Penjualan Perajin Batik Kulon Progo Merosot 90 Persen saat Pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulonprogo, IDN Times- Pengusaha batik di Kulon Progo mengeluhkan sepinya pembelian kerajinan batik akibat pandemik COVID-19.
Ketua Paguyuban Perajin Batik Lendah Kulon Progo, Umbuh Haryanto mengatakan sejak bulan Maret hingga Juni 2020, perajin sama sekali tidak berproduksi. Mereka hanya berupaya menjual batik sisa hasil produksi mereka sebelum masa pandemik datang.
" Sejak bulan Maret kami tidak produksi. Sebelum Maret kami produksi besar - besaran untuk persiapan menyambut hari Lebaran. Biasanya satu bulan menjelang lebaran permintaan kain batik meningkat tajam. Namun tahun ini terjadi pandemik bersamaan dengan hari Lebaran sehingga permintaan kain batik merosot tajam," ungkap Umbuh Haryanto dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (8/7/2020).
Baca Juga: Luwes Berkebaya Putih Varsha Strauss Istri Cucu Soeharto Tuai Pujian
1. Penjualan batik turun hingga 90 persen
Hal yang sama disampaikan anggota Paguyuban Perajin Batik Lenda, Kulon Progo, Agus Fatkhurohman mengatakan penjualan saat ini turun drastis hingga lebih 90 persen.
" Penjualan turun hingga 90 persen lebih. Sehingga terpaksa kami tidak produksi dulu sejak maret lalu dan konsentrasi menjual stok yang sudah ada untuk upaya bertahan di masa pandemik," ujar Agus.
2. Ketua Komisi B DPRD DIY berjanji menyampaikan keadaan perajin ke Pemda DIY
Menanggapi keadaan perajin Lendah Kulon Progo, Ketua Komisi B DPRD DIY, Danang Wahyu Broto berjanji akan menyampaikan kepada Pemda DIY untuk mendapatkan perhatian.
“Data kondisi UMKM terdampak covid ini menjadi dasar kami untuk mengusulkan kepada Pemerintah dalam upaya pemulihan pasca pandemi covid 19 nantinya," tutur Danang Wahyu.
3. Diperlukan acara budaya untuk membantu perajin
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, Dwi Wahyu Budiantoro menyatakan untuk memulihkan kondisi perajin batik Lendah diperlukan sebuah acara budaya untuk meningkatkan kehidupan perajin dan memasarkan batik.
“Kabupaten Kulonprogo mendapatkan alokasi dana keistimewaan yang cukup besar tahun ini yakni mencapai Rp112 miliar. Dana keistimewaan ini bisa digunakan untuk upaya menggelar event budaya sebagai upaya memasarkan batik.”
Baca Juga: Denda Rp100 Ribu bagi yang Tak Pakai Masker Dianggap Lemah Hukum