8 Kecamatan di Bantul Masuk Zona Merah Penyakit Mulut dan Kuku  

Jumlah hewan terkena PMK di zona merah lebih dari 100 ekor

Bantul, IDN Times - Sebanyak delapan kecamatan di Kabupaten Bantul dinyatakan sebagai zona merah kasus wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). 

"Delapan kecamatan zona merah kasus PMK karena populasi ternak yang kena atau suspek PMK berdasarkan gejala klinis jumlahnya di atas 100 kasus," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo, Jumat (24/6/2022). 

 

1. Zona merah berada di wilayah Bantul Timur

8 Kecamatan di Bantul Masuk Zona Merah Penyakit Mulut dan Kuku  ilustrasi hewan ternak sapi (unsplash.com/Annie Spratt)

Pihaknya tidak menyebutkan semua kecamatan zona merah kasus PMK itu, namun sebagian besar berada di Bantul wilayah timur, di antaranya Kecamatan Pleret, Jetis, Pundong, Banguntapan, dan Imogiri.

"Wilayah Bantul yang masih agak aman dari kasus PMK di daerah barat, yaitu Kecamatan Srandakan, Pajangan, Sedayu , dan Sanden," katanya dikutip Antara. 

 

Baca Juga: Agrowisata Jeruk Bantul Mulai Dilirik, Ajak Wisatawan Petik di Kebun  

2. Kasus PMK di Bantul 1.894 ekor

8 Kecamatan di Bantul Masuk Zona Merah Penyakit Mulut dan Kuku  Petugas kesehatan hewan DKP3 Kota Depok melakukan pemeriksaan pencegahan PMK terhadap hewan ternak. (IDNTimes/Dicky)

Total temuan kasus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di Bantul hingga kini mencapai 1.894 ekor, mati enam ekor, potong paksa 29 ekor, dan sembuh sebanyak 210 ekor.

Penanganan dan pengobatan ternak yang kena PMK di wilayah zona merah menjadi perhatian bersama antara pemerintah melalui petugas kesehatan hewan dan peternak, agar penularan terus ditekan dan proses penyembuhan lebih banyak.

 

3. Berharap PMK tak berdampak pada Idul Adha

8 Kecamatan di Bantul Masuk Zona Merah Penyakit Mulut dan Kuku  Pengecekkan kondisi dan pengambilan sample pada hewan ternak. Doc. IDN TImes

Joko berharap wabah PMK tidak berdampak pada pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah yang membutuhkan ternak sehat untuk hewan kurban.

 "Kekhawatiran untuk kebutuhan Idul Adha jelas ada, tapi yang jelas nanti kita lebih intensif dalam pengawasan mendekati hari raya, agar jangan sampai sapi yang sakit untuk dijadikan hewan kurba. Ini tidak mudah bagi teman teman di lapangan," katanya.

Dia menyebutkan, kebutuhan hewan kurban di Bantul setiap Idul Adha sekitar 7.000 sapi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bantul perlu mendatangkan ternak dari luar daerah.

"Kita tidak hanya mengandalkan dari Bantul saja, tetapi juga dari luar, dan semoga saja aman. Harapannya kasus di Bantul tidak bertambah, sementara ternak dari luar sehat," katanya.

Baca Juga: Gara-Gara PMK, Produksi Susu Sapi di Kabupaten Sleman Turun

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya