Mitos Laka di Jalan Srandakan Bantul, untuk Tumbal Pesugihan?

Masih ada orang tua yang anggap laka lantas untuk tumbal

Bantul, IDN Times - ‎Maraknya kecelakaan lalu-lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bantul hingga saat ini masih dikaitkan dengan hal yang mistis. Antara lain, kecelakaan terjadi disebabkan adanya seseorang yang memasang "perangkap" tumbal untuk pesugihan.

Beberapa tahun silam di Jalan Samas, tepatnya di Padukuhan Karen, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, masyarakat dihebohkan dengan adanya ritual menangkap mahkluk halus oleh sejumlah tokoh spiritual. Alasannya, sering terjadi kecelakaan di ruas jalan tersebut dengan korban yang hampir semuanya meninggal dunia. Bahkan warga juga menggelar doa beberapa malam agar di lokasi tersebut aman dan selamat dilalui oleh pengguna jalan.

Isu serupa juga santer terdengar di Jalan Srandakan Bantul. Jalan ini membentang antara Simpang Empat Palbapang hingga Jembatan Srandakan Baru yang berada di Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, yang berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo.

Mitos adanya mencari tumbal (nyawa) pengendara yang melewati Jalan Srandakan diungkap oleh Kalong (bukan nama sebenarnya), warga Yogyakarta, yang juga penulis cerita horor di Twitter. Kalong menulis berbagai mitos tentang pesugihan yang dirangkum dari berbagai kenalannya.

Lalu, bagaimana tanggapan masyarakat yang tinggal di sekitar jalan Srandakan dan juga pemangku kebijakan lainnya terkait mitos tumbal pesugihan di Jalan Srandakan ini?

1. Bagi orang-orang tua masih ada anggapan laka dengan korban meninggal untuk tumbal pesugihan

Mitos Laka di Jalan Srandakan Bantul, untuk Tumbal Pesugihan?Warga Padukuhan Jidog, Gilangharjo Pandak Bantul, Eko Sutrisno Aji. IDN Times/Daruwaskita

‎Salah satu warga yang tinggal di Jalan Srandakan, tepatnya di Padukuhan Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Eko Sutrisno Aji, mengatakan mitos pesugihan yang meminta tumbal pengendara di ruas jalan tersebut hingga saat ini masih beredar, terutama bagi orang-orang yang sudah tua.

"Kalau orang tua biasanya mengaitkan kecelakaan lalu lintas hingga korban meninggal dunia dikaitkan dengan mistis yakni menjadi tumbal pesugihan. Apalagi lokasi kecelakaan hanya di lokasi itu-itu saja," ucapnya, Kamis (27/10/2022).

2. Sejumlah ruas jalan di Srandakan yang sering terjadi laka lantas dianggap mencari tumbal pesugihan‎

Mitos Laka di Jalan Srandakan Bantul, untuk Tumbal Pesugihan?Volume arus kendaraan yang melalui Jalan Srandakan. (Dok. Diskominfo Bantul)

Namun demikian kata Eko, bagi generasi saat ini kecekalaan yang menyebabkan meninggal dunia lebih banyak disebabkan karena kelalaian dari pengendara serta pengendara tidak fokus saat mengendarai sepeda motor atau menyopiri mobil pribadi, truk hingga bus.

"Kondisi jalan yang halus, lebar terkadang membuat pengguna jalan lalai hingga memacu dengan kecepatan tinggi hingga pada akhirnya terjadi kecelakaan," ucapnya.

Beberapa titik ruas di Jalan Srandakan yang sering terjadi kecelakaan lalu-lintas di antara ruas jalan menjelang Simpang Tiga Sapuangin hingga Pasar Mangiran. Di lokasi tersebut jalannya dengan belokan tajam, terkadang penerangan jalan minim sementara arus lalu-lintas tinggi ditambah banyak jalan keluar dari kampung menuju Jalan Srandakan.

"Selain itu juga ruas jalan sebelum SPBU Cengkiran di mana terdapat jalan yang menikung tajam serta ada simpang empat jalan tanpa rambu-rambu lalu-lintas," ucapnya.

Baca Juga: Ini Jalur Tengkorak di Bantul, Pengguna Jalan Harus Ekstra Hati-Hati

3. Faktor-faktor penyebab kecelakaan di Jalan Srandakan

Mitos Laka di Jalan Srandakan Bantul, untuk Tumbal Pesugihan?‎Sekretaris Dinas Perhubungan Bantul, Singgih Riyadi.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Singgih Riyadi, mengatakan maraknya kecelakaan yang terjadi di Jalan Srandakan disebabkan oleh sejumlah faktor. Di antaranya, kurangnya lampu penerangan jalan, jalan yang masih sempit meski jalan nasional, banyaknya jalan keluar dari kampung menuju jalan Srandakan, hingga simpang tiga atau simpang empat yang belum dilengkapi dengan rambu-rambu lalu-lintas. Selain itu, faktor dari pengendara yakni kurang fokus, kurang hati-hati serta terkadang menabrak rambu-rambu lalu-lintas yang ada.

"Jalan Srandakan itu jalan nasional yang seharusnya lebar jalannya mencapai 12 meter namun dalam kenyataannya masih ada yang lebarnya baru delapan meter. Di sisi lain ada titik-titik yang masih gelap karena tidak ada lampu penerangan jalan," katanya.

Bagi pengendara sepeda motor dan mobil pribadi, Jalan Srandakan terasa lebar dan mulus sehingga pengendara tergoda memacu kendaraannya. Namun, terkadang ada kendaraan yang nyelonong keluar dari jalan perkampungan, sehingga kecelakaan tak bisa dihindari.

"Bahkan ada pengendara yang belok kanan atau kiri tanpa memberi lampu sen atau memberi lampu sen mendadak sehingga ditabrak pengendara dari belakangnya," ucapnya.

Terkait mitos pesugihan dengan tumbal nyawa pengendara, Singgih mengaku bukan kewenangannya mengomentari itu. Namun, menurutnya mitos tersebut masih ada. Apalagi jika kecelakaan itu terjadi beberapa kali pada titik atau ruas jalan tertentu, membuat lokasi itu dianggap 'wingit' atau gawat oleh masyarakat.

"Ya memang masih ada anggapan itu (mitos) mencari tumbal. Namun bagi kami faktor kecelakaan terjadi penyebabnya seperti yang saya jelaskan tadi," tandasnya.

4. Kurang fokus dan hati-hati penyebab terbanyak kecelakaan di Jalan Srandakan

Mitos Laka di Jalan Srandakan Bantul, untuk Tumbal Pesugihan?Ilustrasi Laka lantas melibatkan dua sepeda motor. IDN Times/Istimewa

Sementara Kanit Gakkum, Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryono enggan berkomentar banyak adanya mitos tumbal mencari pesugihan ketika ada kecelakaan di Jalan Srandakan yang menyebabkan korban meninggal dunia.

"Ya, itu kan mitos, bagi kami faktor terjadinya kecelakaan disebabkan banyak hal namun faktor yang utama biasanya pengendara kurang fokus dan kurang hati-hati," katanya singkat.‎

Baca Juga: Misteri Bungker 'Menangis' Kaliadem di Gunung Merapi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya