Menghidupkan Tradisi Kenduri Sarang Panjang Ilang yang Nyaris Hilang

Menjadi bagian dari Merti Dusun warga Dusun Banjarwaru

Bantul, IDN Times - ‎Tradisi Merti Dusun merupakan ritual yang marak kita jumpai di wilayah pedesaan di Yogyakarta. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Namun, Merti Dusun yang digelar di Dusun Banjarwaru, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta terbilang unik.

Ubo rambe yang disiapkan tak hanya dua buah gunungan yaitu gunungan lanang (laki-laki) dan wadon (perempuan), namun juga ada kenduri sarang panjang ilang menggunakan ayaman daun kelapa yang pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus.

1. Kenduri sarang panjang ilang dan gunungan diarak keliling dusun‎

Menghidupkan Tradisi Kenduri Sarang Panjang Ilang yang Nyaris HilangIDN Times/Daruwaskita

Setelah semua kenduri sarang panjang ilang terkumpul, dua buah gunungan dan ratusan kenduri ini kemudian diarak melewati jalan dusun. Arak-arakan ini dimeriahkan dengan kesenian tradisional khas Dusun Banjarwaru yaitu kesenian reog.

2. Masyarakat gelar 'kembul bujono' dengan nasi takir yang berisi nasi gurih, suwiran ayam ingkung dan sambel gepeng‎

Menghidupkan Tradisi Kenduri Sarang Panjang Ilang yang Nyaris HilangIDN Times/Daruwaskita

Acara semakin meriah tatkala ubo rambe yang berupa dua buah gunungan serta ratusan kenduri yang ditempatkan dalam sarang panjang ilang usai didoakan bersama. Kedua buah gunungan yang berisi hasil bumi tersebut diperebutkan oleh masyarakat.

Sementara nasi gurih disertai ayam ingkung dan lauk lainnya disajikan dalam bentuk kembul bujono, kemudian disantap bersama-sama sebagai lambang guyub rukun dan bersatunya masyarakat Dusun Banjarwaru.

Baca Juga: Ratusan Pelajar Meriahkan Lomba Permainan Tradisional dan Mendongeng

3. Merti Dusun kenduri sarang panjang ilang memiliki makna untuk menjadi tontonan, tuntutan dan tatanan‎

Menghidupkan Tradisi Kenduri Sarang Panjang Ilang yang Nyaris HilangIDN Times/Daruwaskita

Ketua Panitia Merti Dusun Dusun Banjarwaru, Supriyanto, mengatakan kegiatan Merti Dusun dengan kenduri sarang panjang ilang ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang warga Dusun Banjarwaru yang berbeda dengan daerah lainnya. Tradisi ini memiliki makna untuk menjadi tontonan, tuntunan dan tatanan baik untuk generasi yang tua maupun yang muda dengan harapan memaknai hal yang baik lewat acara Merti Dusun tersebut.

"Jadi Merti Dusun menjadi ucapan syukur, menjadi berkat bagi masyarakat, mensyukuri karunia Tuhan dari ujud pekerjaan, pertanian dan semua hasil yang dirasakan manusia,"ujarnya, Rabu (10/7).

"Kenduri sarang panjang ilang dan gunungan sebagai simbol kita kembali ke alam," tambahnya lagi.

4. Merti Dusun kenduri sarang panjang ilang digelar Rabu legi usai bulan Syawal

Menghidupkan Tradisi Kenduri Sarang Panjang Ilang yang Nyaris HilangIDN Times/Daruwaskita

Acara Merti Dusun kenduri sarang panjang ilang digelar usai bulan Syawal yaitu setelah saling memaafkan dan ungkapan syukur. Waktunya pada hari Rabu Legi yang bagi orang jawa artinya memulai dari yang baru.

"Kita membuat tekad dan semangat baru untuk, bagaimana memaknai hidup ini secara utuh dan bisa menjadi berkat bagi umat dan masyarakat serta bagi alam," tuturnya.

5. Merti Dusun kenduri sarang panjang ilang menjadi modal masyarakat untuk menyelesaikan persoalan sosial‎

Menghidupkan Tradisi Kenduri Sarang Panjang Ilang yang Nyaris HilangIDN Times/Daruwaskita

Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, yang turut hadir dalam Merti Dusun Dusun Banjarwaru, mengatakan masyarakat yang bersatu, damai dan bergotong royong merupakan modal utama untuk membangun khususnya di Dusun Banjarwaru.

"Banyak masalah sosial yang tidak dapat diselesaikan tanpa warganya, bahkan di negara maju dukungan masyarakat masih dibutuhkan," ucapnya.

Menurutnya, Merti Dusun sebagai wujud budaya adiluhung yang positif dalam membangun kekompakan dan kebersamaan harus terus dilakukan.

Baca Juga: Kisah Kampung Wijilan, Sentra Gudeg Yogyakarta Incaran Wisatawan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya