Atasi Air Keruh, Tim KKN UGM Buat Alat Pemurnian di Desa Rasau Jaya

Bantu warga mendapatkan air jernih

Kalimantan Barat, IDN Times- Selama tiga hari IDN Times mengikuti Tim Kuliah Kerja nyata Universitas Gajah Mada (UGM) di Kalimantan Barat. Air bersih menjadi masalah serius warga di tempat KKN yaitu di Desa Rasau Jaya Satu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. 

Setiap hari tenaga kesehatan di Puskesmas Rasau Jaya, Desa Rasau Jaya Satu, mesti mengandalkan air hujan sebab air tanah atau sungai di daerah sana berwarna merah kecoklatan. Meski begitu, mereka kini memiliki alat pemurnian air yang bisa mengubah air sungai menjadi jernih buatan mahasiswa Tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) UGM KB-008.

Menurut Kepala Puskesmas Rasau Jaya Supratman, penggunaan air hujan hanya efektif ketika musim penghujan saja sementara pihaknya tetap menggunakan air sumur jika musim kemarau berlangsung.

"Makanya, alat ini manfaatnya besar. Selama ini warga pakai air gambut, air sungai dengan warna merah kecoklatan dan mengandung suspensi tinggi. Puskesmas juga kalau musim kemarau menggunakan air sumur dengan warna serupa. Semoga ke depan tidak hanya digunakan di puskesmas tapi kami sampaikan juga warga tentang alat ini," katanya.

1. Meminta kepada tim KKN-PPM

Atasi Air Keruh, Tim KKN UGM Buat Alat Pemurnian di Desa Rasau JayaIDN Times/Nindias Khalika

Ditemui di Puskesmas Rasau Jaya, Supratman mengatakan pembuatan alat pemurnian air tersebut merupakan permintaan pihak Puskesmas kepada Tim KKN-PPM KB-008.

"Memang kami minta saat diskusi dengan tim KKN. Selama ini menggunakan air gambut, air sungai terus bagaimana warnanya itu merah coklat dengan suspensi sangat tinggi. Diharapkan, ya, kita bisa ada penjernihan," ujarnya pada Sabtu (27/7).

Menurutnya keberadaan alat pemurnian air tersebut bisa mengubah pH air dan mengurangi bakteri.

"Kalau buat menyuci saja berpengaruh. Pakaian berubah warna. Kesehatan manusia juga kalau ada mikro organisme itu bisa infeksi. Alat teman-teman UGM sangat membantu sebab warna lebih jernih jadi untuk keseharian lebih enak. Kemudian pH air yang tadinya rata-rata 3 sampai 4 menjadi di atas di atas 6. Pengurangan bakteri juga ada dengan penggunaan klorin," jelasnya.

Baca Juga: Layani Keadaan Darurat Sivitas Akademika, UGM Luncurkan Aplikasi Bantu

2. Cara kerja alat pemurnian air

Atasi Air Keruh, Tim KKN UGM Buat Alat Pemurnian di Desa Rasau JayaIDN Times/Nindias Khalika

Anggota Tim KKN-PPM KB-008 Muhamad Masyuril Iza mengatakan alat pemurnian air bikinan kelompoknya ini khusus dibuat untuk menyuling air sungai. Pembuatan penyulingan ini, kata dia, merupakan bagian dari program KKN unggulan dengan tema "Merevitalisasi Kawasan Transmigrasi" hasil kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi.

"Jadi air sungai nanti dipompa dan dialirkan melewati klorin di mana berfungsi membunuh bakteri. Air lalu ditampung ke tandon proses. Di sana kemudian ditambahkan pH up dan PAC  atau Poly-Aluminium Chloride yang berfungsi menaikkan pH dari sungai serta mengendapkan kepadatan terlarut lalu diaduk selama satu menit," katanya.

Setelah itu, anggota tim KKN-PPM KB-008 lain Neisya Ismi menjelaskan air yang telah diaduk kemudian didiamkan agar padatan bisa terendapkan secara sempurna. Ia mengatakan proses pemurnian air menghabiskan waktu setidaknya satu sampai dua jam untuk mengisi tandon dengan volume 500 liter.

"Tapi meski telah diendapkan masih ada partikel yang belum mengendap. Makanya ia masuk ke nanofilter yang fungsinya menyaring apa yang belum tersaring. Lalu masuk ke bak mandi atau tandon penyimpanan," ujarnya.

3. Melakukan sosialisasi ke warga

Atasi Air Keruh, Tim KKN UGM Buat Alat Pemurnian di Desa Rasau JayaIDN Times/Nindias Khalika

Neisya menerangkan biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat pemurnian air adalah sebesar Rp 2 juta. Menurutnya, harga itu tidak bakal memberatkan warga karena biayanya lebih murah dibandingkan membikin instalasi penyulingan air sumur bor.

"Untuk biaya operasional juga hanya Rp 4 ribu buat memurnikan 500 liter air. Bahan kimia seperti pH up dan PAC dijual dengan harga di bawah 25 ribu per kilo. Yang mahal memang di tandon, pompa, dan pipa," katanya.

Ia mengatakan bahwa alat pemurnian air ke depan akan dibangun di lokasi umum lain agar sosialisasi ke warga terkait pembuatan instalasi bisa dilakukan.

"Kita akan ke Desa Rasau Jaya Tiga, survei lokasi karena targetnya itu dibuat di tempat umum. Kami akan mensosialisasikan ke warga agar mereka bisa membuat alat ini sendiri," ujarnya.

Baca Juga: Air Menyusut, Warga Manfaatkan Telaga untuk Lahan Pertanian

Topik:

  • Febriana Sintasari
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya