Saat Ramadan dan Idul Fitri, Laju Inflasi DIY Terkendali 

Sejumlah komoditas mengalami penurunan harga

Yogyakarta, IDN Times - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut laju inflasi DIY pada April 2023 terkendali. Hal ini disebabkan stabilitas harga komoditas pangan saat Ramadan dan Idul Fitri.

Berdasar hasil rilis BPS, inflasi bulanan DIY pada April 2023 tercatat 0,22 persen (month to month), melandai dibandingkan capaian Maret 0,60 persen (month to month) dan lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional.

Sejalan dengan inflasi bulanan yang menurun, inflasi tahunan DIY pada April 2023 melandai menjadi 5,14 persen (year of year), lebih rendah dari posisi bulan Maret yaitu 6,11 persen (yoy). Dengan kondisi tersebut, secara kumulatif Januari hingga April 2023, inflasi DIY tercatat 1,27 persen (ytd).

"Melandainya inflasi pada bulan laporan didukung turunnya harga komoditas pangan, khususnya aneka cabai dan telur ayam ras," kata Kepala BI DIY, Budiharto Setyawan, Selasa (2/5/2023).

1. Penurunan harga cabai dan telur tahan inflasi

Saat Ramadan dan Idul Fitri, Laju Inflasi DIY Terkendali ilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Penurunan harga aneka cabai terjadi di tengah masa panen cabai di DIY dan wilayah lainnya. Sementara penurunan harga telur tidak terlepas dari terjaganya pasokan telur ayam ras di Jogja.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai rawit dan merah pada April 2023 secara berturut-turut sebesar Rp37.500 dan Rp42.800 per kg, lebih rendah dibanding harga sebelumnya yang tercatat sebesar Rp41.000 dan Rp61.650 per kg.

Sedangkan rata-rata harga telur ayam ras terpantau turun menjadi Rp28.150 per kg dari sebelumnya Rp28.450 per kg pada Maret 2023. Penurunan harga telur ini salah satunya didukung oleh terjaganya pasokan pasca pelaksanaan Kerja sama Antar Daerah (KAD) antara pemerintah kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk pemenuhan kebutuhan komoditas tersebut.

2. Long weekend pengaruhi kondisi inflasi

Saat Ramadan dan Idul Fitri, Laju Inflasi DIY Terkendali Wisatawan berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Penurunan inflasi tertahan oleh kenaikan harga transportasi khususnya angkutan udara dan kereta api seiring peningkatan permintaan pada momentum Idul Fitri dan long weekend.

"Dari berbagai sumber diperoleh informasi bahwa momentum hari besar ini, jumlah kunjungan wisatawan ke DIY tercatat meningkat dibandingkan sebelumnya, terindikasi oleh rata-rata jumlah kunjungan ke destinasi wisata berkisar 24.000 - 25.000 orang per hari," kata Budiharto.

Pengguna kereta api tanggal 26 - 30 April 2023 berkisar 11.000 - 12.000 pengguna per hari, dan penumpang pesawat sebanyak 10.000 - 11.000 orang per hari atau lebih tinggi dibandingkan bulan Ramadan yang tercatat sebanyak 5.000 - 7.000 per hari. Sementara, jumlah kunjungan menggunakan kendaraan bermotor ke DIY diperkirakan mencapai 2 juta kendaraan.

Baca Juga: Jumlah Tamu Hotel di Jogja Rendah saat Libur Lebaran, PHRI DIY: Ambyar

Baca Juga: Beras Jadi Pendorong Utama Inflasi di DIY pada Bulan Maret

3. Rokok kretek filter dorong inflasi

Saat Ramadan dan Idul Fitri, Laju Inflasi DIY Terkendali ilustrasi cukai rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain transportasi, tekanan inflasi DIY turut didorong adanya kenaikan harga rokok kretek filter akibat naiknya harga jual rokok di tingkat produsen sebagai dampak transmisi kenaikan cukai rokok sebesar 10 persen yang diberlakukan sejak 1 Januari 2023. "Kami memproyeksikan, adanya kenaikan cukai rokok ini berpengaruh pada inflasi rokok sepanjang tahun 2023. Lebih lanjut, tekanan inflasi DIY juga disebabkan adanya kenaikan harga emas perhiasan seiring penguatan harga emas global dan tingginya permintaan jelang momen lebaran," ungkap Budiharto.

Berkenaan dengan upaya untuk menjaga kestabilan harga di sepanjang Ramadan dan Idul Fitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan serangkaian mitigasi. Di antaranya mengintensifkan penyelenggaraan operasi pasar dan gelar pangan murah disertai dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto, sebagai price reference store. Kemudian, pemantauan harga dan pasokan langsung ke pedagang ritel dan distributor untuk memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan.

"Business matching antara supplier (klaster-klaster pangan) dengan pedagang untuk memastikan pemenuhan pasokan di dalam wilayah DIY dan juga pemenuhan stok bagi pasar-pasar pantauan inflasi," ujarnya.

Selain itu perluasan kerja sama antar daerah Kabupaten Sleman dan Blitar untuk komoditas telur. KAD antara Kulon Progo dan Nganjuk untuk pemenuhan bibit bawang merah, serta KAD antara Sleman dan Magelang untuk komoditas beras. "Fasilitasi pemenuhan stok minyak goreng. Hal-hal tersebut merupakan perwujudan kolaborasi antara semua pihak dalam rangka mencapai target inflasi 2023 sesuai kisaran 3 persen plus minus 1 persen," kata Budiharto.

Baca Juga: Buruh di Jogja Turun ke Jalan, Mengeluh Tak Bisa Beli Tanah dan Rumah 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya