Dinkes Bantul Gelar Sero Surveilans bagi Nakes dan Pelayan Publik

Untuk mengetahui tingkat herd immunity masyarakat Bantul

Bantul, IDN Times - ‎Pemerintah Kabupaten Bantul menggelar kick-off vaksinasi COVID-19 Booster bagi masyarakat umum pada Senin (17/1/2022). Bersamaan dengan itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul juga melakukan sero surveilans titer antibodi kuantitatif bagi tenaga kesehatan dan pelayanan publik.

Baca Juga: Warga Krebet Bantul Kembali Gelar Tradisi Merti Dusun

1. Seribuan tenaga kesehatan dan pelayan publik akan jadi sampel

Dinkes Bantul Gelar Sero Surveilans bagi Nakes dan Pelayan PublikKepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharja.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinkes Bantul, Agus Budi Raharja, mengatakan sero surveilans ini dilakukan untuk mengetahui titer antibodi dari kelompok tenaga kesehatan dan pelayanan publik untuk mengetahui herd immunity yang sudah dicapai di Kabupaten Bantul.

"Kenapa sero surveilans titer antibodi kuantitaif kita lakukan? Karena kita ingin memberikan bukti dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengikuti vaksinasi dan juga vaksinasi booster. Apalagi saat ini muncul ancaman COVID-19 jenis Omicron dan gelombang ketiga bisa diproteksi dengan vaksinasi," ujarnya, Senin (17/1/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Bud ini menjelaskan, pihaknya akan mengambil sampel dari 1.008 orang tenaga kesehatan dan pelayanan publik untuk melakukan sero surveilans. Bupati Bantul menjadi salah satu orang yang diambil sampelnya.

"Jadi untuk metodologinya nantinya dari UGM dan kita terima hasil secara ilmiah dari UGM. Hasil sero surveilans akan keluar pada bulan Februari 2022 mendatang," ujarnya.

2. Sasar vaksinasi booster ke 667 ribu orang

Dinkes Bantul Gelar Sero Surveilans bagi Nakes dan Pelayan PublikWarga lansia di Bantul ikuti vaksinasi booster di Dinas Kesehatan Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Agus menjelaskan, sasaran vaksinasi booster akan merujuk pada data jumlah warga yang telah divaksinasi dosis kedua, yaitu sekitar 667 ribu orang. Kendati, pemberian booster waktunya akan berbeda-beda karena syarat jarak vaksinasi dosis kedua dan booster minimal enam bulan.

"Anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah divaksin tentu akan diberikan secara bertahap. Untuk stok vaksin untuk booster juga akan menyesuaikan pada pelaksanaan. Namun pada prinsipnya stok vaksin aman untuk booster," ungkapnya.

Lebih jauh, Agus mengatakan, pencapaian vaksinasi sampai hari ini adalah 86,25 persen untuk dosis pertama dan 74,16 persen untuk dosis kedua. Sementara, vaksinasi anak usia 6-11 tahun mencapai 94,85 persen dengan seluruh institusi SD sederajat sudah tercapai 100 persen.

"Jadi yang belum tervaksin karena kendala saat vaksin tidak masuk karena sakit atau tidak lolos screening," tuturnya.

3. Hasil sero surveilans untuk pertimbangan pengambilan kebijakan kesehatan di Bantul‎

Dinkes Bantul Gelar Sero Surveilans bagi Nakes dan Pelayan PublikBupati Bantul, Abdul Halim Muslih. IDN Times/Daruwaskita

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengharapkan imunitas masyarakat akan semakin kuat lewat vaksinasi booster. Apalagi, dunia sedang menghadapi varian Omicron yang diketahui sudah masuk ke Indonesia.

Di sisi lain, hasil sero surveilans yang dilakukan Dinkes Bantul akan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan kesehatan di Kabupaten Bantul

"Kita ini kan belum memiliki informasi yang akurat seberapa besar herd immunity masyarakat setelah divaksin. Hanya teori setelah vaksinasi mencapai 70 persen diyakini tercapai herd immunity atau terbentuk tapi akan lebih meyakinkan lagi jika dilakukan Sero Surveilans Titer Antibodi Kuantitatif," ujarnya.

Baca Juga: 57 Ribu Anak Usia 6-11 Tahun di Bantul Sudah Vaksinasi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya