Menkes Ingatkan Jumlah Tertinggi Kematian Manusia Akibat Penyakit   

Berbagai fasilitas penunjang kesehatan perlu ditingkatkan

Sleman, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyebut korban jiwa atau manusia meninggal paling banyak disebabkan tiga hal, yaitu bencana alam, perang dengan sesama manusia dan saat melawan patogen. 

Saat mengisi Ramadan Public Lecture, di Masjid Kampus UGM, Sabtu (1/4/2023), Budi menyebut bahwa banyak manusia yang meninggal karena perang dengan alam, atau disebut bencana alam, dalam sejarah dunia paling besar terjadi di Sungai Yangtze, Tiongkok merenggut 4 jutaan nyawa di tahun 1930an.

Perang yang kedua dalam sejarah manusia yang menyebabkan banyak korban jiwa adalah perang dengan sesama manusia. Paling banyak di Perang Dunia II tahun 1945, menghilangkan sekitar 50 juta nyawa. "Tapi kalau kita lihat sejarah ke belakang, perang dengan siapa sih yang paling banyak memakan korban jiwa, yaitu perang dengan penyakit perang dengan patogen," ujar Budi.

1. Empat patogen dan catatan sejarah

Menkes Ingatkan Jumlah Tertinggi Kematian Manusia Akibat Penyakit   Tangkap layar Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin saat mengisi Ramadan Public Lecture, di Masjid Kampus UGM, Sabtu (1/4/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Budi menjelaskan ada empat patogen, pertama adalah virus, seperti halnya Covid-19. Kemudian ada patogen bakteri, seperti penyakit TBC. Juga terdapat patogen jenis parasit bisa menyebabkan Malaria dan patogen jenis jamur.

Dia mengatakan perang melawan patogen atau penyakit ini memakan ratusan juta jiwa manusia., yaitu saat menghadapi patogen yang nama pandemiknya Black Death atau kematiian hitam di Eropa tahun 1300an. Kejadian ini menyebabkan 150 juta orang meninggal. Kemudian Smallpox sekitar tahun 1700an melanda Eropa dan Afrika, selama pandemik membunuh 500 juta jiwa.

2. Anggaran untuk kesehatan perlu diperbanyak

Menkes Ingatkan Jumlah Tertinggi Kematian Manusia Akibat Penyakit   Ilustrasi Anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Budi mengungkapkan jika melihat catatan sejarah, perang yang paling memakan korban jiwa adalah melawan penyakit, bukan perang dengan alam, atau sesama manusia. Khususnya penyakit menular yang disebabkan oleh kelompok makhluk yang dinamakan patogen.

"Nah jadi saya suka bercanda sama Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, kalau bapak senjata dapat anggaran besar mempersiapkan Tentara Indonesia untuk menghadapi perang, karena takut nanti banyak korban jiwa harusnya Menteri Kesehatan anggarannya lebih besar lagi. Dalam sejarah perang yang paling banyak mati ya karena perang menghadapi penyakit," ujar Budi.

Baca Juga: Daftar Pembicara Ramadan 1444 H di Masjid Kampus UGM

3. Perlu dibangun berbagai fasilitas penunjang kesehatan

Menkes Ingatkan Jumlah Tertinggi Kematian Manusia Akibat Penyakit   Ilustrasi layanan kesehatan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Melihat data yang ada tersebut, Budi mendorong perlu fasilitas deteksi, seperti laboratorium kesehatan masyarakat, PCR, dan genome sequence. "Kenapa, karena lebih banyak matinya dalam sejarah. Kalau kita banyak spend anggaran senjata rudal, meriam, kapal tempur, pesawat tempur, harusnya kita spend uang lebih banyak lagi untuk membangun industri obat-obatan," ujar Budi.

Selain itu penting membangun industri vaksin, industri survelians untuk mendeteksi penyakit dengan rapid test. "Supaya apa, supaya kita siap kalau ada musuh lagi," ucap Budi.

Baca Juga: PUKAT UGM: Makan Uang Haram Besar Kecil Tak Bisa Dibenarkan

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya