Oknum Pendamping PKH-BPNT di Bantul Diduga Gelapkan Dana Bansos

Polisi diminta turun tangan usut penggelapan dana bansos

Bantul, IDN Times - Dana bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Bantul diduga digelapkan oleh pendamping. Kasus penggelapan dana bansos oleh pendamping itu terjadi di dua tempat di Bantul. 

1. Dugaan penggelapan dana bansos‎ terjadi di dua tempat

Oknum Pendamping PKH-BPNT di Bantul Diduga Gelapkan Dana BansosKetua Komisi D DPRD Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Dugaan penyelewengan dana bansos oleh pendamping PKH dan BNPT terjadi di Dusun Puron, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Pendamping diduga melakukan penyelewengan dana bansos senilai lebih dari Rp8 juta.

Selain itu, kasus penggelapan dana juga terjadi di Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Komisi D DPRD Kabupaten Bantul sudah mendapatkan laporan adanya dugaan penggelapan dana bansos tersebut.

"Jadi tak hanya kasus di Srandakan, kami juga mendapatkan laporan dugaan penggelapan dana bansos oleh pendamping PKH dan BPNT di Canden, Kecamatan Jetis," kata Ketua Komisi D, DPRD Bantul, Enggar Suryo Jatmiko, Rabu (17/6).

Baca Juga: Kisahnya Muncul di Media, Dana BPNT Mbah Muyek Tak Kunjung Cair

2. Ini modus yang digunakan oknum pendamping PKH-BPNT gelapkan bansos‎

Oknum Pendamping PKH-BPNT di Bantul Diduga Gelapkan Dana BansosSalah satu warga Bantul penerima Kartu Keluarga Sejahtera. IDN Times/Daruwaskita

Modus penggelapan dana bansos oknum pendamping PKH dan BPNT di Canden hampir mirip dengan modus yang digunakan pendamping PKH dan BPNT Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan.

Salah satu keluarga penerima manfaat (KPM) PKH di Canden pada tahun 2017 mendapatkan PKH dan telah mencairkan kartu kombonya sebanyak dua kali. Namun pada pertengan tahun 2017, kartu kombo ditarik ketua kelompok atas perintah pendamping dengan alasan tidak lagi masuk dalam komponen PKH dan kartu dinonaktifkan.

Namun kata Miko panggilan akrab Enggar Suryo Jatmiko pada bulan Februari 2020 mendadak kartu kombo yang ditarik oleh pendamping dikembalikan kepada KPM tanpa buku tabungan.

"Pada tanggal 10 Juni 2020, KPM mencairkan kartu kombonya untuk membeli sembako dan diperoleh 5 paket sembako senilai masing-masing Rp200 ribu. Padahal saat kartu kombo diterima rekeningnya hanya berisi Rp9 ribu," ujarnya.

"Ketika kartu kombo yang katanya sudah dinonaktifkan seharusnya tidak mendapatkan bantuan kok tiba-tiba bisa mencairkan sembako sebanyak 5 kali," ujarnya.

Yang menjadi pertanyaan saat ini, kata Miko, selama periode kartu kombo diminta oleh pendamping PKH dan BPNT mulai dari pertengahan tahun 2017 sampai kartu kombo dikembalikan ke PKM, uangnya lari ke mana?.

"Saya kira ini menjadi ranah kepolisian untuk mengusut dugaan penyelewengan bantuan sosial oleh oknum salah satu pendamping PKH dan BPNT di Canden, Kecamatan Jetis," katanya.

3. Kasus terungkap dari adanya bansos tambahan dari Pemda DIY

Oknum Pendamping PKH-BPNT di Bantul Diduga Gelapkan Dana BansosIlustrasi antrian pencairan BST Kemensos. IDN Times/Humas Pemkab Bantul

Miko mengatakan terungkapnya kasus ini berawal dari adanya program bansos tambahan atau top up dari Pemda DIY sebesar Rp400 ribu bagi penerima PKH dan BPNT. KPM yang merasa kartunya ditarik pendamping ternyata masih mendapatkan bansos top up dari Pemda DIY. Padahal KPM yang bersangkutan sudah tidak mengantongi kartu PKH atau BPNT karena telah diminta oleh pendamping.

"Saya kira akan banyak kasus lagi terungkap dengan modus yang sama di Kabupaten Bantul bahkan bisa juga di seluruh kabupaten/kota di DIY karena penerima PKH dan BPNT mendapatkan bansos tambahan atau top up dari Pemda DIY," katanya.

4. Koordinator PKH mengaku sudah mengetahui dugaan penggelapan bansos

Oknum Pendamping PKH-BPNT di Bantul Diduga Gelapkan Dana Bansoshttps://pixabay.com/id/users/stevepb-282134/

Koordinator PKH Bantul, Rini Natalina mengaku telah mengetahui perihal kasus dugaan penggelapan dana PKH dan BPNT di Canden, Kecamatan Jetis.

"Kita sudah mendengar namun belum bisa banyak memberikan keterangan. Kami akan klarifikasi di lapangan dan akan panggil pendampingnya," katanya.

Baca Juga: Kisah Mbah Setro, Pedagang di Pasar Kranggan yang Hidup Kekurangan

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya