Aplikasi Adopsi, Wadah Pertemuan Adopter dan Hewan Terlantar

Ingin dikembangkan dengan cara crowdfunding

Yogyakarta, IDN Times - Mencarikan adopter bagi anjing atau kucing terlantar bukanlah perkara yang mudah. Bobby Fernando yang juga seorang sukarelawan organisasi pencinta hewan ini kerap menghadapi persoalan tersebut. Hal itu, menurutnya, tidak hanya terjadi di lembaga tempat ia berkegiatan tapi turut dirasakan pegiat organisasi pencinta binatang lain.

Gara-gara hal di atas, Bobby berinisiatif membuat aplikasi Adopsi yang memungkinkan bertemunya penyelamat hewan dan orang yang ingin mengadopsi binatang. Ia kemudian mengembangkan platform itu bersama tim hingga akhirnya diluncurkan pada bulan September 2016. Kini, sebanyak 16 ribu pengguna telah mengunduh aplikasi Adopsi.

1. Proyek buat belajar

Saat dihubungi IDN Times pada Senin (15/7), Bobby mengatakan bahwa aplikasi Adopsi pertamanya merupakan proyek buat belajar yang ia lakukan bersama kawan di kantor.

"Kami sama teman-teman kantor yang suka hewan, kami kan lagi belajar Android juga waktu itu. Terus kami berniat bikin aplikasi belajar ini lebih better saat itu. Yang penting kami bisa publish di Play Store lalu banyak orang yang dapat manfaatnya itu cukup. Sampai saat ini aplikasi yang terpampang di Play Store itu masih aplikasi versi lama cuma kami update pelan-pelan banget," terangnya.

2. Jadi wadah pertemuan

Aplikasi Adopsi, Wadah Pertemuan Adopter dan Hewan TerlantarPexels.com/ bin Ziegler

Bobby menjelaskan bahwa aplikasi Adopsi yang memungkinkan bertemunya penyelamat hewan dan orang yang ingin mengadopsi binatang.

"Kami mengangkat ide buat menyediakan sebuah platform untuk menghubungkan orang-orang yang mau adopsi hewan terlantar sama orang-orang yang sering menyelamatkan hewan terlantar tapi gak tahu habis itu mau bagaimana. Saya lihat di mana-mana, enggak cuma di organisasi tempat saya volunteering saja, tapi di berbagai organisasi hewan serupa itu untuk mengadopsikan hewan terlantar itu susah," katanya.

Baca Juga: Dukung Kesejahteraan Gajah, AFJ Temui Pengelola Candi Borobudur

3. Fitur pada aplikasi

Ia menerangkan ada beberapa fitur yang bisa digunakan pengguna di aplikasi Adopsi.

"Jadi di aplikasi ini kan kita bisa mendaftar sebagai pengguna. Pengguna itu punya dua fungsi utama, bisa sebagai orang yang mencari adopter atau bisa juga mencari hewan yang diadopsi. Nah untuk orang yang mencari hewan yang diadopsi, dia bisa cari hewannya terus baca profilnya lalu mengisi form aplikasi lalu form itu bisa dibaca sama yang unggah foto hewan untuk filtering. Habis itu bisa saling kontak. Form itu isinya pertanyaan basic  semacam pertanyaan screening," jelasnya.

4. Urun dana untuk pengembangan aplikasi

Aplikasi Adopsi, Wadah Pertemuan Adopter dan Hewan Terlantarpexels.com/pixabay

Hingga kini, aplikasi Adopsi telah diunduh oleh 16 ribu pengguna. Bobby mengatakan bahwa ia kini tengah mengadakan urun dana atau crowdfunding buat mengembangkan aplikasi tersebut.

"Kalau mau berkembang, harus di re-build karena awalnya project belajar. Kami butuh biaya pengembangan software karena mahal, melibatkan banyak tenaga, dan lain-lain. Nah, kami pergi ke calon investor itu mereka setengah hati karena ini sosial misinya, maunya business oriented. Akhirnya memutuskan coba crowdfunding karena ini kan project sosial karena kalau mereka suka mereka akan bisa bantu," terangnya.

5. Bisa dijadikan solusi

Aplikasi Adopsi, Wadah Pertemuan Adopter dan Hewan Terlantarpexels.com

Ke depan, Bobby menilai aplikasi Adopsi bisa dijadikan solusi masalah lain, misalnya pelarangan daging anjing yang kini mulai diatur oleh beberapa pemerintah daerah dan persoalan kesejahteraan hewan.

"Saya lihat animal welfare di Indonesia itu mulai dikenal tidak seperti lima atau 10 tahun lalu. Otomatis kebutuhan untuk hewan-hewan ini diadopsi itu akan semakin meningkat. Terus ini kan banyak isu soal daging anjing atau kucing. Ketika ada pelarangan, tentu ada penyitaan. Saya enggak mau mereka diambil, disita, tapi enggak ada solusinya hewan ini mau diapakan. Kalau ada aplikasi ini saya bisa datang ke pihak berwenang ini ada solusinya," ucapnya.

Makanya, Bobby dan tim berusaha bakal berusaha mengembangkan lewat dana hasil crowdfunding atau dari dompet sendiri.

"Urun dana baru mulai dua minggu. Tadi kami dapat Rp3,6 juta dari Rp 400 juta. Tapi kami akan berusaha ngembangin. Ada atau tidak ada dana," katanya.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, 7 Dampak Buruk Makan Daging Anjing

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya