Panitia Klaim Kontes Tinju Ayam Bukan Eksploitasi 

AFJ: semua hal yang tidak alami adalah eksploitasi

Bantul, IDN Times - Sekitar 130 ekor ayam diikutkan dalam kontes tinju ayam yang berlangsung di Pasar Seni Gabusan, Bantul.

Pesertanya tidak saja dari Yogyakarta namun juga dari berbagai wilayah di Jawa Timur, Jawa Tengah bahkan luar pulau Jawa. 

Baca Juga: AFJ: Tinju Ayam Termasuk Bentuk Eksploitasi Satwa

1. Menurut panitia, ada aparat Polisi dan TNI serta dokter hewan yang mengawasi pertandingan

Panitia Klaim Kontes Tinju Ayam Bukan Eksploitasi IDN Times/Daruwaskita

Ronny Hendro, penggagas kontes tinju ayam mengklaim tidak ada unsur judi dan ekploitasi binatang dalam acara ini. Menurutnya panitia mengeluarkan aturan ketat mulai dari bobot ayam, taji yang harus dibalut dengan sarung tinju.  

"Jadi ini kontes bukan permainan adu ayam yang dibaliknya untuk ajang judi. Di sini ada polisi bahkan TNI yang terlibat dan turut melakukan pengawasan, termasuk dokter hewan untuk memastikan ayam dalam kondisi sehat meski sudah mengikuti kontes," ujarnya, di Pasar Seni Gabusan, Kabupaten Bantul, Minggu (7/7).

2. 130 ekor ayam ikuti kontes tinju ayam‎

Panitia Klaim Kontes Tinju Ayam Bukan Eksploitasi IDN Times/Daruwaskita

Menurut Ronny, kontes tinju justru menaikkan harga ayam ketika menjadi juara dalam kontes.

"Dan yang datang ke kontes tinju ayam ini bukan saja pemilik ayam yang ikut kontes namun juga para penggemar ayam yang sengaja berburu ayam pemenang kontes," tuturnya.

Ronny menjelaskan untuk kontes tinju ayam ini diikuti 130 ekor ayam yang dibagi dalam 3 kelas dari kelas Mega Bintang, Galatama dan Laber.

"Untuk kelas Mega Bintang diikuti oleh 8 tim yang setiap tim mengeluarkan 3 ayam yang akan ikut kontes," ungkapnya

3. Dinas Pariwisata Bantul dukung kontes tinju ayam‎

Panitia Klaim Kontes Tinju Ayam Bukan Eksploitasi IDN Times/Daruwaskita

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan dalam tinju ayam ini banyak banyak aturan yang sangat ketat dengan memperhatikan kesehatan, kesejahteraan satwa bahkan ada dokter hewannya yang mengawasi saat kontes tinju ayam itu berlangsung.

"Yang jelas kontes tinju ayam yang merupakan sesuatu yang baru di Bantul pasti akan banyak pengunjung di PSG dan itu yang diinginkan Dinas Pariwisata. Pariwisata di Bantul menggeliat,"ujarnya.

4. Membadingkan tinju ayam dengan olahraga tinju profesional

Panitia Klaim Kontes Tinju Ayam Bukan Eksploitasi IDN Times/Daruwaskita

Kwintarto juga mengatakan tinju ayam tidak menyiksa binatang dan justru meningkatkan peternak ayam. 

"Jadi kita juga harus melihat sisi positifnya yang sangat dirasakan bagi peternak di Bantul. Kalau kita melihat sisi buruknya yaitu eksploitasi satwa maka bukan satwa saja yang dieksploitasi namun tinju, kick boxing itu juga mengeksploitasi manusia. Itu manusia lho, bukan satwa," ungkapnya.

"Jadi kalau itu dilakukan secara profesional sebenarnya tidak masalah dan tinju ayam itu tidak menyiksa satwa," tuturnya lagi.‎

5. AFJ: Kehidupan yang tidak alami adalah bentuk eksploitasi

Panitia Klaim Kontes Tinju Ayam Bukan Eksploitasi Pixabay/MableAmber

Animal Frieds Jogja beberapa waktu menyatakan bahwa acara adu ayam ini merupakan eksploitasi karena dilakukan dengan paksaan atau tidak alami. 

Assistant Program Manager AFJ Among menuturkan arti eksploitasi ialah membuat ayam atau binatang lainnya untuk melakukan suatu perbuatan atas paksaan.

Ia mencontohkan jika ayam berkelahi dengan ayam lain di habitat terbuka merupakan hal biasa, namun jika dibuat atau dipaksa walaupun terdapat iming-iming trofi, hadiah uang, meskipun ada dokter yang menjaga, maka hal itu adalah sebuah bentuk eksploitasi. 

Baca Juga: Ratusan Penggemar Ayam Aduan Bakal Ikuti Kontes Tinju Ayam di Bantul

Topik:

  • Febriana Sintasari
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya