Telur Sentuh Harga Dasar, Peternak Ayam Ras Dipastikan Merugi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulon Progo, IDN Times - Sejumlah peternak ayam ras di Kulon Progo mengeluhkan harga telur ayam ras. Peternak mengakui saat ini telur harga ayam ras hanya di kisaran harga Rp14.500 per kilogram.
Salah satu peternak ayam Kulon Progo, Yusuf mengatakan harga tersebut hanya cukup membeli pakan ternak.
“ "Harga telur ayam beberapa hari terakhir memang sangat rendah, khususnya pada Sabtu (2/5) sampai titik terendah Rp13 ribu per kilogram. Hal ini sangat merugikan peternak kecil, bisa gulung tikar," kata Yusuf.
Baca Juga: Rapid Test Terbatas, Dinkes Sleman Utamakan Klaster Jemaah Tablig
1. Harga telur berada di titik terendah
Menurut Yusuf, hal ini disebabkan harga telur di Jawa Timur, seperti di Blitar sangat rendah sehingga menyebabkan harga telur daerah lain jatuh. Kedua, rendahnya permintaan telur.
"Setiap awal puasa permintaan turun, dan harga telur turun, diperparah adanya pandemi COVID-19. Akhir, harga telur berada di titik terendah," katanya, Senin (4/5) seperti dilansir Antara.
Menurut dia, harga telur di bawah Rp15 ribu menyebabkan peternak merugi dan terancam gulung tikar. Kalau harga telur Rp17 ribu per kilogram, hanya bisa beli pakan ternak.
"Kalau harga telur masih di bawah Rp17 ribu per kilogram, akan menyebabkan peternak gulung tikar," katanya.
2. Permintaan rendah karena toko dan warung makan tutup
Salah satu pedagang telur ayam di Kecamatan Sentolo Sugeng mengatakan saat pendemik COVID-19, banyak warung makan dan toko kelontong tutup sehingga serapan atau permintaan menjadi sangat rendah.
“Permintaan turun drastis karena tidak ada pembeli. Kondisi seperti saat ini, saya hanya melayani pesanan saja," katanya.
3. Harga rendah namun peminat sedikit
Sementara itu di pasar tradisional telur ayam ras dijual dengan harga Rp18 ribu per kilogram. Salah seorang pedagang di Pasar Gowok, Sleman kepada IDN Times mengatakan walaupun harga saat ini sangat rendah namun permintaan rendah. Pandemik COVID-19 mengakibatkan daya beli masyarakat tidak mampu membeli telur dalam jumlah banyak.
“Harga ini terjadi sejak Minggu lalu, walaupun sangat murah namun per harinya saya hanya mampu jual tidak lebih 5 kilogram. Sepi,” ujar Wawan.
Baca Juga: Mengaku Akan Serahkan Diri ke Polisi, Ferdian Paleka Ajukan Syarat