Upacara di Tempat Pembuangan Sampah, ini Arti Merdeka bagi Pemulung

Berlatih menjadi petugas upacara bendera selama 3 hari

Bantul, IDN Times - Hari ini, (17/8) warga Yogyakarta melakukan upacara bendera untuk memperingati Kemerdekaan Indonesia. Berbagai kalangan masyarakat pun bersemangat melakukannya.

Namun tidak seperti di tempat lainnya, perayaan upacara bendera Kemerdekaan Indonesia di Bantul, salah satunya dilakukan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul.

Untuk melakukan upacara bendera, persiapan telah dilakukan oleh pemulung selama tiga hari terakhir ini. Yaitu membersihkan sampah dari jalan dan belajar tata cara upacara bendera. 

1. Puluhan pemulung dan sopir truk sampah gelar upacara bendera di lokasi pembuangan sampah

Upacara di Tempat Pembuangan Sampah, ini Arti Merdeka bagi PemulungIDN Times/Daruwaskita

Peserta upacara di TPST Piyungan ini terdiri dari pemulung, sopir truk yang biasanya mengangkut sampah. Bau menyengat dari tumpukan sampah yang hanya berjarak beberapa meter dari  tempat upacara tidak mengurangi kekhidmatan peserta. 

Dengan memakai seragam berwarna biru, putih dan merah, puluhan pemulung tampak bersemangat mengikuti jalannya upacara. Untuk melaksanakan upacara bendera, para pemulung harus berlatih selama 3 hari, didampingi petugas dari Polda DI Yogyakarta.

 

Baca Juga: Warga Sekitar Pembuangan Sampah Terpadu Piyungan Kembali Tutup Jalan 

2. Baru pertama kali dilakukan

Upacara di Tempat Pembuangan Sampah, ini Arti Merdeka bagi PemulungIDN Times/Daruwaskita

‎Ketua Komunitas Pemulung Makaryo Adi Ngayogyokarto (Mardiko) TPST Piyungan, Maryono mengatakan upacara bendera di sekitar tumpukan sampah yang menggunung ini, baru dilakukan pertama kali. 

"Upacara bendera ini murni inisiatif dari teman-teman pemulung yang berencana sejak 3 tahun yang lalu, namun baru terealisasi saat ini."

3. Ingin kembali bersatu

Upacara di Tempat Pembuangan Sampah, ini Arti Merdeka bagi PemulungAntara foto/Noveradika

Maryono mengatakan pelaksanaan upacara kemerdekaan ini dijadikan momentum bersatunya antara warga terdampak tempat pembuangan sampah, pemulung dan pemerintah, pasca insiden yang terjadi di TPST Piyungan beberapa waktu lalu.

"Di momen bersejarah ini kami semua menginginkan semua kembali bersatu," ujar Maryono. 

Sekitar satu bulan lalu, warga di sekitar pembuangan sampah menutup jalan truk pengangkut sampah. Warga merasa pemerintah belum memberikan kompensasi tunai karena warga terpaksa setiap hari harus mencium bau tidak sedap. 

Ketika ditanya arti kemerdekaan bagi pemulung, Maryono mengatakan kemerdekaan adalah ingin memperoleh pekerjaan lain, yaitu berjualan pecel lele atau, makanan lainnya. 

Baca Juga: Hanya Mau Buang Sampah, Warga di Kota ini Dibuat Bingung 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya