DPRD DIY Minta Warga Bantul Jangan Menolak Kedatangan Pemudik

Dusun Samen Bantul dua kali tolak warganya pulang kampung

Bantul, IDN Times - ‎Anggota DPRD DIY menyoroti masih adanya penolakan warga terhadap pemudik yang pulang  kampung. Salah satunya, penolakan sebagian warga di Dusun Samen, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Bahkan di dusun tersebut terjadi dua kali kasus penolakan pemudik yang pulang kampung,

Penolakan pemudik yang pulang kampung seharusnya tidak terjadi apabila ada sosialisasi yang masif dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 baik di tingkat desa maupun dusun.

Baca Juga: Kronologi Penolakan Kedatangan Dua Warga Dusun Samen

1. Warga yang menolak perlu dipahamkan protokol kesehatan bagi pemudik yang pulang kampung‎

DPRD DIY Minta Warga Bantul Jangan Menolak Kedatangan PemudikDua santri yang akan pulang kampung ditolak warga karena ketakutan tertular COVID-19. IDN Times/Istimewa

Wakil Ketua Komisi A, DPRD DIY, Suwardi mengatakan penolakan dari warga terhadap para pemudik dengan alasan takut tertular COVID-19 disebabkan kurangnya sosialisasi dan juga edukasi. Suwardi menambahkan tugas sosialisasi harus terus dilakukan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 yang ada di tingkat desa maupun dusun.

"Aturannya kan tidak boleh ada penolakan dari pemudik yang pulang kampung. Dan warga yang menolak ini perlu dipahamkan dan tugas dari gugus tugas untuk memberikan sosialisasi kepada warga," katanya di sela-sela mengunjungi rumah karantina desa Saemaul, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jumat (17/4).

2. Jangan sampai ada pemudik yang telantar karena ditolak warga pulang kampung‎

DPRD DIY Minta Warga Bantul Jangan Menolak Kedatangan PemudikRumah karantina dusun di Dusun Kaligondang, Desa Sumbermulyo Kecamatan Bambanglipuro Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Politisi senior Partai Golkar ini juga menyatakan bagi para pemudik atau pendatang juga harus mentaati aturan atau protokol kesehatan. Pemudik harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, melapor kepada kepala dusun, desa dan jika ada gejala segera memeriksakan diri ke puskesmas.

"Jadi para pemudik yang pulang kampung dan menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) ini dipantau kesehatannya ketika sudah ada laporan yang resmi," ujarnya.

Mantan anggota DPRD Bantul tiga periode ini, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sumbermulyo, karena sudah menyiapkan tiga tempat karantina desa dan 16 karantina di tingkat dusun. Dengan adanya fasilitas itu, ketika ada pemudik yang pulang kampung dan tidak punya tempat untuk karantina bisa menempati rumah karantina milik dusun.

"Jadi jangan sampai ada pemudik yang pulang kampung ini telantar. Dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti ini butuh kebersamaan warga, melibatkan tokoh masyarakat, desa maupun pihak swasta," katanya.

3. Rumah karantina Desa Saemaul masih dipakai mengkarantina 5 warga

DPRD DIY Minta Warga Bantul Jangan Menolak Kedatangan PemudikPenanggung jawab rumah karantina Saemaul, Desa Sumbermulyo, Supriyanto. IDN Times/Istimewa

Sementara itu penanggung jawab rumah karantina Desa Saemaul, Desa Sumbermulyo, Supriyanto mengatakan hingga saat ini rumah karantina desa masih menampung 5 pemudik. Mereka terdiri 2 pemudik dari Jakarta dan Bali yang ditolak kedatangannya oleh warga Dusun Samen dan 1 pemudik dari Karawang, Jawa Barat yang merupakan warga Dusun Derman.

"Sampai saat ini masih ada 5 pemudik yang kita tampung di rumah karantina desa dan semuanya berasal dari keluarga miskin. Karena salah satu persyaratan ditampung di rumah karantina desa adalah dari keluarga tidak mampu," ujarnya.‎

Baca Juga: Bilik Swab Buatan Dosen UGM, Menghemat Penggunaan APD 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya