Perajin Tahu Pusing, Harga Kedelai dan Minyak Goreng Naik   

Perajin tahu kurangi produksi hingga 50 persen

Gunungkidul, IDN Times - ‎Para perajin tahu di Gunungkidul mengaku kebingungan dengan harga bahan baku yang terus melonjak tajam. Berbagai usaha telah dilakukan agar mereka tidak menaikkan harga.

Tak hanya kedelai, para perajin juga mengaku terkena imbas akibat kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.  

1. Perajin tahu di Gunungkidul naikkan harga sejak pertengahan bulan Februari 2022

Perajin Tahu Pusing, Harga Kedelai dan Minyak Goreng Naik   Ilustrasi pekerja menyelesaikan produksi tahu (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Salah seorang perajin tahu di Padukuhan Sumbermulyo, Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Nanang Santosa mengatakan harga tahu dari perajin naik Rp3 ribu rupiah menjadi Rp38 ribu per cetakan. Untuk harga tahu magel atau setengah matang sebelumnya dijual Rp38 ribu hingga Rp45 ribu per cetakan, sedangkan harga tahu pong Rp53 ribu percetakan.

"Jadi harga naik sudah kesepakatan bersama sejak tanggal 15 Februari 2022 yang lalu," kata Nanang, Senin (21/2/2022).‎

Sebelumnya, selama tiga hari perajin menghentikan produksi. Hal ini untuk menghabiskan stok di pasaran dan menyamakan harga. 

Baca Juga: Pemda DIY Setop Wahana Ngopi In The Sky di Gunungkidul

2. Perajin tahu kurangi produksi hingga 50 persen‎

Perajin Tahu Pusing, Harga Kedelai dan Minyak Goreng Naik   Ilustrasi pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu dan tempe (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Harga bahan baku kedelai diakui sudah naik sejak awal pandemik tahun 2020, diakui Nanang saat ini semakin parah dengan kenaikan harga minyak goreng.

"Kalau kedelai stok banyak tapi harganya naik, belum lagi ditambah harga minyak goreng. Ya terpaksa mengurangi produksi tahu hampir 50 persen," kata Nanang.

Nanang mengatakan meski minyak goreng tidak berpengaruh langsung pada perajin tahu namun berdampak pada penjual gorengan.

"Ya tahu kan biasanya dibeli penjual gorengan kalau minyak mahal otomatis permintaan tahu ataupun tempe untuk digoreng juga turun," terangnya.

Penguranan produksi juga dilakukan oleh perajin tahu lainnya, Agung Gunawan. Hal ini disebabkan permintaan tahu juga berkurang.

"Biasanya saya memproduksi 2,5 kuintal kedelai jadi 1,5 kuintal kedelai. Hampir turun 50 persennya," tambahnya lagi.‎

3. Perajin mencoba memakai kedelai lokal

Perajin Tahu Pusing, Harga Kedelai dan Minyak Goreng Naik   Ilustrasi kedelai (IDN Times/Istimewa)

Agung Gunawan mengatakan ia mulai mencoba kedelai lokal yang menurutnya dinilai jauh lebih baik. Namun perajin harus mengetahui cara pengolahannya. 

"Tahunya juga tidak mudah rusak, sari patinya lebih kental dan lebih gurih. Kedelai impor itu besar-besar tapi rasanya kurang, ya ibarat ayam kampung dengan ayam potong (ayam negeri) pasti lebih enak ayam kampung," ucapnya.

Agung mengatakan untuk harga kedelai impor saat ini mencapai Rp10.950 hingga Rp 11 ribu per kilogram hal ini tergantung merek dagang kedelai. Sementara saat normal harga kedelai impor hanya kisaran Rp9 ribu per kilogram.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya