Kekeringan, Warga Gunungkidul Ambil Rembesan Air dari Pohon Beringin

BPBD: Anggaran air bersih hanya cukup sampai awal Oktober

Gunungkidul, IDN Times – Warga RT 1 dan 2, Dusun Duwet Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunungkidul memanfaatkan rembesan air dari pohon beringin untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Warga pun rela bolak-balik dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk bisa mengambil air rembesan dari pohon beringin tersebut.

"Saya sehari bisa 6 kali mengambil air dari rembesan pohon beringin. Setiap kali mengambil 2 jerigen dengan kapasitas 20 liter," kata Sartono warga Dusun Duwet.

Hal ini dilakukan menyusul kemarau panjang yang melanda Kabupaten Gunungkidul, yang membuat warga kekurangan air bersih.

 

Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Gunungkidul berdampak pada permintaan dropping air bersih mengalami peningkatan namun sayangnya ketersediaan droping air bersih hanya tersisa 400 tanki dan diperkirakan hanya cuku sampai awal bulan Oktober 2019 yang akan datang.

1. Tak perlu tergantung pada dropping air

Kekeringan, Warga Gunungkidul Ambil Rembesan Air dari Pohon BeringinIDN Times/Daruwaskita

Air rembesan dari pohon beringin sangat jernih sehingga bisa digunakan untuk memasak, mandi hingga minum dan tidak perlu membeli air bersih dari swasta.

"Kalau beli dari truk tangki air bersih swasta harganya sudah Rp135 ribu per tangki dan masih tercampur dengan kapur. Kalau ingin bersih dari kapur harganya per tangki Rp150 ribu," ungkapnya.‎

Baca Juga: Sumur Mengalir Alami di Lahan Tandus, Hebohkan Warga Gunungkidul

2. Anggaran dropping air bersih BPBD Gunungkidul hanya tersisa 400 tangki

Kekeringan, Warga Gunungkidul Ambil Rembesan Air dari Pohon BeringinANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Gunungkidul berdampak pada permintaan dropping air bersih mengalami peningkatan. Namun, ketersediaan dropping air bersih hanya tersisa 400 tangki dan diperkirakan hanya cukup sampai awal bulan Oktober 2019 yang akan datang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, dengan ketersediaan air bersih yang hanya 400 tangki, otomatis pihaknya mengandalkan bantuan pihak swasta. Oleh karena itu, BPBD akan melakukan koordinasi dengan PDAM, Kecamatan, dan PU untuk mencari solusinya.

"Hari ini kita akan rapat dan nanti akan kita lihat hasil pemaparan dari setiap kecamatan terkait data kebutuhan air bersih dan juga usulannya seperti apa? Hasilnya akan kita simpulkan apakah untuk memenuhi kebutuhan air bersih harus menaikkan status atau meminta bantuan pihak lainnya,"katanya, Rabu (18/9).

3. Ada 4 kecamatan yang paling banyak mengajukan dropping air bersih‎

Kekeringan, Warga Gunungkidul Ambil Rembesan Air dari Pohon BeringinIDN Times/Daruwaskita

Saat ini kata Edy, kecamatan yang terdampak bencana kekeringan meliputi 14 kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 135.696 jiwa. Yang paling banyak mengajukan dropping air bersih adalah kecamatan Girisubo, Rongkop, Panggang dan Tepus.

"Sementara kecamatan yang tidak mengajukan dropping air bersih adalah kecamatan Wonosari, Playen, Karangmojo dan Sapto Sari," terangnya.

Baca Juga: Dianggap Tak Waras, Mbah Sadiman Selamatkan Desanya dari Kekeringan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya