Kominfo Ajak Membangun Budaya Digital lewat Sinergi Budaya Lokal

Potensi kecakapan digital juga perlu dimaksimalkan

Sleman, IDN Times - Ditjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar edukasi digital dengan tajuk 'Membangun Budaya Digital melalui Sinergi Budaya Lokal Masyarakat DI Yogyakarta' di Kapanewon Seyegan, Sabtu (11/2/2023). Lewat kegiatan ini, diharapkan budaya digital masyarakat Indonesia dapat semakin baik.

Menteri Kominfo, Johnny G Plate, mengungkapkan peluang kecakapan digital harus dimaksimalkan. "Mengingat kita punya potensi SDM yang sangat besar," kata Johnny dalam sambutan virtualnya.

Johnny mengungkapkan penyiapan SDM digital yang ada, yang produktif yang berdaya saing menjadi kunci utama untuk transformasi digital. "Jadi dasar kemampuan literasi digital merupakan keniscayaan pengguna internet di Indonesia. Kominfo secara konsisten menjalankan program literasi digital untuk memaksimalkan potensi digital. Sekaligus mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan internet, seperti hoaks, cyber bullying dan kejahatan siber lainnya," kata Johnny.

1. Mewujudkan Indonesia cakap digital

Kominfo Ajak Membangun Budaya Digital lewat Sinergi Budaya LokalMenteri Kominfo, Johnny G Plate menyampaikan sambutan virtual. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A Pangerapan, mengungkapkan perlu terus dilakukan untuk mewujudkan Indonesia cakap digital. Adanya pandemi memacu perkembangan teknologi digital.

"Agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif dan bijak," katanya.

Membangun budaya digital juga merupakan bagian dari kerangka kerja Literasi Digital Indonesia digunakan sebagai acuan dalam merancang kurikulum Program Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia 2020-2024. Ada empat pilar yang menjadi bagian dari kerangka kerja pengembangan kurikulum Literasi Digital, yaitu pertama digital skill atau kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, digital culture atau budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Ketiga, digital ethics atau etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, digital safety atau kemanan digital adalah kemampuan user (pengguna) dalam mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Tantowi Yahya Ajak Pengusaha DIY Tangkap Pasar Ekspor ASEAN

2. Sambutan baik untuk meningkatkam kecakapan digital

Kominfo Ajak Membangun Budaya Digital lewat Sinergi Budaya LokalPanewu (Camat) Seyegen, Siti Baroroh Ciptaningrum. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Panewu (Camat) Seyegen, Siti Baroroh Ciptaningrum, menyambut baik kegiatan ini diselenggarakan. Menurutnya edukasi ini sangat penting, terlebih saat ini seluruh lapisan masyarakat telah menggunakan teknologi digital.

"Edukasi digital ini sangat penting. Saat ini banyak konten kurang pas untuk dikonsumsi masyarakat. Banyak hoaks yang beredar. Harapan kami dengan edukasi ini, masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial," kata Siti.

Menurutnya jika digunakan dengan bijak, media sosial ini bisa berdampak positif bagi masyarakat. Ia mencontohkan warga Seyegan yang memiliki usaha, dengan memanfaatkan media sosial mereka lebih mudah menjual produk mereka.

"Mereka pemilik UMKM juga bisa mengenalkan produk mereka lebih luas. Tidak perlu berkeliling, pembeli yang mendatangi mereka," ujarnya.

3. Memanfaatkan teknologi digital dengan bijak

Kominfo Ajak Membangun Budaya Digital lewat Sinergi Budaya LokalCEO Berdigital.com, Azzam Muhammad Bayhaqi. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Dalam kesempatan tersebut, pemateri CEO Berdigital.com, Azzam Muhammad Bayhaqi, menyampaikan tantangan budaya digital saat ini. Menurutnya di era digital saat ini dengan budaya luar yang banyak masuk, masyarakat harus tetap menjaga budaya bangsa.

Ia juga mengingatkan dalam menggunakan media sosial harus tahu batasannya. "Seperti kemarin yang viral orang tua mandi lumpur. Itu sangat kebablasan. Harus membangun budaya yang kritis, aman, dan damai. Bisa mendasarkan pada Pancasila," kata Bayhaqi.

Bayhaqi juga menyinggung seputar hoaks yang banyak beredar saat ini. Dirinya mengingatkan kepada pengguna media sosial, agar hati-hati membagikan informasi. Jangan hanya ingin terlihat paling update.

"Harus dipastikan dulu kebenarannya, banyak platform untuk mengecek," ujar pria yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) Jogja.

Key Opinion Leader (KOL) yang merupakan Ketua Pegiat Seni Tari, Saviera Zulykha Ajeng Fauqii Nuura, menambahkan teknologi saat ini sudah sangat lekat dengan masyarakat. Ia mencoba melihat perkembangan teknologi digital ini dari sisi positifnya.

"Teknologi digital ini bisa dikombinasikan dengan budaya kita. Budaya kita kemas sedemikian rupa untuk menarik masyarakat," ujarnya.

Dalam kegiatan ini juga disajikan kesenian budaya untuk menghibur sekaligus menyampaikan edukasi. Hiburan disajikan berupa tari-tarian.

Baca Juga: Bandara Internasional Dipangkas, Ini Nasib Bandara di Yogyakarta

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya