Tarik Wisatawan, Dinas Pariwisata Kemas Sejarah Sumbu Filosofis 

Angkat sejarah budaya Bumi Mataram

Yogyakarta, IDN Times-Pendekatan storynomic dinilai menjadi strategi yang tepat untuk meningkatkan promosi potensi wisata yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta.Salah satunya budaya unik dari Sumbu Filosofis Yogyakarta yang belum banyak diketahui wisatawan.

Nilai sejarah dan budaya yang unik yang dimiliki Yogyakarta merupakan keunggulan pariwisata kota pelajar ini. Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY, Aria Nugrahadi menilai persoalan yang ada, yakni belum ada pengemasan wisata yang tepat dan pendekatan storynomic dari budaya tersebut.

"Ini yang sekarang ini sedang kami kembangkan, yakni pendekatan storynomic untuk mendorong daya tarik dan konten wisata Yogyakarta," ujar , Rabu (23/10).

 

Storynomic Sumbu Filosofis Bakal Angkat Citra Pariwisata Yogyakarta

1. Mengemas storynomic Sumbu Filosofis Yogyakarta

Tarik Wisatawan, Dinas Pariwisata Kemas Sejarah Sumbu Filosofis IDNTimes/Holy kartika

Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi konteks kultural filosofis dalam tata ruang Kota Yogyakarta. Sumbu ini menjadi bagian sejarah penting Bumi Mataram yang mana sumbu tersebut membujur dari arah selatan ke utara, dimulai dari Panggung Krapyak-Keraton Yogyakarta-Tugu Pal Putih.

"Kami berharap bagaimana wisatawan yang datang ke Malioboro ini dapat memahami tentang Sumbu Filosofis Yogyakarta. Karena sumbu ini memiliki makna filosofis yang sangat tinggi," jelas Aria.

Selama ini, nilai-nilai budaya dalam sumbu filosofis ini belum disampaikan dan dikemas dengan cara menarik. Padahal, Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi storynomic yang unik dan menarik bagi wisatawan, tidak hanya domestik tetapi juga mancanegara.

"Penceritaan budaya atau storynomic ini sedang kami susun dengan menggandeng sejumlah pihak, salah satunya kami menggandeng Komunitas Malam Museum untuk menyusun kontennya," papar Aria.

Baca Juga: Tugu Golong-Gilig, Cikal Bakal Tugu Putih yang Jadi Ikon Yogyakarta 

2. Pengalaman bernilai untuk wisatawan

Tarik Wisatawan, Dinas Pariwisata Kemas Sejarah Sumbu Filosofis kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Pengemasan wisata dan pendekatan storynomic tidak hanya berdasarkan kuantitas, menjadi upaya untuk meningkatkan nilai atau value dari pengalaman wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta. Aria menambahkan melalui strategi tersebut diharapkan ke depan wisatawan dapat lebih mengapresiasi hal-hal budaya yang diceritakan melalui pendekatan storynomic.

"Sehingga, dampaknya tidak sekadar mendatangkan lebih banyak wisatawan, tetapi juga meningkatkan lenght of stay atau lama tinggal wisatawan yang selama ini hanya satu atau 2 malam. Selain itu, pengalaman wisatawan yang datang ke Yogyakarta juga bertema dan itu bagian dari strategi kami," ungkap Aria.

Dinas Pariwisata DIY menargetkan penyusunan rencana storynomic Sumbu Filosofis Yogyakarta dapat selesai akhir tahun ini. Bahkan, ke depan tak hanya storynomic tentang Sumbu Filosofis yang bisa dikemas, tetapi juga akan dikembangkan untuk mengangkat histori budaya Kerajaan Mataram di Kotagede, dari Kedaton Pleret, Kedaton Kerto sampai Imogiri.

"Lalu yang bisa dielaborasikan juga dengan Wana Wisata Budaya Mataram, di mana keberadaan hutan pinus Mangunan yang dekat dengan legenda mitologi sejarah Mataram," imbuh Aria.

3. Standarisasi dari naskah storynomics

Tarik Wisatawan, Dinas Pariwisata Kemas Sejarah Sumbu Filosofis IDN Times/Holy Kartika

Aria mengungkapkan standarisasi dari naskah storynomic masih menjadi kendala. Oleh karena itu, penyusunan standar operasional dari naskah yang akan disampaikan mesti dirampungkan.

Cerita sejarah yang akan disampaikan harus distandarisasi dan diterjemahkan dengan baik. Tujuiannya, agar cerita yang nanti disampaikan kepada wisatawan dapat mudah dipahami dan tidak keluar dari konteks sejarah dari objek wisata bersangkutan.

"Nantinya pemandu-pemandu wisata di sekitar destinasi akan diberikan pelatihan tentang storynomic. Intinya pada pelatihan kepada SDM pariwisata yang ada," jelas Aria.

Baca Juga: 14 Menu Makanan dan Minuman Kesukaan Raja Kraton Yogya 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya