DPRD Kota Yogyakarta Serap Ilmu Pengelolaan Sampah dari Kota Batu

Demi mengatasi Kota Jogja yang tengah darurat sampah

Yogyakarta, IDN Times - Kota Yogyakarta terus berbenah demi mengatasi krisis sampah di wilayahnya. Untuk itu, DPRD Kota Yogyakarta mendatangi bank sampah induk di Kota Batu, Jawa Timur.

Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudiyatmoko, mengatakan Kota Yogyakarta dan Kota Batu tengah sama-sama berupaya mengurangi jumlah sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mengingat TPA di kedua wilayah sama-sama sudah kritis. 

"Teman-teman bisa melihat bagaimana seriusnya Kota Batu mengelola sampah, yang bisa kita adopsi di Kota Yogyakarta," ucap Danang saat mengunjungi Bank Sampah Induk Kota Batu pada Senin (6/3/2023).

1. Upaya di Kota Batu bisa diadopsi ke Kota Yogyakarta

DPRD Kota Yogyakarta Serap Ilmu Pengelolaan Sampah dari Kota BatuKunjungan DPRD Kota Yogyakarta ke Bank Sampah Induk Kota Batu, Senin (6/3/2023). (IDN Times/Paulus Risang)

Danang mengatakan, pihaknya tertarik dengan cara pelaku pengelolaan sampah bisa mengolah eco-enzyme dari limbah rumah tangga. Selain bermanfaat, berbagai produk turunan dari eco-enzyme juga bernilai tambah. Salah satunya sebagai pembersih serbaguna.

"Teman-teman di Batu juga pernah berkunjung ke TPA Piyungan dan melakukan penyemprotan eco-enzyme," kata dia.

Ia berharap, model pengelolaan sampah yang dilakukan Kota Batu bisa diadopsi juga oleh Kota Yogyakarta, mengingat TPA di Kota Batu juga diperkirakan penuh pada tahun depan.

"Sampah di Kota Batu mencapai 130 ton per hari, di Jogja 260 ton. Bagaimana caranya agar produksi sampah ini bisa ditekan," imbuh Danang.

2. Dorong masyarakat bergerak

DPRD Kota Yogyakarta Serap Ilmu Pengelolaan Sampah dari Kota BatuProduk turunan eco-enzyme di Bank Sampah Induk Kota Batu. (IDN Times/Paulus Risang)

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Vardian Budi Santoso, mengaku pihaknya tidak sendirian dalam mengelola sampah. DLH dibantu oleh penyuluh melibatkan masyarakat untuk mengelola bank sampah dari tingkat desa melalui pendampingan dan monitoring secara berkelanjutan.

"Ada 170-an bank sampah yang aktif sekali. Sisanya masih ada yang tersendat-sendat," ucap dia.

Lewat pendampingan tersebut, masyarakat pelatihan untuk membuat berbagai produk dari bahan baku sampah yang sudah diolah, seperti barang kerajinan hingga eco-enzyme. Masyarakat yang sudah merasakan berbagai manfaat dari bank sampah akhirnya mampu bergerak sendiri.

"Kita punya relawan eco-enzyme yang bergerak secara sendiri. Buah yang tidak laku tidak lagi dibuang ke TPA, melainkan dikelola menjadi eco-enzyme," ucap Vardian.

Baca Juga: Gunungkidul Bakal Bangun Pembuangan Sampah di Pantai Rp57 Miliar 

3. Masih ada bank sampah yang tersendat

DPRD Kota Yogyakarta Serap Ilmu Pengelolaan Sampah dari Kota BatuBank Sampah Induk Kota Batu. (IDN Times/Paulus Risang)

Penyuluh Bank Sampah se-Kota Batu, Gatot Susanto, menambahkan jumlah bank sampah di Kota Batu terus meningkat. Dari 188 bank sampah pada 2021, menjadi 208 pada 2022. Kendati, ada 10 persen dari jumlah tersebut yang aktivitasnya menurun atau vakum.

"Kadang kami undang pada Sabtu dan Minggu, kami sosialisasikan ke bank sampah yang kegiatannya menurun agar ada peningkatan," terangnya pada kesempatan yang sama.

Baca Juga: Mengenal Sampah Residu, Paling Sulit Didaur Ulang 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya