Kisah Karmini, Perempuan Bantul yang Kerap Sopiri Jenazah COVID-19

Karmini, ibu rumah tangga yang tergerak menjadi relawan‎

Bantul, IDN Times - ‎Sehari-hari, Karmini (46) tahun adalah seorang ibu rumah tangga. Namun di tengah pandemik, warga Padukuhan Balong Kidul, Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul ini menjadi sosok perempuan yang luar biasa.

Dirinya menjadi salah satu relawan pengemudi yang mengangkut pasien COVID-19 ke rumah sakit dengan mobil ambulans. Dia pun biasa terlibat dalam proses rukti jenazah pasien COVID-19, mengingat saat ini belum seluruh kalurahan di Bantul memiliki tim rukti jenazah.

Baca Juga: Kisah Gadis Kembar di Bantul yang Jadi Sebatang Kara Akibat COVID-19

1. Berawal dari mengantar satu keluarga bergejala COVID-19 ke RS

Kisah Karmini, Perempuan Bantul yang Kerap Sopiri Jenazah COVID-19Karmini, driver mobil jenazah COVID-19 dari Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. (Instagram.com/pemkabbantul)

Karmini mengaku rutinitas sebagai sopir ambulans dimulai sejak awal pandemik COVID-19 pada 2020 silam. Kala itu, saat dirinya sedang mengayuh sepeda ontel, tiba-tiba gawainya berdering. Saat itu, Dukuh Mertosono meminta dirinya menjadi sopir untuk mengantar satu keluarga yang mengalami gejala COVID-19 menuju Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) di Bambanglipuro Bantul.

Menurutnya, kondisi di awal pandemik cukup mencekam. Banyak jalan yang ditutup agar virus corona tidak menyebar ke kampung-kampung. Ketika dirinya menjadi sopir yang mengantar ke RSLKC, ia juga mengaku takut terpapar COVID-19.

"Tetapi saya memberanikan diri untuk mengantar ke RSLKC, karena tidak ada lagi sopir yang bisa mengantar ke RSLKC. Niat saya cuma satu yakni menolong saja," ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (5/8/2021).

Karmini segera bergegas menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan mengantar satu keluarga tersebut ke RSLKC untuk menjalani swab. Semuanya berjalan dengan lancar. Namun, beberapa hari kemudian terdapat kabar mengejutkan. Seluruh anggota keluarga yang diantar Karmini dinyatakan positif COVID-19 dan menjadi kasus pertama di Kalurahan Potorono.

"Jelas saat itu saya juga khawatir tertular karena satu keluarga yang diantar dinyatakan positif COVID-19," ucapnya.‎

Bukannya kapok, perempuan kelahiran 21 November 1975 ini justru terdorong untuk mengantar pasien lain yang akan menjalani isolasi dan membutuhkan layanan kesehatan ke rumah sakit.

"Saya jika tidak ada pasien yang diantar ke rumah sakit juga ikut terlibat dalam proses penyemprotan disinfektan hingga turut melakukan rukti jenazah pasien COVID-19," ujarnya.

2. Pertama kali mengantar jenazah COVID-19 ke pemakaman‎

Kisah Karmini, Perempuan Bantul yang Kerap Sopiri Jenazah COVID-19Karmini, driver mobil jenazah COVID-19 dari Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. (Instagram.com/pemkabbantul)

Karmini mengisahkan, awal mula dirinya terdorong untuk menjadi tim rukti jenazah COVID-19 dimulai ketika ada pasien COVID-19 yang meninggal saat isolasi mandiri pada bulan Desember 2020. Saat itu, kalurahannya belum memiliki tim rukti, sehingga harus meminta bantuan tim rukti dari Kalurahan Baturetno dan dirinya saat itu hanya mendampingi saat rukti jenazah berlangsung.

"Kondisi memang sedang gawat, ada pasien COVID-19 yang isoman di rumah meninggal dan tidak ada tetangga yang datang. Akhirnya saya putuskan mencari perlengkapan rukti dan mendampingi tim rukti dari TRC Baturetno," ungkapnya.

Ketika rukti jenazah selesai, jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Jenazah harus dimakamkan hari itu juga sehingga Karmini pun menyopiri jenazah untuk dimakamkan secara protokol kesehatan.

"Saya sanggupi dan ini menjadi pengalaman pertama membawa jenazah COVID-19 untuk dimakamkan," terangnya.

3. Belajar rukti jenazah pasien COVID-19 secara daring‎

Kisah Karmini, Perempuan Bantul yang Kerap Sopiri Jenazah COVID-19Ilustrasi rukti jenazah dengan protokol kesehatan. (dok. warga Padukuhan Kalakijo)

Seiring berjalannya waktu, di awal tahun 2021, Karmini mulai berani melakukan rukti jenazah COVID-19 meski prosesnya berbeda jauh jenazah non COVID-19. Berbekal belajar secara daring dari RSI Semarang, iaakhirnya memberanikan diri untuk merukti jenazah pasien COVID-19.

"Ya semuanya bagi saya panggilan jiwa. Ya sebenarnya takut tertular. Namun dengan prokes ketat dan ikhtiar menolong semoga tidak tertular. Ya tentunya dengan doa," tuturnya.

Kini Karmini mengaku mendapatkan bantuan mobil ambulans dari Putut Agus, kenalan relawan yang selama ini bertugas di Human Initiative (HI) yang kini menjadi kendaraan (ambulans) yang setiap hari dikemudikannya.

"Semua yang saya antar gratis, namun jika ingin membantu bisa memberikan donasinya melalui rekening 1370005086182 atas nama HI DIY," ujarnya.

4. COVID-19 nyata adanya

Kisah Karmini, Perempuan Bantul yang Kerap Sopiri Jenazah COVID-19Karmini, driver mobil jenazah COVID-19 dari Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. (Instagram.com/pemkabbantul)

Terakhir, Karmini berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan COVID-19 karena ada dan nyata, sudah seribu lebih pasien COVID-19 di Bantul meninggal akibat terpapar COVID-19.

"Jangan sebarkan hoaks, mari kita perketat protokol kesehatan. Segera melapor jika terpapar COVID-19," pungkasnya.

Baca Juga: Guru SMP Gunungkidul Pimpin Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo  

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya