Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan Penduduknya

Kondisi ekonomi mendorong warga bekerja merantau‎

Gunungkidul, IDN Times – Warga Gunungkidul, DI Yogyakarta banyak yang merantau ke sejumlah kota di Indonesia bahkan ke luar negeri. Salah satu daerah yang warganya banyak merantau adalah Desa Plembutan di Kecamatan Playen, Gunungkidul.

Desa itu berjarak kurang 10 kilometer dari Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Kondisi geografis Desa Plembutan meski tak jauh dari Kota Wonosari merupakan daerah yang sebagian besar ada perbukitan yang tandus dan gersang setiap kali musim kemarau datang.‎

Berpenduduk sekitar 1.600 kepala keluarga atau 5.000 jiwa ini sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai petani dan juga sebagai perantau yang mencari penghasilan yang lebih baik di berbagai kota besar di Indonesia bahkan ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia.

Baca Juga: 5 Bukit di Gunungkidul Ini Langsung Menghadap Laut, Cocok Buat Camping

1. Sebagai desa pemasok tenaga kerja paling banyak

Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan PenduduknyaIDN Times/Daruwaskita

Sebelum tahun 2010 bahkan Desa Plembutan mendapatkan julukan sebagai desa pemasok tenaga kerja ke luar daerah maupun ke luar negeri terbesar di kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri di sisi timur dan Kabupaten Klaten di sisi utara itu.

"Wajar kalau dulu Desa Plembutan disebut sebagai Desa TKI karena sebagian besar penduduknya merantau ke luar kota bahkan ke luar negeri mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi, pekerja pabrik di Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong hingga di kawasan negara Timur Tengah lainnya," kata Edi Supriyanti, Kepala Desa Plembutan saat ditemuai IDN Times di kediamannya di Desa Plembutan, Minggu (2/6).

2. Minim pekerjaan alasan merantau

Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan PenduduknyaBNPB

Kepala desa yang dilantik pada akhir tahun 2015 ini mengaku kondisi ekonomi yang kurang beruntung dan lahan pertanian yang hanya bisa digarap saat musim hujan membuat warga berusaha mencari penghidupan yang lebih baik di kota lain bahkan ke luar negeri.

"Ya karena kepepet warga nekat merantau bahkan bekerja di luar negeri untuk memperbaiki kehidupan perekonomian keluarganya. Tak hanya yang masih bujangan atau gadis, ibu rumah tangga juga ada yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi," ujarnya.‎

Awalnya para warga yang bekerja ke luar negeri ini mengetahui adanya lowongan pekerjaan berasal informasi dari mulut ke mulut atau dari temannya yang sudah bekerja di luar negeri.

"Nah yang merantau ini ketika Lebaran pulang dan memberitahu tempatnya bekerja membutuhkan pekerja yang cukup banyak sehingga warga tertarik dan ikut merantau," ujarnya.

3. Warga yang merantau sudah berkurang‎

Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan PenduduknyaIDN Times/Daruwaskita

Seiring perkembangan waktu kini tak banyak lagi warga yang bekerja ke luar negeri, namun masih banyak penduduk yang bekerja di luar kota.

"Ini desa kami masih sepi, namun saat Lebaran tiba pasti akan ramai karena para perantau pada mudik ke kampung halaman," ungkapnya.

Baca Juga: Selepas Main di Pantainya, Cicipi 7 Makanan Khas Gunungkidul Ini!

4. Kejayaan TKI dilihat dari rumah yang bagus‎

Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan PenduduknyaIDN Times/Daruwaskita

Edi mengungkapkan sisa-sisa kejayaan para TKI ini bisa dilihat ketika melinta di Jalan Plembutan menuju Kecamatan Paliyan. Ketika ada rumah yang cukup baik dan memiliki usaha lain dipastikan tempat tinggal itu sebelumnya milik mantan TKI.

"Itu yang rumah-rumah bagus di tepi jalan raya atau masuk di perkampungan dipastikan sebagian besar merupakan mantan TKI," tuturnya.

5. Sebagai TKI mencari modal untuk usaha‎

Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan PenduduknyaIDN Times/Daruwaskita

Akhid salah satu mantan TKI mengaku merantau ke Korea Selatan pada tahun 2011 dan kontrak selesai pada tahun 2016 yang lalu. Dari hasil kerjanya di negeri Gingseng itu Akhid mengaku bisa membangun rumah, membeli mobil dan mendirikan usaha konter gawai yang kini ramai dengan konsumen.

"Kita itu merantau kan mencari modal sehingga ketika kontrak selesai dan kembali lagi merantau ke luar negeri maka kita gagal karena tidak bisa mengembangkan modal yang telah dimiliki," ungkapnya.‎

Akhid mengaku bekerja di salah satu pabrik di Korea Selatan karena informasi yang diperoleh dari temannya yang masih satu alumni dan banyak warga Gunungkidul juga bekerja di pabrik tersebut.

"Jadi dulu saya ikut latihan kerja dulu di LPK dan beberapa bulan selanjutnya ada panggilan ke Korea. Saya berangkat namun untuk biaya ditanggung oleh teman-teman saya di Korea Selatan yang memang sudah memilik payuban sendiri," ucapnya.

6. Tak ingin bekerja lagi sebagai TKI

Plembutan, Desa di Gunungkidul yang Ditinggalkan PenduduknyaANTARA FOTO/Reza Novriandi

Bekerja di negeri orang untuk mendapatkan modal, Akhid mengaku memanfaatkan sebanyak mungkin lembur yang ditawarkan kepada pekerja di pabrik.

"Setelah kontrak saya selesai, saya pulang dan mengembangkan modal yang dimiliki dan tak ingin kembali lagi sebagai TKI," tuturnya.‎

Baca Juga: Hati-Hati, Ubur-Ubur Marak di Pantai Selatan 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya