Di Yogyakarta Per Pekan Kasus COVID Naik 150, Terbanyak di Keluarga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Yogyakarta, IDN Times - Munculnya kasus baru COVID-19 di Kota Yogyakarta dinilai stabil. Data tersebut disampaikan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan selama sembilan minggu terakhir rata-rata kasus baru COVID-19 muncul sebanyak 150 kasus.
"Stabil ini dalam artian naik atau turunnya temuan kasus baru cukup stabil. Per pekan sekitar 150-an kasus baru," kata Heroe Poerwadi dilansir Antara, Jumat (16/4/2021)
1. Penularan antar anggota keluarga tinggi
Menurut Heroe sebagian besar kasus masih terjadi disebabkan penularan dalam keluarga terjadi saat saudaranya terpapar virus ketika bekerja di kantor atau melakukan perjalanan ke luar kota.
Walaupun kecenderungan stabil, namun penambahan ini tetap tinggi sebab masih ditemukan kasus baru setiap harinya.
"Penerapan protokol kesehatan di tiap rumah atau keluarga juga tetap harus dikuatkan. Misalnya setelah bepergian ke luar daerah harus ada protokol kesehatan yang dilakukan," katanya.
Baca Juga: Jokowi Beberkan Alasan Larangan Pulang Kampung Saat Lebaran
2. Sebanyak 95,46 persen rukun tetangga dalam zona hijau
Di wilayah Kota Yogyakarta status risiko penularan berdasarkan aturan dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro, sekitar 95,46 rukun tetangga (RT) berada dalam zona hijau atau tidak terjadi penularan di lingkungan tersebut.
Namun jika dilihat berdasarkan aspek epidemiologi, terdapat lima dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta yang masih berstatus zona merah. Sedangkan zona kuning atau terjadi penularan kurang dari lima rumah mencapai 4,54 persen, sedangkan untuk zona oranye dan merah dipastikan tidak ada.
"Namun jumlah tersebut sudah berkurang dibanding pekan-pekan sebelumnya yang bisa mencapai sembilan sampai 10 kelurahan, dan tidak ada kecamatan dengan zona merah," katanya.
3. Pasar Ramadan akan dikaji
Untuk terus menekan munculnya angka kasus baru, Heroe berharap terus dilakukan pemantauan di saat bulan Ramadhan akibat peningkatan potensi kerumunan warga.
“Salah satunya adalah kegiatan pasar Ramadan yang saat ini tengah dikaji upaya penerapan pembatasan yang perlu dilakukan seperti pembatasan hanya buka tiga kali dalam sepekan atau pembatasan jumlah pengunjung dengan penutupan akses jalan dan opsi lainnya sesuai kondisi di lapangan,” terang Heroe.