Sepekan Merapi Luncurkan 282 Lava Pijar dan 19 Awan Panas Guguran     

Status Merapi masih dipertahankan pada Level III atau siaga

Kota Yogyakarta, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar sebanyak 282 kali dalam sepekan. Jarak luncur maksimal lava pijar itu mencapai 1.000 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Selain itu, dalam periode 15 Januari sampai dengan 21 Januari 2021, BPPTKG mencatat awan panas guguran terjadi sebanyak 19 kali. Jarak luncuran maksimal 1.800 meter arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 209 detik.

“BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dalam keterangannya secara daring, Jumat (22/1/2021).

Meski demikian, kata Hanik, status Gunung Merapi masih dipertahankan pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

1. Probabilitas letusan Merapi lebih besar ke efusif

Sepekan Merapi Luncurkan 282 Lava Pijar dan 19 Awan Panas Guguran     Gunung Merapi mengeluarkan material vulkanik terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (14/1/2021) ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Hanik menyatakan sejak memasuki fase erupsi pada 4 Januari 2021, ke depan awan panas guguran Gunung Merapi intensitasnya bakal fluktuatif. "Mungkin bisa lebih intens, tetapi juga bisa berkurang," kata dia.

Berdasarkan penilaian probabilitas erupsi Gunung Merapi, kata Hanik sampai saat ini kemungkinan tertinggi adalah erupsi efusif dengan persentase mencapai 43 persen, disusul erupsi eksplosif 20 persen, crypto eksplosif sebesar 18,8 persen, dan 17,9 persen intrusi. “Apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” katanya.

Baca Juga: Ini Bahaya Erupsi Efusif Merapi Versi Kepala Pusat Studi Bencana UGM 

2. Pertumbuhan kubah lava tergolong kecil

Sepekan Merapi Luncurkan 282 Lava Pijar dan 19 Awan Panas Guguran     ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Hanik menyebut volume kubah lava Gunung Merapi hingga 21 Januari 2021 mencapai 104.000 meter kubik. Jumlah itu, kata Hanik masih tergolong kecil jika dibandingkan saat erupsi 2006.

"Volume yang tumbuh sekarang ini masih kecil. Sebagai gambaran saja pada 2006 itu (volume kubah lava) 3,5 juta meter kubik kalau tidak salah, tapi hitungannya jelas jutaan," ujarnya.

Pada masa erupsi 2006, kata Hanik, pertumbuhan volume kubah lava mencapai 70.000 meter kubik per hari dan jumlahnya terus meningkat. Saat ini rata-rata masih sebesar 8.600 meter kubik per hari.

Namun, berdasarkan data pengamatan mingguan, BPPTKG mencatat volume kubah lava Gunung Merapi masih terus meningkat. Pada 14 Januari 2021 volume kubah lava masih sebesar 46.766 meter kubik dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari. Namun, pada awal pekan ini kembali meningkat menjadi 85.000 meter kubik dan per 21 Januari menjadi 104.000 meter kubik.

3. Morfologi di sisi barat berubah

Sepekan Merapi Luncurkan 282 Lava Pijar dan 19 Awan Panas Guguran     Letusan Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2019). ANTARA FOTO/Agus Sarnyata

Hanik menjelaskan pertumbuhan kubah lava di Merapi membuat morfologi di sisi barat daya berubah secara signifikan. Sedangkan di sisi tenggara hingga kini belum ada perubahan.

"Namun demikian, kita tetap harus konsentrasi dalam pengamatan yang ada di dalam kawah," kata dia.

Meski volume kubah lava terus tumbuh, itensitas kegempaan, deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi, serta konsentrasi gas justru menurun secara signifikan.
"Kegempaan internal 12 kali per hari, deformasi sudah berhenti 1 cm per hari, dan gas vulkanik CO2 saat ini 550 ppm dalam tren menurun," kata dia.

Baca Juga: Bupati Sleman Positif, Ratusan Di-swab Antigen dan 8 Orang Positif

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya