Menengok Pengelolaan Sampah di Nitikan Jogja Tiap Hari Kelola 75 Ton
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Nitikan menjadi salah satu andalan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, setelah penerapan desentralisasi sampah. Dengan kapasitas 75 ton/hari, sampah di TPS 3R Nitikan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).
Setiap harinya para petugas di TPS 3R Nitikan berjibaku menangani sampah. Tumpukan sampah dibongkar di mesin conveyor belt, lalu dipilah para petugas di TPS 3R Nitikan. Mesin conveyor belt, membawa sampah ke mesin penghancur untuk dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Setelah itu sampah anorganik masuk ke mesin penggilingan untuk dicacah menjadi bahan bakar alternatif RDF.
1. Pengelolaan sampah dengan dua jenis mesin
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko mengatakan, TPS 3R Nitikan menyiapkan dua jenis mesin yaitu satu modul mesin RDF dan tiga mesin gibrig. Mesin RDF menghasilkan produk RDF sebagai bahan bakar alternatif, sedangkan mesin gibrig untuk memilah sampah organik dan hasilnya bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
"Sampah dari depo maupun TPS yang masuk di Nitikan ditimbang beratnya dan asal sampahnya dicatat lalu dilakukan pemilahan. Dipilah diambil barang-barang (sampah) yang tidak bisa masuk ke mesin misalnya karet, kain, besi dan kayu-kayu besar," kata Haryoko.
2. Sampah diolah menjadi RDF
Haryoko menjelaskan sampah yang telah dipilah petugas di atas mesin conveyor, dimasukkan ke mesin crusher untuk memisahkan sampah yang ringan dan berat. Sampah organik yang berat akan dibawa mesin conveyor ke area organik. Sedangkan anorganik ringan seperti plastik akan keluar terlempar masuk ke mesin penggilingan RDF. Sampah anorganik plastik yang telah dicacah, didiamkan dalam suhu ruang selama dua hari. Setelah itu sampah siap menjadi RDF.
"Lokasi ini (TPS 3R) ini kita maksimalkan untuk pengolahan sampah yang istilahnya sampah baru. Kalau sampah lama berhari-hari itu sudah berbau dan itu yang kita kerja samakan dengan swasta," paparnya.
Dia menyebut dalam sehari TPS 3R Nitikan mampu mengolah 75 ton sampah. Dari sampah itu yang bisa diolah menjadi RDF sekitar 35 ton, dan 20 ton membutuhkan proses pengeringan dulu, serta sisanya adalah residu. Ada sekitar 165 orang yang bertugas di TPS 3R Nitikan yang terbagi dalam dua shif dari pukul 06.00 - 18.00 WIB.
Hasil pengolahan sampah menjadi RDF tersebut dikirim ke Cilacap, Kendal dan Pasuruan untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen. "Kita sudah bekerja sama dengan PT SBI yang ada di Cilacap dalam hal pengelolaan penggunaan RDF," ujar Haryoko.
Baca Juga: Tumpukan Sampah Masih Ditemukan di Jalanan Jogja, Mengapa?
3. Masyarakat diharap berpartisipasi kelola sampah
Pihaknya berharap masyarakat tetap melanjutkan gerakan zero sampah anorganik dan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja atau Mbah Dirjo. Sampah-sampah anorganik dibawa ke bank sampah dan sampah anorganik diolah dengan biopori atau lainnya, sehingga sampah yang dibawa ke depo adalah sampah residu seperti popok, pembalut dan kemasan yang tidak laku di bank sampah. "Kalau masyarakat sudah memilah dan yang dibuang hanya residu, akan memudahkan kami untuk mengolah menjadi RDF," imbuhnya.
Haryoko menyatakan produksi sampah di Kota Yogyakarta sekitar 180 ton per hari. Saat ini Pemkot Yogyakarta tengah membangun TPS 3R seperti Nitikan di wilayah Kranon dan Karangmiri yang ditargetkan segera beroperasi. Selain itu Pemkot Yogyakarta mengupayakan bekerja sama dengan pihak swasta dalam pengolahan sampah sejak April sekitar 30 ton, dan akan ditingkatkan.
Salah satu petugas di TPS 3R Nitikan Saryanto mengakui tantangan terberat dalam mengolah sampah adalah bau sampah. Terutama saat membongkar sampah yang kebanyakan masih bercampur antara sampah organik dan anorganik. Ia berharap masyarakat bisa melakukan pemilihan untuk mempercepat proses pengolahan sampah.
"Harapannya sampah. Kalau sudah di sini (sudah dipilah) bisa plastik nanti bisa langsung dibuat dicacah digiling," ucap Saryanto yang sudah sepuluh tahun bergelut sampah di DLH Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Klitih di Jogja, Warga Pulang Kerja jadi Korban