Sosiolog UGM Minta Pemerintah Fasilitasi Pemudik

Imbauan larangan mudik dengan sepeda motor sudah tepat

Sleman, IDN Times - Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Derajat Sulistyo Widhyharto mengatakan pemerintah seharusnya memfasilitasi para pemudik. Menurutnya mudik merupakan momentum sosial politik masyarakat indonesia.

Mudik menurut Derajat mempunyai makna politis untuk menunjukkan hubungan harmonis masyarakat dan pemerintah. “Mengingat tahun depan pemil, citra lancar harus terlihat sejak tahun ini sebagai refleksi politis untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan event besar sosial di Indonesia dan mudik termasuk dalam event besar itu,” kata Derajatl dikutip laman UGM, Kamis (21/4/2023).

1. Pemerintah harus sediakan infrastruktur jalan yang nyaman

Sosiolog UGM Minta Pemerintah Fasilitasi PemudikIlustrasi Pemudik. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Upaya untuk memfasilitasi pemudik menurutnya harus dilakukan oleh pemerintah sekaligus upaya secara paralel yang dilakukan untuk menyiapkan kondisi kesehatan pemudik. Selain kondisi kesehatan pemudik, harus diiringi juga fasilitas infrastruktur jalan yang nyaman dan aman.

“ Kondisi jalan jalan apapun jika kondisi pemudik capek atau Lelah dan kesehatan menurun risiko kecelakan akan terjadi. Saya kira perlu kampanye kesehatan, berkendara aman, dan menyiagakan puskesmas di jalan yang dilewati pemudik,” ungkapnya.

Bagi Derajat, berkendara aman dan menjaga kesehatan adalah hal penting bagi pemudik karena untuk mengembalikan semangat bahwa mudik memperkuat relasi sosial dan menegaskan hubungan desa kota ataupun antar wilayah.

2. Pemudik memakai sepeda motor paling berisiko

Sosiolog UGM Minta Pemerintah Fasilitasi PemudikPetugas Kepolisian menghalau sejumlah pemudik motor yang melawan arah untuk menghindari posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). (ANTARA FOTO/Fahkri Hermansyah)

Soal imbauan pemerintah untuk tidak mudik menggunakan roda dua menurutnya merupakan hal yang benar. Pemudik motor paling berisiko. Namun, imbuhnya, imbauan tersebut bukan berarti tidak ada yang mudik menggunakan motor, sebab kendaraan roda dua ini mewakili pemudik kelas menengah ke bawah.

Apalagi pemudik belum sepenuhnya mendapat layanan angkutan umum dan fleksibilitas akses kelompok tertentu masyarakat untuk mendapatkan akses angkutan umum yang nyaman dan murah. “Transportasi umum di daerah tujuan mudik yang berbeda kondisi sehingga tidak salah jika masih saja ada pemudik motor nekat,” katanya.

 

Baca Juga: 5.344 Jemaah Ikuti Salat Idul Fitri di Gumuk Pasir Bantul

Baca Juga: Mudik Lebaran, 85.839 Penumpang Gunakan Pesawat di Bandara YIA       

3. Pemudik diminta tidak memamerkan harta kekayaannya

Sosiolog UGM Minta Pemerintah Fasilitasi PemudikIlustrasi pamer (pexels.com/andrea piacquadio)

Saat mudik, menurutnya pemudik sebaiknya tidak memamerkan harta kekayaannya di kampung halamannya.

Pemudik, katanya, sebaiknya memamerkan berbagi ide usaha, pengetahuan dan kegiatan produktif lainnya. “Yang dipamerkan buka kekayaannya tapi usaha, pengetahuan, dan berbagai kegiatan produktif,” pungkasnya.

Baca Juga: 6 Kuliner dan Wisata di Jalur Lebaran Jogja 2023 Versi Ditjen Hubdar 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya