BPBD Gunungkidul Ajukan Peningkatan Status Tanggap Darurat Kekeringan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Hujan yang diprediksi bakal turun merata di akhir bulan November ternyata belum terjadi hingga awal Desember. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul pun mengajukan draf peningkatan status darurat kekeringan karena dana untuk dropping air sudah habis.
Baca Juga: Belasan Anakan Ular Kobra Muncul ke Permukiman Warga di Gunungkidul
1. Peningkatan status tanggap darurat kekeringan sulit untuk disetujui
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan pengajuan draf peningkatan status tanggap darurat pada akhir tahun anggaran akan sulit memperoleh persetujuan dari Bupati. Namun, pengajuan harus dibuat karena dana dropping air sama sekali sudah habis.
"Ya semua saya serahkan kepada pimpinan, apakah akan menyetujui atau tidak mengingat waktu yang sangat mepet," katanya ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (5/12).
2. Warga diminta bersabar
Menurut Edy, tanpa adanya anggaran untuk dropping air, BPBD tidak bisa melayani permintaan dropping air bersih kepada warga yang membutuhkan. Padahal, warga yang terdampak bencana kekeringan berada di 16 kecamatan dengan jumlah 143.398 jiwa.
"Kalau ada yang minta bantuan dropping maka harus bersabar karena tidak mungkin melayani semuanya. Masih ada beberapa tangki air bersih bantuan dari pihak swasta," terangnya.
"Namun yang resmi mengajukan bantuan air bersih ke BPBD sampai saat ini belum ada," tambah Edy lagi.
3. Berharap masih ada bantuan pihak ketiga untuk dropping air
Lebih jauh, Edy berharap pihak swasta ikut mengulurkan bantuan dropping air bersih sampai hujan benar-benar turun merata dan kesulitan air bersih teratasi.
"Jika ada bantuan droping air bersih maka akan kita arahkan pada warga yang benar-benar membutuhkan dan jangan sampai salah sasaran," ujarnya.
Baca Juga: Anggaran Dropping Air Habis, BPBD Gunungkidul Andalkan Bantuan Swasta