Teknologi E3D, Tenaga Medis Bisa Cetak Organ Tubuh Bentuk 3D
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Widya Imersif Teknologi, perusahaan teknologi berbasis IoT asal Yogyakarta mulai mengembangkan teknologi cetak 3D untuk memberikan solusi kepada tenaga medis dalam mempermudah proses observasi dan diagnosis kepada pasien. Inovasi yang bernama E3D tersebut memungkinkan tenaga medis melakukan pencetakan organ dalam pada manusia dalam bentuk 3 dimensi (3D).
1. Bantu tenaga medis tangani organ dalam
Business Development PT Widya Imersif Teknologi, Raka Adhitama, menjelaskan E3D merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan untuk membantu para tenaga medis. Khususnya yang berhubungan dengan organ dalam seperti ortopedi, bedah mulut hingga kandungan. "Melalui inovasi ini, ke depannya tenaga medis dapat membuat organ tiruan pada pasien, bahkan dengan tingkat presisi yang tinggi sehingga dapat menyerupai organ aslinya,” ungkap Raka, Sabtu (24/6/2023).
Kehadiran inovasi E3D, kata Raka, diharapkan akan membantu para tenaga medis di Indonesia, salah satunya mempermudah observasi pada pasien. Dengan kelebihannya dalam mencetak organ dalam, teknologi ini mampu menampilkan hasil yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Kondisi itu memungkinkan tenaga medis dapat melakukan pengamatan terhadap objek pemeriksaan dengan lebih detail dan mudah, khususnya pada kasus-kasus yang rumit seperti kerusakan tulang pelvis. Melalui proses observasi yang lebih baik diharapkan akan mampu mengurangi kesalahan dalam diagnosis terhadap pasien.
2. Permudah perencanaan tindakan medis
Menurut Raka, pemanfaatan teknologi E3D di bidang medis juga akan berperan dalam mempermudah perencanaan tindakan medis. Organ tiruan yang dicetak secara 3D dapat digunakan oleh tenaga medis untuk melakukan simulasi pra operasi. Dengan simulasi menggunakan organ buatan tersebut, tindakan apa saja yang akan dilakukan saat operasi dapat dipersiapkan dengan baik sehingga perencanaan tindakan operasi menjadi lebih matang.
“Hasil cetak E3D ini nantinya bisa digunakan oleh dokter untuk melakukan simulasi pra operasi sehingga tindakan yang dilakukan menjadi lebih akurat bahkan bisa lebih cepat," kata Raka.
Ia juga menyampaikan bahwa manfaat lain dari inovasi cetak 3D ini akan memudahkan tenaga medis dalam menyampaikan informasi kepada pasien terkait kondisi kesehatan dan tindakan apa yang perlu diambil. Kemudian, dari sisi pasien, edukasi yang diberikan oleh tenaga medis juga menjadi lebih mudah untuk dipahami sehingga bisa meminimalisir rasa khawatir yang bisanya pasien rasakan sebelum menjalankan tindakan medis.
Baca Juga: Lab Penguji Epigenetika Pertama di Indonesia Ada di Jogja
3. E3D mampu menyimulasikan pemasangan pen
Product Manager E3D PT Widya Imersif Teknologi, Aryo Eko Saputro, menambahkan untuk bisa mencetak organ tiruan, file hasil MRI pasien akan diolah terlebih dahulu. Hasil pengolahan nantinya berupa file 3D yang selanjutnya akan dikonsultasikan kepada dokter sebelum dilakukan pencetakan.
“Proses pencetakan dengan E3D ini melewati beberapa tahap. Setelah pasien melakukan pemeriksaan MRI, hasilnya akan kita olah menggunakan software E3D terlebih dahulu agar menjadi file 3D. Proses selanjutnya tidak langsung cetak tapi kita konsultasikan kepada dokter, setelah mendapat approval baru proses cetak kita lakukan," kata Aryo.
Ia menambahkan jika saat ini teknologi E3D tidak hanya mampu mencetak organ dalam saja, namun sudah dapat digunakan untuk membuat simulasi pemasangan pen pada kasus patah tulang.
Baca Juga: Akhir Tahun Sleman Bakal Miliki Pabrik Pengolahan Susu