Pasien COVID-19 di Bantul Capai 160 Orang, 95 Persen Isoman

Bantul, IDN Times - Jumlah kasus pasien positif COVID-19 di Kabupaten Bantul terus bertambah. Data dari Dinas Kesehatan Bantul hingga Rabu (27/7/2022), jumlah pasien positif mencapai 160 kasus.
Kapanewon yang paling banyak terdapat pasien positif COVID-19 di antaranya Kapanewon Kasihan 47 kasus, disusul Kapanewon Sewon dan Kapanewon Bantul masing-masing 27 kasus. Sedangkan kapanewon lain rata-rata 1–5 kasus.
1. Pasien bergejala ringan cukup isoman dipantau petugas puskesmas

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santoso, mengatakan sebagian besar pasien COVID-19 di wilayah tersebut hanya mengalami gejala ringan dan menjalani perawatan di rumah.
"Gejalanya hanya batuk, pilek. Pasien cukup menjalani isolasi di rumah dan dipantau oleh petugas di wilayahnya masing-masing," katanya, Kamis (28/7/2022).
2. RSLCK Bambanglipuro hanya merawat 1 pasien COVID-19

Sementara Plt. Kepala Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bantul, dr. Tarsisius Glory, mengatakan saat ini pihaknya hanya merawat satu pasien COVID-19. Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas 2 Sewon.
"Kondisi pasien baik, memang ada gejala tapi tidak mempunyai penyakit komorbid," katanya.
3. Kasus pasien positif COVID-19 terungkap karena screening oleh fasilitas kesehatan

Sejak adanya tren peningkatan kasus harian COVID-19 di Bantul pada awal Juli 2022, kata Glory, RSLKC Bambanglipuro paling banyak merawat pasien positif COVID-19 hanya tiga orang. Itu pun semua pasien dari Kapanewon Bambanglipuro awal bulan Juli yang lalu.
"Setelah ketiga pasien sembuh, pasien baru COVID-19 hanya satu atau dua pasien saja," ungkapnya.
Dr. Glory menjelaskan, sebagian besar pasien COVID-19 merupakan temuan kasus dari rumah sakit, seperti pasien yang menjalani rawat inap, pemeriksaan gigi, atau akses kesehatan lainnya, kemudian dilakukan swab dan hasilnya positif.
"Jadi tambahan-tambahan kasus ini karena screening yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan kepada pasiennya. Jarang ada pasien yang memeriksakan diri apakah terpapar COVID-19 atau tidak. Ini karena screening yang dilakukan fasilitas kesehatan," ucapnya.
"Kemudian pasien yang positif itu dilakukan tracing dan testing dengan orang yang kontak erat ternyata hasilnya positif sehingga jumlah pasien positif COVID-19 juga meningkat," pungkasnya.