Saat Belajar Daring, Kekerasan Terhadap Anak di Yogyakarta Meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Selama masa pandemik, kasus kekerasan yang dialami perempuan dan anak di Kota Yogyakarta menunjukkan peningkatan. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta, Edy Muhammad memaparkan kenaikan kasus terus meningkat sejak 2019, 2020 hingga Oktober 2021 angkanya mengalami kenaikan.
1. Kasus kekerasan terhadap anak meningkat
Angka kasus kekerasan pada 2019 tercatat sebanyak 122, naik menjadi 145 kasus pada 2020, hingga Oktober 2021 tercatat sebanyak 175 kasus kekerasan.
"Sedangkan kasus kekerasan pada anak juga mengalami kenaikan, dari 39 kasus pada 2020 menjadi 55 kasus hingga Oktober 2021," ujar Edy dikutip Antara, Rabu (1/1/2021).
Baca Juga: Bentrok di Jalan Laksda Adisucipto Sleman, Polisi Amankan 2 Orang
2. Saat daring, kasus kekerasan anak meningkat
Terdapat tiga faktor utama yang menjadi penyebab munculnya kasus kekerasan tersebut, yaitu karakter atau kepribadian orang yang memang gemar marah dan suka melakukan tindak kekerasan, serta faktor ekonomi.
“Sebelum pandemik, kasus kekerasan pada anak banyak terjadi di sekolah, namun sejak dilakukan daring, kasus kekerasan pada anak lebih banyak terjadi di rumah,” katanya.
3. Anak jadi korban kekerasan psikis
Meningkatnya kasus kekerasan anak di dalam rumah, lanjut Edy, dimungkinkan terjadi karena intensitas pertemuan anggota keluarga lebih tinggi. Sebagian besar kekerasan yang dialami adalah secara psikis.
“Mungkin juga orang tua mengalami banyak tekanan akibat harus menjadi guru untuk anak yang sekolah daring dan tetap harus mengerjakan pekerjaan lain di rumah atau karena tekanan ekonomi karena pandemik,” katanya.