KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Bukit Bego

Kegegalan pengereman hingga kondisi bus

Sleman, IDN Times - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil investigasi kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Bantul, yang terjadi pada 6 Februari 2022 lalu. Kecelakaan yang menewaskan 14 orang tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor.

Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, menyebut penyebab kecelakaan tersebut karena kegagalan pengereman. Pengemudi bus tersebut melakukan kesalahan penggunaan gigi tinggi, saat di jalan menurun.

"Dia (pengemudi) seharusnya menggunakan gigi rendah, tapi dia menggunakan gigi tinggi. Kalau dia menggunakan gigi rendah maka yang akan mengerem mengurangi kecepatan bukan kaki tapi adalah mesin," kata Wildan di sela Forum Kehumasan dan Media Rilis, 'Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego Bantul), di The Rich Hotel, Sleman, Rabu (30/11/2022).

1. Kegagalan pengereman

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Bukit Begoorum Kehumasan dan Media Rilis, 'Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego Bantul), di The Rich Hotel, Rabu (30/11/2022). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Wildan menyebut dari investigasi tersebut menunjukkan, kejadian kecelakaan yang terjadi bukan malfungsi dari kendaraan. Ia menyebut pengemudi sempat melakukan pengereman panjang berkali-kali. Hal tersebut membuat rem bus mengalami tekor angin. Ini berdampak pada sistem pengereman bus dan membuat bus mengalami rem blong.

Saat anginnya kurang dari standar yang diperlukan untuk kampas mendorong teromol cuma terdengar, tetapi kampas tidak bergerak sama sekali. "Inilah rem blong terkait angin tekor," ujar Wildan.

Baca Juga: Ini Penyebab Kecelakaan Bus GA Trans di Bukit Bego Menurut KNKT‎

2. Bodi bus keropos

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Bukit Begoorum Kehumasan dan Media Rilis, 'Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego Bantul), di The Rich Hotel, Rabu (30/11/2022). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Selain itu, banyaknya korban jiwa dikarenakan bodi kendaraan yang keropos. Saat terjadi tumbukan bus mengalami deformasi hingga mencapai survival space. "Inilah yang meningkatkan fatalitas dan membunuh korban," ucap Wildan.

Di samping itu, Wildan menyebut bangku penumpang dari bus tersebut juga tidak dilengkapi sabuk keselamatan pada bangku penumpang, dan penggunaan kaca non-safety glass.

"Kaca yang tidak menggunakan safety glass, saat benturan seperti ini, akan menjadi mesin pembunuh. Hal ini jadi temuan kami," ujar Wildan.

3. Rekomendasi KNKT

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Bukit Begoorum Kehumasan dan Media Rilis, 'Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego Bantul), di The Rich Hotel, Rabu (30/11/2022). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

KNKT memberikan sejumlah rekomendasi seperti untuk perusahaan pengelola bus tersebut untuk memfasilitasi pengemudi mengikuti pelatihan safety driving khususnya terkait teknik mengemudi di jalan menurun, serta pemahaman tentang sistem rem bus dan teknik pemeriksaan sebelum berangkat.

Selain itu juga mendorong untuk melaksanakan Permenhub Nomor PM 85 tahun 2018 tentang SMK Perusahaan Angkutan Umum, sebagai upaya mengurangi risiko pada proses bisnis angkutannya.

Baca Juga: 3 Rekomendasi KNKT Pasca Kecelakaan Bus Maut di Bukit Bego

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya