DPKP DIY: Lahan Pasir Solusi Penyusutan Lahan Pertanian

Penyusutan lahan pertanian di DIY jadi bom waktu 

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut lahan marginal seperti lahan pasir di kawasan pesisir pantai selatan Bantul dan Kulon Progo dapat menjadi substitusi lahan pertanian di DIY. Hal ini mengingat lahan pertanian di DIY mengalami penyusutan hingga 150 hektare setiap tahunnya.

Di sisi lain, lahan pasir sangat cocok untuk tanaman hortikultura di luar musim. Hasil panennya sangat menjanjikan bagi petani.

1. Alih lahan jadi bom waktu kekurangan pangan‎

DPKP DIY: Lahan Pasir Solusi Penyusutan Lahan PertanianKepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto, mengatakan semakin bertambahnya jumlah penduduk di DIY dipastikan kebutuhan perumahan akan semakin tinggi. Ini berakibat lahan pertanian berkurang menjadi rumah atau perumahan. Kondisi ini akan mengganggu produksi pangan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat DIY sendiri.

"Saat ini kalau bicara kebutuhan pokok misalnya padi (beras) surplusnya 100 persen. Namun faktanya jika (alih lahan) tidak dikendalikan, maka akan menjadi bom waktu yakni kekurangan pangan," ujarnya di sela panen raya bawang merah off-season di lahan pasir Pantai Cangkring, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Sabtu (11/3/2023).

"Konsep di DPKP seperti perintah dari Gubernur DIY yakni harus swasembada pangan di wilayahnya sendiri," tambahnya lagi.

2. Lahan pasir punya keunggulan tersendiri

DPKP DIY: Lahan Pasir Solusi Penyusutan Lahan PertanianTanaman bawang merah di lahan pasir. (IDN Times/Daruwaskita)

Sugeng mengakui tidak mengetahui data pasti luasan lahan pasir yang ada di Bantul ataupun Kulon Progo. Namun, lahan pasir ini dapat menjadi alternatif lahan pertanian yang menyusut.

"Yang jelas lahan di pesisir pantai selatan Yogyakarta dari Kulon Progo hingga Gunungkidul bisa dimanfaatkan. Hanya bedanya kalau Bantul dan Kulon Progo benar-benar lahan pasir, namun untuk Gunungkidul adalah lahan sepadan pantai," tandasnya.

Lebih lanjut Sugeng mengatakan meski lahan pasir namun justru memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan lahan persawahan. Sebab tanaman di lahan pasir masih bisa ditanami produk hortikultura sedangkan di lahan sawah biasa tanaman hortikultura tidak bisa hidup karena kelebihan pasokan air.

"Di saat musim penghujan di lahan pasir bisa tanam cabai, bawang merah dan sayuran atau yang lainnya. Namun di lahan pertanian sawah tidak akan hidup karena kelebihan air sehingga tanaman akan mati," tuturnya.

Baca Juga: Stunting di Selopamioro Tertinggi di Bantul, IDI DIY Turun Tangan  

3. Panen tanaman off-season punya nilai ekonomis tinggi‎

DPKP DIY: Lahan Pasir Solusi Penyusutan Lahan PertanianTanaman bawang merah di lahan pasir. (IDN Times/Daruwaskita)

Lebih lanjut, Sugeng mengatakan tanaman off-season juga memiliki keunggulan yakni harga panen pasti lebih mahal karena tidak ada pasokan komoditas hortikultura dari daerah lain.

"Tapi memang ketika menanam off-season tantangannya tinggi namun itu bisa dibayar dengan hasil panen yang harganya juga tinggi," tandasnya.‎

Baca Juga: Kutu Penghisap Darah Serang Ratusan Ternak di Bantul 

Hironymus Daruwaskita Photo Community Writer Hironymus Daruwaskita

Main sambil kerja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya