Ombudsman Undang Disdik Sleman Bahas Penyebab Nama Calon Siswa Hilang

Penyebabnya adalah eror di sistem perangkingan

Yogyakarta, IDN Times - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) DI Yogyakarta mengundang Dinas Pendidikan Sleman pada Rabu (24/7) untuk membahas persoalan selama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang berlangsung beberapa waktu lalu. Untuk diketahui, nama-nama anak calon peserta didik tiba-tiba hilang dari daftar online PPDB SMP di Kabupaten Sleman Kamis (4/7) lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Sleman Sri Wantini mengatakan hal tersebut terjadi karena ada masalah di sistem perangkingan yang tidak diprediksi sebelumnya.

"Nanti kami akan adakan simulasi ulang menggunakan data yang sekarang ini kami punya. Itu untuk perbaikan sistem supaya ke depannya lebih baik," ujarnya.

1. Dibuat untuk dua pilihan sekolah

Ombudsman Undang Disdik Sleman Bahas Penyebab Nama Calon Siswa HilangIDN Times/Tunggul Kumoro

Sri Wantini menerangkan persoalan hilangnya nama calon peserta didik dari daftar online awal bulan kemarin dikarenakan ada eror di bagian sistem perangkingan.
Sementara itu, Kepala ORI Perwakilan DIY Budhi Masthuri mengatakan sistem PPDB itu mulanya dirancang untuk dua pilihan sekolah.

"Sistem eror itu karena sistem ini dirancang awalnya hanya untuk dua pilihan. Tapi tahun ini dipakai untuk tiga pilihan sehingga sistemnya enggak siap," ujarnya.

Selain itu, penyebab lain erornya sistem PPDB kala itu juga karena terbaliknya proses memasukkan nilai berdasarkan urutan nilai tertinggi membuat sistem tak beroperasi optimal.

"Orang tua itu memilih tidak berdasarkan benchmark tahun lalu. Kalau yang strategis kan mikirnya sekolah dengan nilai benchmark tertinggi tahun lalu jadi urutan satu. Yang lebih rendah nomor dua, yangg lebih rendah lagi di nomor tiga. Tapi ada yang kebalik-balik itu buat sistem bacanya crowded," katanya 

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2019, Ombudsman: Sumut Belum Layak Anak

2. Sistem akan diperbaiki

Ombudsman Undang Disdik Sleman Bahas Penyebab Nama Calon Siswa HilangIDN Times/Tunggul Kumoro

Lebih lanjut, Sri Wantini menjelaskan bahwa pihaknya bakal mengupayakan perbaikan sistem dengan mengadakan simulasi ulang.

"Nanti kami akan adakan simulasi ulang menggunakan data yang sekarang ini kami punya. Itu untuk perbaikan sistem supaya ke depannya lebih baik," ujarnya.

Budhi menerangkan simulasi yang dilakukan itu selain bisa mengetahui di mana letak kelemahannya juga bisa menjadi bahan pertimbangan apakah bakal dibuat sistem baru.

"Karena memang diakui tadi bahwa simulasi yang dilakukan sebelumnya itu masih sangat terbatas sehingga tidak bisa mendeteksi persoalan yang kemarin muncul. Terbatasnya itu jumlah sampelnya sangat kecil kemudian belum sampai tahap perangkingan simulasinya. Sehingga ketika perangkingan algoritmanya bekerja lebih keras," ucapnya.

3. Hak anak perlu dipenuhi

Ombudsman Undang Disdik Sleman Bahas Penyebab Nama Calon Siswa HilangIDN Times/Nindias Khalika

Selain membahas soal sistem eror, Budhi juga mengatakan bahwa pihaknya turut memberikan rekomendasi untuk memastikan siswa baru mendapat pelayanan yang sama.

"Kami kemudian memastikan agar anak-anak yang diterima tidak lewat daftar penerimaan online juga masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan memperoleh haknya sebagai siswa misal menerima BOS," terangnya .

Ia lalu mengatakan bahwa Dinas Pendidikan Sleman telah mendistribusikan meja dan kursi untuk siswa yang diterima lewat jalur offline, yakni verifikasi berkas.

"Kemudian untuk tambahan tunjangan guru sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan sudah dalam proses termasuk Dapodik tadi itu sehingga sementara ini kebijakan penyelesaian yang diambil itu sudah diantisipasi. Sehingga tidak akan menimbulkan masalah baru khususnya buat si anak," tutupnya.

Baca Juga: 5 Hal tentang Hari Anak Nasional, yang Diperingati Setiap 23 Juli 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya