Muncul Klaster Tarawih di Bantul, 22 Orang Positif COVID-19

Jemaah tidak taat prokes saat melaksanakan salat tarawih

Bantul, IDN Times - ‎Klaster COVID-19 kembali muncul di Kabupaten Bantul. Kali ini sebanyak 22 jemaah tarawih di Padukuhan Sanggrahan, Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden terpapar COVID-19. Satu jemaah yang diduga menjadi awal mula munculnya klaster tersebut meninggal dunia.

1. Klaster Tarawih terungkap berawal dari satu jemaah yang dinyatakan positif COVID-19

Muncul Klaster Tarawih di Bantul, 22 Orang Positif COVID-19Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa.IDN Times/Daruwaskita

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan Klaster Tarawih terungkap ketika salah satu jemaah memeriksakan diri ke rumah sakit pada tanggal 25/4/2021. Hasilnya jemaah tersebut dinyatakan positif COVID-19.

"Sempat dirawat di rumah sakit tetapi meninggal dunia. Pasien punya penyakit komorbid lainnya," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (3/5/2021).

Baca Juga: Terungkap, Ini Perempuan yang Memberi Takjil Maut beserta Motifnya

2. 23 jemaah ditracing, hasilnya 21 positif COVID-19 dan semuanya bergejala‎

Muncul Klaster Tarawih di Bantul, 22 Orang Positif COVID-19Freepik

Petugas kemudian melakukan tracing kontak erat dan mendapatkan satu orang lagi juga positif COVID-19 yang tak lain istri dari pasien COVID-19 yang meninggal dunia.

"Kemudian dilakukan kontak tracing lagi kepada 23 orang yang merupakan jemaah tarawih dan tadarus dan hasilnya 21 positif COVID-19," ungkapnya.

Okki panggilan akrab dr. Sri Wahyu Joko Santosa mengaku dari seluruh kontak tracing dari orang pertama yang terpapar COVID-19 memiliki gejala. Saat ini semuanya telah menjalani isolasi di selter.

"Semuanya bergejala dan kini menjalani isolasi," katanya.

3. Terpapar COVID-19 karena jemaah tidak taat protokol kesehatan‎

Muncul Klaster Tarawih di Bantul, 22 Orang Positif COVID-19ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Okki menambahkan Satgas COVID-19 Kalurahan Murtigading telah mengambil langkah tegas membatasi kegiatan masyarakat di Padukuhan Sanggrahan. Selain itu, Satgas untuk sementara menghentikan kegiatan di masjid sampai semuanya sembuh.

"Jadi terjadinya Klaster Tarawih atau mungkin Klaster Tadarus akibat jemaah tidak mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Sedangkan pasien pertama yang positif COVID-19 dan menularkan kepada 21 orang yang lainnya belum diketahui pasti tertular dari siapa," katanya.

"Sulit untuk mengetahuinya karena pasien sudah meninggal dunia, mosok mau tanya kepada orang yang sudah meninggal dunia. Bisa geger nanti," ucapnya.‎

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya