Pendatang Ditolak Warga, Desa Sumbermulyo Siapkan 3 Gedung Karantina‎

Siapkan Anggaran Rp203 juta untuk penanganan COVID-19‎

Bantul, IDN Times - ‎Satu keluarga berjumlah 5 orang yang datang ke salah satu dusun Di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, ditolak warga dengan khawatir dengan penularan COVID-19. Apalagi satu keluarga tersebut berasal dari Bandung, Jawa Barat yang juga salah satu daerah pandemi virus corona.

1. Keluarga yang ditolak warga tinggal di gedung karantina selama 14 hari

Pendatang Ditolak Warga, Desa Sumbermulyo Siapkan 3 Gedung Karantina‎Kamar untuk karantina para pendatang atau pemudik di Desa Sumbermulyo. IDN Times/Daruwaskita

Atas kejadian yang menimpa satu keluarga pendatang dari Bandung yang ingin tinggal bersama dengan keluarga di salah dusun di Desa Sumbermulyo, akhirnya disepakati satu keluarga pendatang tersebut diisolasi di gedung Bumdes di Dusun Kaligondang selama 14 hari.

"Pemerintah desa sepakat keluarga pendatang dari Bandung untuk sementara diisolasi di Gedung Bumdes selama 14 hari dan kebutuhan makan akan ditanggung oleh Satgas Siaga COVID-19 Desa Sumbermulyo," kata Kepala Desa Sumbermulyo, Ani Widayati, Kamis (2/4).

2. Penyediaan gedung isolasi sesuai SE Kemendes PDTT

Pendatang Ditolak Warga, Desa Sumbermulyo Siapkan 3 Gedung Karantina‎Gedung karantina untuk pendatang dan pemudik di Desa Sumbermulyo. IDN Times/Daruwaskita

Rumah atau ruang isolasi kata Ani juga selaras dengan Surat Edaran dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Nomor 8 Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa. Di dalamnya berisi setiap desa harus memiliki ruang isolasi menghadapi COVID-19.

"Ruang atau gedung isolasi desa ini jauh dari penduduk namun dekat dengan fasilitas kesehatan yakni Puskesmas Bambanglipuro," ucapnya.

Karena gedung karantina hanya mampu menampung 20 orang dengan mempertimbangkan jaga jarak, pemerintah Desa Sumbermulyo juga menyiapkan 2 tempat karantina lain di Gedung Serbaguna Desa Sumbermulyo dan 1 rumah milik warga yang tidak ditempati oleh pemiliknya.

"Jadi gedung atau ruang karantina ini ditujukan kepada para pemudik di mana rumah atau keluarga yang dituju memiliki balita, lansia, di rumah tujuan ada keluarga yang sakit seperti penyakit gula, kanker, stoke dan sakit berat lainnya. Termasuk ditolak oleh warga seperti kasus keluarga yang kini menghuni gedung isolasi," ungkapnya.

3. Siapkan anggaran Rp203 juta untuk penanganan COVID-19

Pendatang Ditolak Warga, Desa Sumbermulyo Siapkan 3 Gedung Karantina‎pexels.com/cottonbro

Menghadapi Pendemi COVID-19, Pemerintah Desa Sumbermulyo juga menyiapkan anggaran sekitar Rp 203 juta yang tidak saja untuk kebutuhan saat pemudik atau pendatang menjalani isolasi namun demikian juga untuk membantu warga yang miskin dengan pemberian bantuan sembako.

"Jadi kita membuat perubahan anggaran desa dengan mengalihkan anggaran yang tidak mungkin dilaksanakan seperti pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas digeser ke pos tak terduga khusus untuk sub bidang penanggulangan bencana, tanggap darurat dan kondisi mendesak," jelasnya.

4. Belum ada pemudik di Kecamatan Bambanglipuro yang punya gejala COVID-19

Pendatang Ditolak Warga, Desa Sumbermulyo Siapkan 3 Gedung Karantina‎Kepala Puskesmas Bambanglipuro, dr. Tarsisius Glory. IDN Times/Daruwaskita

Sementara Kepala Puskesmas Bambanglipuro, dr Tarsisius Glory mengatakan setiap pemudik atau pendatang wajib mengisi Google Form secara rutin untuk dipantau kesehatannya setiap hari

"Akan kita pantau apakah akan bergejala atau tidak. Yang penting kita bisa memantau hingga 14 hari. Ketika bergejala maka akan ada petugas yang melakukan pemeriksaan dan melakukan pengobatan," ucapnya.

Pihak Puskesmas Bambanglipuro sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, pemerintah 3 desa di Bambanglipuro hingga kepala dusun agar setiap pemudik atau pendatang untuk dilakukan pendataan serta mengisi formulir online yang sudah terkoneksi dengan Puskesmas Bambanglipuro.

"Kita juga menyiapkan 3 tim yang akan mengampu di 3 desa di Kecamatan Bambanglipuro dan tim akan kerja secara simultan untuk memantau kesehatan para pemudik," tuturnya.

"Sejauh ini pemudik sudah mengisi Google Form dan dikirim melalui WhatsApp ke Puskesmas Bambanglipuro. Namun sejauh hanya sakit ringan dan belum bisa dimasukkan dalam kategori ODP COVID," terangnya.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya