Makna Garebeg Sawal, Wujud Syukur Keraton Yogyakarta

Prosesi akan berlangsung pada Sabtu 22 April 2023

Yogyakarta, IDN Times - Keraton Yogyakarta Hadiningrat kembali menggelar rangkaian peringatan Idulfitri 1444H, setelah tiga tahun sebelumnya digelar secara terbatas karena pandemi, pelaksanaan tahun ini digelar sebagaimana mestinya secara luring. Termasuk proses Garebeg Sawal atau Grebeg Syawal bisa disaksikan langsung oleh masyarakat.

Pelaksanaan proses Grebeg Syawal akan dilakukan dengan iring-iringan 10 bregada prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan, pada Sabtu (22/4/2023). Lalu sebenarnya apa makna Grebeg Syawal yang berlangsung dari Keraton Yogyakarta ke Kagungan Dalem Masjid Gedhe, Pura Pakualaman dan Kepatihan?

1. Lima jenis gunungan dalam Garebeg Sawal

Makna Garebeg Sawal, Wujud Syukur Keraton YogyakartaGrebeg Syawal Keraton Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan pada prosesi pelaksanaan Garebeg Sawal, Sabtu (22/4/2023). Penghageng II Kawedanan Nitya Budaya, KRT Rinta Iswara menjelaskan kelima jenis itu adalah Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.

“Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutan
tadi,” kata KRT Rinta Iswara, Rabu (19/4/2023).

Akan ada tiga Gunungan Kakung, peruntukannya masing-masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah di Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung.

2. Berjalan bersama di belakang Ngarsa Dalem

Makna Garebeg Sawal, Wujud Syukur Keraton YogyakartaGrebeg Syawal Keraton Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Kanjeng Rinta menambahkan, sejatinya Garebeg itu sendiri merupakan salah satu upacara yang hingga saat ini rutin dilaksanakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kata Garebeg, berasal dari Bahasa Jawa memiliki arti berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem atau orang yang dipandang seperti Ngarsa Dalem.

"Garebeg yang dilakukan di Keraton adalah Hajad Dalem, sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton dalam rangka memperingati hari besar agama Islam yakni Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW,” tambahnya. 

Baca Juga: 3 Tahun Libur, Keraton Yogyakarta Bakal Gelar Garebeg Syawal

3. Sebagai perwujudan rasa syukur

Makna Garebeg Sawal, Wujud Syukur Keraton YogyakartaGrebeg Syawal Keraton Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Dalam pendapat lain dikatakan bahwa Garebeg atau yang umumnya disebut “Grebeg” berasal dari kata “gumrebeg”, mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut.

“Sementara gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya. Jadi makna Garebeg Sawal secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur (mangayubagya) akan datangnya Idul Fitri, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram,” pungkas Kanjeng Rinta.

Baca Juga: Jadwal Garebeg Sawal Keraton Yogyakarta Idul Fitri 1444 H

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya