Perawatan Jembatan Masih Minim, KJI Tantang Insinyur Muda

Perawatan jembatan minim, daya tahan diragukan

Bantul, IDN Times - Jembatan merupakan salah satu fasilitas umum yang memudahkan mobilitas masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, terdapat sekitar 90 ribu hingga 100 ribu jembatan di seluruh Indonesia. Namun, perawatan jembatan masih minim dilakukan.

Berangkat dari hal tersebut, Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023 pun diselenggarakan untuk menantang insinyur muda agar dapat membangun jembatan yang lebih baik.

1. Pengawasan dan perawatan jembatan di Indonesia masih kurang

Perawatan Jembatan Masih Minim, KJI Tantang Insinyur MudaKetua Dewan Juri dari Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) 2023, Dr. Fauzri Fahimuddin.(IDN Times/Daruwaskita)

Ketua Dewan Juri KJI 2023, Dr. Fauzri Fahimuddin, menjelaskan bahwa kurangnya pengawasan dan perawatan jembatan di Indonesia menjadi penyebab ketidaktahuan akan daya tahan jembatan tersebut.

“Jika kita melihat rekam jejaknya, setiap tahun selalu ada jembatan yang roboh di Indonesia. Ini dapat terjadi salah satunya karena adanya fatigue atau kelelahan dalam menahan beban yang melintasi jembatan. Sehingga, jembatan yang seharusnya kuat menahan beban hingga 100 megapascal, dapat roboh jika dilewati beban 50 megapascal namun secara terus menerus,” terangnya saat peluncuran logo dan maskot KJI di Kampus UMY,  Selasa (6/6/2023).

2. UMY jadi tuan rumah KJI tahun 2023

Perawatan Jembatan Masih Minim, KJI Tantang Insinyur MudaJembatan Kretek 2 Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Fauzri, Fenomena ini juga menjadi latar belakang diadakannya KJI setiap tahun. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang menjadi tuan rumah KJI tahun ini, siap mendukung kompetisi ini untuk mencetak insinyur muda yang lebih baik dalam merancang jembatan di masa depan.

“Kami berharap dengan diadakannya KJI tahun ini di UMY, juga dapat menciptakan atmosfer akademik di kalangan mahasiswa dan dosen di seluruh Indonesia. Kami tidak ingin mahasiswa hanya menguasai teori, tapi juga harus terampil dalam praktik pengerjaan di lapangan. Dengan kontribusi dari UMY terhadap kompetisi ini diharapkan dapat menumbuhkan atmosfer akademik tersebut,” ujar Fauzri.

3. Makna filosofis dari logo KJI 2023

Perawatan Jembatan Masih Minim, KJI Tantang Insinyur MudaLogo dan maskot KJI 2023. (Dok. Humas UMY)

Logo dan maskot KJI 2023 dirancang secara khusus oleh UMY untuk mencerminkan kompetisi yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) tersebut. Peluncuran logo dan maskot KJI 2023, yang memiliki makna filosofis dan harapan atas suksesnya KJI tahun ini, dilakukan di UMY, di ruang sidang gedung AR Fachruddin A lantai 5.

Logo KJI menggunakan dua warna, yaitu kuning dan biru. Warna kuning melambangkan kecerahan, inspirasi, dan hal-hal positif. Sedangkan warna biru melambangkan kepercayaan, loyalitas, tanggung jawab, dan keamanan.

Maskot KJI 2023 adalah karakter Lombok Abang, yang melambangkan keberanian dan semangat yang tidak kenal menyerah. Penggunaan helm keselamatan dan sepatu bot keselamatan sebagai atribut penting yang digunakan oleh praktisi teknik sipil dalam merancang dan membangun infrastruktur.

Baca Juga: Tantangan Makin Berat, Dokter Lulusan UMY harus Beri Layanan Maksimal 

4. Kehormatan bagi UMY menjadi tuan rumah KJI 2033

Perawatan Jembatan Masih Minim, KJI Tantang Insinyur MudaWakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan Faris Al-Fadhat.(doc.Humas dan Protokol UMY)

Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Muhammad Faris Al-Fadhat, menyatakan bahwa UMY merasa terhormat menjadi penyelenggara kompetisi yang kompetitif ini.

“Bagi kami, ini merupakan perlombaan yang amat sangat kompetitif. Karena KJI ini adalah kompetisi yang berjenjang, mulai dari seleksi tingkat universitas, wilayah hingga ke final di nasional,” ucapnya.

Baca Juga: UMY Kembangkan Demplot Padi Teknologi Apung untuk Lahan Gambut

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya