5 Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Jejak Medis

Wow menang di dua ajang kompetisi internasional lho

Sleman, IDN Times - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada membuat inovasi yang bisa dipakai saat terjadi bencana alam. Lima mahasiswa UGM dari berbagai fakultas mengembangkan aplikasi rekam medis yang berguna saat bencana. Aplikasi tersebut membantu untuk menyimpan riwayat medis kesehatan pasien dalam bentuk digital yang bisa diakses secara offline dan online. Saat ini, aplikasi bernama "Jejak Medis" ini masih berbentuk prototipe dan tengah dikembangkan.

1. Dibuat oleh lima mahasiswa UGM

5 Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Jejak MedisIDN/Nindias Khalika

Aplikasi "Jejak Medis" diciptakan oleh Eka Hafsari (Sekolah Vokasi Program Studi Manajemen), Nadya Anggraini (Sekolah Vokasi Program Studi Rekam Medis), Aziz Qomarul Firdaus (Sekolah Vokasi Program Studi Teknologi Rekayasa Internet), Fairuz Khairunnisa (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawaran), dan Haris Hendrik (Fakultas Kehutanan).

Ketika jumpa pers pada Rabu (15/5), Eka Hafsari mengatakan bahwa ide pembuatan aplikasi "Jejak Medis" bermula dari obrolan  dirinya dan Nadya Anggraini.

"Awalnya dari Nadya yang cerita soal apa sih keresahan di dunia medical record lalu saya menambahi juga bagaimana kalau diintegrasikan dengan bencana karena Indonesia rawan bencana. Kami kemudian membuat tim dan menambah lagi teman lain untuk mengembangkan," katanya.

2. Latar belakang pembuatan aplikasi

5 Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Jejak MedisIDN Times/Andra Adyatama

Eka menjelaskan latar belakang pembuatan aplikasi "Jejak Medis" berangkat dari fakta  belum adanya aplikasi rekam medis yang digunakan saat bencana. Padahal, banyak relawan yang membantu dalam hal penanganan kesehatan ketika musibah terjadi.

"Alasan lain adalah keresahan bahwa satu pasien saja bisa menghasilkan tujuh rekam medis. Jadi bisa dibayangkan berapa lembar kertas yang kita buang untuk rekam medis jika merujuk jumlah pasien di Indonesia," tuturnya

3. Ada tiga fitur dalam aplikasi

5 Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Jejak MedisIDN/Nindias Khalika

Lebih lanjut, mahasiswi angkatan 2017 tersebut menjelaskan bahwa terdapat tiga fitur yang dapar digunakan oleh pasien dan petugas kesehatan dalam aplikasi "Jejak Medis". Ketiga fitur itu meliputi rekam jejak, manajemen bencana, dan konsultasi.

"Fitur rekam jejak bisa digunakan petugas kesehatan untuk mengunggah data pasien yang ia tangani secara offline dan online. Bagi pasien, fitur ini berguna untuk mengetahui kapan, di mana, dengan siapa ia pernah berobat, dan apa diagnosis sakit yang diterima," kata Eka.

Ia lantas menjelaskan bahwa fitur manajemen bencana menyediakan info terbaru soal dari BMKG, lokasi bencana untuk petugas kesehatan, tempat berlindung bagi pasien, dan wadah untuk berdonasi.

Selain itu, Eka juga menambahkan bahwa aplikasi "Jejak Medis" menyediakan fitur konsultasi yang memungkinkan petugas kesehatan dan pasien untuk berinteraksi sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan.

4. Memenangkan penghargaan

5 Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Jejak Medisunsplash.com/William Hook

Aplikasi "Jejak Medis", kata Eka, telah memenangkan dua penghargaan, yakni Gold Medal dan Taiwan Special Award di acara International Invention, Innovation, & Technology Exhibition 2019 di Malaysia.

Eka menerangkan bahwa aplikasi "Jejak Medis" mulanya dibuat bulan Maret dengan menggunakan alat pembuat prototipe ponsel Mockingbot.

"Setelah itu akhir April prototipe jadi. Lalu awal Mei kami kompetisikan di Malaysia. Saat ini tengah kami kembangkan agar bisa diluncurkan dalam bentuk aplikasi di platform distribusi aplikasi seperti Play Store atau App Store Juni mendatang," katanya.

5. Berharap rekam medis di Indonesia terintegrasi

5 Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Jejak MedisPexels/JancoFerlic

Lima mahasiswa UGM itu berharap inovasi mereka dapat berguna bagi warga yang tertimpa bencana. Eka berharap rekam medis di Indonesia dapat terintegrasi dengan adanya aplikasi ini.

"Jadi tidak ada yang namanya kita pindah rumah sakit harus mengulang dari awal untuk catatan rekam medis. Database di aplikasi ini juga dibuat aman sehingga tidak bisa diakses sembarang orang," terangnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya