Belasan Pasien COVID-19 Sempat Tertahan di IGD RSUD Wonosari

Mulai buka layanan di tenda untuk pasien non COVID-19

Gunungkidul, IDN Times - ‎Pasien COVID-19 yang mendapatkan perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wonosari masih menumpuk dan belum terurai pada Selasa (6/5/2021) petang. Manajemen rumah sakit menambah jumlah tempat tidur agar pasien COVID-19 di IGD dapat segera terurai dan pindah ke bangsal.

Baca Juga: Kabur dari IGD RS Wonosari, Pasien COVID-19 Ditemukan Tewas di Selokan

1. Ada 15 pasien yang sempat tertahan di IGD karena tempat tidur penuh‎

Belasan Pasien COVID-19 Sempat Tertahan di IGD RSUD WonosariIlustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati, menjelaskan antrean pasien COVID-19 di IGD mencapai 15 orang dan belum masuk ke bangsal isolasi sehingga pihaknya memutuskan untuk menambah jumlah tempat tidur.

"Kami mulai menambah 14 tempat tidur sehingga total tempat tidur untuk pasien COVID-19 menjadi 75 tempat tidur. Yang 14 pasien masuk dulu ke ruang isolasi," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh wartawan, Rabu (7/7/2021).

2. Buka layanan kesehatan pasien non COVID-19 di tenda‎

Belasan Pasien COVID-19 Sempat Tertahan di IGD RSUD WonosariSejumlah pasien menjalani perawatan di tenda barak yang dijadikan ruang IGD RSUP Dr Sardjito, Sleman, Minggu (4/7/2021). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Meski IGD terisi pasien COVID-19 namun untuk pelayanan non COVID-19 masih tertangani sebab pihaknya sudah membuka tenda yang digunakan untuk penanganan pasien non COVID-19.

"Kalau IGD ada pasien COVID-19, maka pelayanan untuk pasien non COVID-19 di tenda," ungkapnya.

Lebih jauh Heru mengatakan pihaknya saat ini terpaksa menutup satu bangsal karena banyak tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 dan harus menjalani isolasi dan berdampak kekurangan tenaga medis.

"Bangsal yang ditutup bangsal perawatan kelas tiga untuk pasien bedah. Nantinya pasien yang seharusnya dirawat di bangsal tersebut bisa dipindahkan ke bangsal kelas lain yakni kelas dua atau kelas satu," ujarnya.

"Saat ini ada 42 perawat yang masih menjalani isolasi mandiri dari sebelumnya yang berjumlah 97 orang nakes,"t ambahnya lagi.

3. Pada bulan Juni kebutuhan oksigen tembus sembilan juta liter‎

Belasan Pasien COVID-19 Sempat Tertahan di IGD RSUD WonosariIlustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Ditanya tentang kebutuhan oksigen untuk pasien, Heru mengatakan terjadi lonjakan pasien COVID-19 berdampak pada kebutuhan oksigen yang bertambah banyak namun masih bisa tercukupi dengan mesin generator oksigen yang dimiliki. Generator sudah di-upgrade namun untuk mesin masih menunggu kiriman dari Belgia.

"Untuk penggunaan bulan Juni 2021 yang lalu mencapai sembilan juta liter oksigen. Padahal sebelumnya hanya sekitar 5,5 juta liter oksigen per bulan," ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati mengatakan RSUD Saptosari nantinya juga akan dilengkapi dengan generator oksigen seperti di RSUD Wonosari dan saat ini masih berproses.

"Setelah terpasang dan bisa memproduksi oksigen maka tempat tidur juga akan ditambah," pungkasnya.‎

Baca Juga: RSUD Wonosari Mampu Produksi Oksigen 7,7 Juta Liter Per Bulan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya