus HAM

Ciptakan Poster Wartawan Udin, Andre Antitank Terinspirasi Che GuevaraIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Tak hanya poster, Andrew pun membuat desain spanduk bekerja sama dengan Koordinator K@MU, Tri Wahyu. Seperti yang digelar dalam Aksi Diam 23 Tahun Kasus Udin lalu.

Sebuah kain berwarna merah bertuliskan “23 Tahun Negara Gagal Ungkap kasus Udin” pada sisi atas. Kemudian lengkap dengan tanggal pembunuhan terhadap Udin hingga kini, yaitu 16 Agustus 1996 – 16 Agustus 2019. Pada sisi bawah ada pula teks besar bertuliskan “Kemerdekaan Tidak untuk Udin”.

Sapuan terakhir Andrew berupa gambar tumpukan arsip kasus-kasus pelanggaran HAM di atas meja hitam. Ada kasus Munir, Trisaki 1998, Tanjung Priok, tragedi 1965, dan paling atas gambar wajah Udin.

Menurut Andrew, tumpukan arsip itu menggambarkan banyaknya kasus-kasus pelanggaran HAM yang seharusnya menjadi pekerjaan rumah Presiden untuk dicicil, tetapi tak dirampungkan. Termasuk kasus Udin. Padahal tugas negara untuk menyelesaikan.

“Jadinya ya sekadar ditumpuk di atas meja. Bisa jadi lima tahun lagi jadi isu kampanye untuk jualan penegakan HAM tentang apa yang dilakukan Presiden sekarang,” papar Andrew panjang lebar.

 

3. Poster Udin tetap abadi hingga kini

Ciptakan Poster Wartawan Udin, Andre Antitank Terinspirasi Che GuevaraIDN Times/Pito Agustin Rudiana

Sejak dibuat 2014, poster-poster Udin tetap abadi hingga saat ini. Wajahnya kian dikenal, kasusnya kian diketahui banyak orang. Namun bukan Andrew Anti-Tank namanya, jika ide-idenya tak mengalir untuk sesuatu yang baru. Meskipun lewat poster buatannya kasus Udin menjadi gampang dikenal orang, Andrew masih terus memikirkan apa lagi yang akan dibuat untuk mengampanyekan kasus Udin.

“Kepikiran bagaimana caranya melanjutkan kampanye Udin biar relevan dengan hari ini,” kata Andrew.

Namun diakui Andrew, ada persoalan juga karena kasusnya mentok alias tak ada kemajuan hingga hari ini. Isu-isu jurnalistik pun tak berubah tiap tahunnya, masih dengan kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis kritis. Poster Udin pun masih relevan dan abadi hingga kini.

Baca Juga: Kisah Ki Hajar Dewantara, Wartawan yang Perjuangkan Pendidikan di Indonesia

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya