Lebaran, Belum Ada yang Menjenguk Nani di Tahanan

Tak punya pakaian, Nani diberi baju dan celana oleh penyidik

Bantul, IDN Times - ‎Nani Aprillia Nurjaman (25), tersangka kasus sate beracun salah sasaran yang menewaskan bocah sembilan tahun di Bantul, meringkuk di sel tahanan wanita di Mapolsek Bantul sejak 1 Mei 2021.

Saat momen Lebaran, perempuan asal Majalengka, Jawa Barat, ini menghabiskan waktunya untuk pemeriksaan oleh penyidik dan berdiam di sel. Tak ada sahabat, saudara, bahkan orangtua yang datang menjenguknya.

Baca Juga: Kasus Sate Beracun, Nani dan Aiptu Tomi Bantah Sudah Nikah Siri

1. Tak ada kerabat yang datang menjenguk Nani

Lebaran, Belum Ada yang Menjenguk Nani di TahananKapolsek Bantul, AKP B Ayom. (IDN Times/Daruwaskita)

Kapolsek Bantul, AKP B Ayom, mengatakan sejak menjadi tahanan titipan Polres Bantul, Nani sama sekali belum dijenguk oleh pihak keluarga dan rekannya. Tak ada pula yang mengirimkan makanan dan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh Nani.

"Belum ada sampai hari ini, makanan dan pakaian juga tidak ada yang dikirim sehingga praktis sehari-hari menggunakan pakaian seragam tahanan dua biji yang setiap hari untuk ganti. Penyidik pun harus membelikan celana dan pakaian bagi Nani untuk ganti," katanya saat ditemui di Mapolsek Bantul, Senin (17/5/2021).

2. Difasilitasi penyidik, Nani sudah berkomunikasi dengan keluarga

Lebaran, Belum Ada yang Menjenguk Nani di TahananNani Aprilliani alias Tika (25), tersangka pemberi order takjil maut yang tewaskan bocah 9 tahun di Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Ayom mengatakan, pihaknya tidak melarang keluarga menjenguk Nani. Namun, tersangka dan keluarga juga tidak bisa langsung tatap muka karena kondisi pandemik. Penjenguk masih bisa menitip makanan atau pakaian kepada petugas di Polsek untuk nantinya diserahkan kepada Nani.

"Masih boleh jenguk tapi tidak bisa tatap muka langsung karena kondisi pandemik," ujarnya.

Ayom memastikan bahwa Nani juga sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga yang difasilitasi oleh penyidik. Sehingga, apa yang menjadi hak dari tersangka tetap diberikan oleh penyidik.

"Kalau berkomunikasi ya lewat penyidik, menggunakan gawai milik penyidik dari Polres Bantul. Posisi kita kan hanya dititipi tahanan perempuan karena tahanan khusus perempuan hanya ada di Polsek Bantul," ungkapnya.

3. Nanti mendapatkan pendampingan mental dan kejiwaan dari anggota Polwan‎

Lebaran, Belum Ada yang Menjenguk Nani di TahananIlustrasi penjara (IDN Times/Mia Amalia)

Selama menjadi tahanan titipan perempuan dari Polres Bantul, Ayom memastikan Nani mendapatkan perlakuan yang manusiawi. Pada prinsipnya, kata dia, menjadi tersangka belum tentu bersalah karena pengadilan lah yang menentukan nantinya.

"Kita punya tim untuk mendampingi kejiwaan dari Nani karena saya melihat Nani sangat labil mentalnya. Mungkin karena usianya masih muda dan baru pertama kali berurusan dengan polisi dan kasusnya sangat berat," terangnya.

Dengan kondisi mental yang labil, kata Ayom, dari beberapa pengalaman ada tiga hal yang bisa dilakukan tahanan yakni berdiam diri, mencoba melarikan diri, atau mencoba bunuh diri. Dua hal terakhir sama sekali tidak diinginkan oleh petugas.

"Makanya kita memberikan pendampingan mental kepada Nani. Ada tiga polwan yang kita siapkan untuk selalu mendampingi mental dan kejiwaan dari korban," ujarnya.

4. Nani mendekam satu sel dengan tersangka pembunuh bos wajan

Lebaran, Belum Ada yang Menjenguk Nani di TahananTika wanita pemberi order takjil maut yang tewaskan bocah 9 tahun di Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Lebih jauh Ayom mengatakan sejak menjadi tahanan titipan dari Polres Bantul, Nani tinggal satu sel dengan tersangka pembunuhan bos wajan yang merupakan istri dari korban, yakni Kusrini.

"Sebenarnya kita memiliki tiga sel untuk tahanan perempuan, karena baru ada dua titipan tahanan perempuan sehingga kita jadikan satu," ungkapnya.‎

Baca Juga: Lebih dari Sepekan, Sosok Pemberi Ide Sate Sianida Masih Misterius 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya