Tambahan 68 Kasus Positif COVID-19 di Bantul Terbanyak dari Ponpes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Bantul, melonjak tajam setelah ditemukannya 68 kasus baru.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja menyatakan kasus baru terbanyak berasal dari hasil skrinning pondok pesantren di Bantul.
"Ya memang yang paling banyak tambahan pasien positif COVID-19 dari pondok pesantren. Kasus ini terungkap ketika ada santri yang menjalani screening dan dinyatakan positif. Selanjutnya dilakukan tracing kontak era," kata Agus Budi Raharja saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (30/10/2020).
1. Santri jalani isolasi mandiri di pondok pesantren
Meski enggan menyebutkan nama pondok pesantren yang dimaksud, Gus Bud panggilan akrab Agus Budi Raharja menegaskan seluruh santri yang terkena COVID-19 sudah menjalani karantina mandiri di ruang khusus pondok pesantren.
"Jadi di ponpes tersebut ada tim kesehatann sendiri dibantu oleh petugas dari puskesmas setempat untuk memantau perkembangan santri yang positif COVID-19," katanya.
Baca Juga: Tambah 82 Pasien, Kasus Baru COVID-19 di Jogja Catat Rekor Tertinggi
2. Santri yang positif COVID-19 lakukan isolasi mandiri
Menurut Agus, hingga saat ini belum ada santri yang dikirim ke rumah sakit rujukan karena hampir semuanya masuk dalam kategori asimtomatic atau Orang Tanpa Gejala.
"Jadi yang positif ini masih anak muda semua dan belum ada laporan yang menunjukkan gejala berat atau memiliki penyakit penyerta sehingga hanya dilakukan isolasi mandiri di ponpes," terangnya.
3. Pondok pesantren menjadi target screening Gustu Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul
Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan melonjaknya kasus konfirmasi positif tak lepas dari masifnya screening yang dilakukan di tempat yang beresiko tinggi seperti perkantoran, pendidikan, perusahaan atau pabrik dan pelaku perjalanan.
"Jumlah total yang kita screening ada 160 orang, 64 di antaranya hasil dari kelompok pendidikan yang tersebar di Kecamatan Sewon, Piyungan hingga Pleret," katanya.
Oki panggilan akrab dr. Sri Wahyu Budi Santosa mengatakan sejumlah lembaga pendidikan diakui sudah melakukan pelajaran tatap muka, hal itu menurutnya sangat berpotensi terjadinya penularan COVID-19.
"Salah satu lembaga pendidikan yang kini menggelar pembelajaran tatap muka adalah pondok pesantren dan karenanya menjadi perhatian serius gugus tugas," ucapnya.
Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.
Baca Juga: Libur Panjang, Gunungkidul Diserbu Belasan Ribu Wisatawan