Brajamusti Suporter PSIM Jogja Jalin Komunikasi Lewat Laskar

Menjaga hubungan lebih harmonis dengan antarsuporter

Yogyakarta, IDN Times -Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia membuat suporter tim sepak bola di Indonesia terus berupaya menjalin hubungan antarsuporter lainnya. Salah satu kelompok suporter tersebut adalah Brajamusti pendukung PSIM Jogja.

Sebelum Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati), kelompok suporter pendukung PSIM Jogja ini bernama Paguyuban Tresno Laskar Mataram (PTLM). Baru pada 15 Februari 2003, Brajamusti terbentuk.

“Brajamusti memiliki struktur kepengurusan untuk berkoordinasi. Kita salah satu wadah suporter yang telah terdaftar, dan sudah kita dinotariskan di Badan Kesbangpol Yogyakarta juga sudah,” kata Presiden Brajamusti, Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin, atau yang akrab disapa Thole kepada IDN Times, Rabu (5/10/2022).

 

1. Kepengurusan Brajamusti terstruktur sampai bawah

Brajamusti Suporter PSIM Jogja Jalin Komunikasi Lewat LaskarSuporter tim PSIM Jogja/psimjogja.id

Brajamusti memiliki Dewan Pimpinan Pusat (DPP) kemudian di bawahnya untuk di dalam Kota Yogyakarta membawahi Koordinator Kecamatan (Korcam), di luar kota masuk koordinator wilayah (korwil). Masing-masing korwil dan korcam tersebut membawahi laskar. “Sangat jelas struktur kita, bahkan di DPP itu dibagi beberapa bidang,” kata Thole.

Thole menjelaskan bidang di Brajamusti disebut Menko. Setidaknya ada tiga menko yang ada di Brajamusti. Menko 1, Menko 2, dan Menko 3. Semuanya dibagi membawahi seperti humas, kreasi seni, usaha dana, suporter wanita dan beberapa lainnya. “Pembagian sudah jelas tinggal koordinasi aja kita. Misal event itu (pertemuan suporter) kan intinya humas di Menko 1. Sudah, nanti kita tinggal instruksi aja, menko menggerakan departemen-departemen di bawahnya, ada koordinator masing-masing juga kan itu, dan semua itu dari laskar,” ujar Thole.

Pendataan terakhir pada Jumat (2/9/2022) jumlah laskar di Brajamusti sekitar 400. Sementara untuk jumlah anggota yang ada sekitar 15 ribu orang. Tidak hanya di dalam Kota Jogja, anggota Brajamusti juga tersebar di Kebumen, Wonosobo, Purworejo, Magelang, Pacitan, Wonogiri, Pracimantoro. Hingga luar kota seperti wilayah Jabodetabek. “Jadi jelas semisal ada permasalahan atau apa, tinggal cek nama siapa, laskar apa, ketua laskar siapa. Kita panggil yowis (yaudah) kita urus. Jadi gak ada istilah simpatisan, jelas anggotanya,” ucap Thole.

2. Koordinasi dan Komunikasi Brajamusti dilakukan melalui laskar

Brajamusti Suporter PSIM Jogja Jalin Komunikasi Lewat LaskarBrajamusti, suporter PSIM Yogyakarta/psimjogja.id

Koordinasi, dan komunikasi di Brajamusti dilakukan melalui laskar. Untuk berkoordinasi, grup yang ada digunakan untuk berkomunikasi antar ketua laskar, guna menyosialisasikan program-program Brajamusti. Ketua laskar nantinya menyosialisasikan ke anggotanya. Pertemuan juga kerap diadakan. Termasuk rapat di DPP.

“Pertemuan kalau pas ada kompetisi, menjelang pertandingan ada pertemuan. Jadi untuk evaluasi pertandingan sebelumnya ada kejadian apa, biar gak terulang. Terus ke depannya biar lebih bagus lagi seperti apa,” ujar Thole.

Hubungan dengan manajemen pun dijaga dengan baik. Diskusi dilakukan, manajemen juga kerap mengajak Brajamusti dalam berbagai kegiatan. “Kadang ada masalah pun didiskusikan, kayak performa tim yang kurang bagus. Langkah-langkahnya apa, terus habis itu kita kerucutkan buat surat resmi ke manajemen, nanti manajemen dan kita kumpul. Manajemen kalau ada kegiatan juga njawil kita,” ucapnya.

Thole juga mengungkapkan pendanaan untuk kegiatan Brajamusti bersumber dari berbagai macam. Seperti salah satunya ticketing, dari distribusi tiket nantinya ada yang disisihkan untuk kas. Edukasi untuk membeli tiket setiap akan menonton pertandingan PSIM Jogja juga terus dilakukan. Hal tersebut guna mendukung klub bisa bertahan.

Disadari untuk klub di Indonesia uang sponsor tidak banyak. Mayoritas masih mengandalkan penjualan tiket. “Sudah kita biasakan, Brajamusti nek ra duwe (gak punya) tiket rasah nonton, tanpa terkecuali. Andalan klub Indonesia kan itu (penjualan tiket). Terus merchandise ya dari PSIM store anak-anak setiap ada produk juga buat bantu cash flow klub, walaupun mungkin tidak seberapa,” kata Thole.

Baca Juga: Suporter PSIM dan Persis Gelar Salat Gaib untuk Korban Kanjuruhan 

Baca Juga: Tagar ImranOut Menggema, Pelatih PSIM Siap Dievaluasi 

3. Brajamusti terus mengedukasi anggota

Brajamusti Suporter PSIM Jogja Jalin Komunikasi Lewat LaskarBrajamusti, suporter PSIM Yogyakarta. (twitter.com/crazylionzine)

Tidak bisa dipungkiri gesekan antar suporter sempat terjadi beberapa kali. Hal tersebut juga terus diupayakan direda. Rasa kekecewaan atas kekalahan tim terkadang menjadi pemicu gesekan ataupun kericuhan.

“Sebenarnya rasa cinta yang sangat besar itu, tapi ya tidak boleh membabi buta. Kekecewaan (memicu) tingkat emosional orang beda-beda, cara menyampaikan beda-beda, menyalurkannya beda, ada yang mancing-mancing. Kadang kan ya kalah, kita kecewa pasti, tapi yo legawa jembar atine lah,” ucap Thole.

Dalam sepak bola ada menang, seri atau kalah. Ia menyadari masing-masing sikap orang menerima kekalahan berbeda-beda. Dari DPP Brajamusti menko yang terkait juga terus memberi edukasi, membuat forum. Dikhawatirkan jika terjadi kerusuhan atau semacamnya justru akan merugikan klub yang dicintai.

Penyelesaian jika ada masalah juga diupayakan dari internal Brajamusti terlebih dahulu. Edukasi seperti pemasangan banner saat pertandingan, edukasi saat di dalam stadion hingga di jalan raya selalu diingatkan.

“Biar kita sek ngelekke (yang negur). Edukasi tidak lelah, biasanya per pertandingan di evaluasi, jangan sampai ada kejadian (kerusuhan). Adek-adek Alhamdulillah mengerti. Kita suporter dukung tim beli tiket, kontribusi beli tiket mendukung. Kalau kita belum bisa menghidupi, jangan merugikan tim. Selalu kita tekankan kepada anggota juga,” ucap Thole.

4. Menjaga hubungan lebih harmonis dengan antarsuporter

Brajamusti Suporter PSIM Jogja Jalin Komunikasi Lewat LaskarSuporter tim sepak bola berkumpul di Stadion Mandala Krida sebagai bentuk duka cita atas tragedi Kanjuruhan.IDN Times/Herlambang Jati

Belum lama ini tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan orang, membawa kesadaran para suporter di Tanah Air. Aksi-aksi solidaritas juga terbangun. Para kelompok suporter menurunkan ego dan mencoba menghapus rivalitas selama ini. Brajamusti yang bekerja sama dengan The Maident belum lama ini juga menggelar doa bersama, dan mengundang kelompok suporter lain.

Seperti Suporter Persis Solo, Pasoepati, kemudian suporter PSS Sleman Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania turut hadir di Mandala Krida Yogyakarta. “Terwujudnya rekonsiliasi suporter. Kebencian-kebencian dilupakan. Rivalitas hanya 90 menit itu saja,” ucap Thole.

Menurutnya semua telah berkomitmen, khususnya para pendukung di DI Yogyakarta dan Solo untuk menjalin hubungan lebih baik. Komunikasi yang lebih intens akan dilakukan. Diharapkannya tidak perlu melihat ke belakang kejadian-kejadian yang kurang baik.

“Gak usah noleh ke belakang, buka lembaran baru. Menghilangkan kebencian yang selalu kita umbar, atas nama militansi rivalitas yang menurut saya semu. Generasi ini kan paling tidak mewariskan generasi berikutnya bahwa nonton sepak bola itu go gawe seneng ojo sepaneng (buat senang-senang, tidak tegang). Lama-lama kalau kejadian terus (kerusuhan) orang gak mau ke stadion. Kesannya stadion malah tidak menyenangkan,” kata Thole.

Baca Juga: Ratusan Suporter Siap Kawal PSIM Yogyakarta Lawan FC Bekasi City  

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya